1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis saat ini menjadi kompleks dan membuat perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem
yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengintegrasikan keseluruhan sistem yang dimiliki. Banyak perusahaan berusaha untuk mengadopsi teknologi
informasi yang terbaru untuk mempermudah dalam memperoleh informasi secara real time Sudirman, 2010. Pada perusahaan besar seperti Matahari, Hero
Supermarket dan Carrefour tentu tidak mungkin mengerjakan pembukuan secara manual. Perusahaan-perusahaan tersebut mengolah data dari setiap transaksi
menjadi laporan-laporan, yaitu informasi yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan perusahaan serta untuk pengambilan keputusan tertentu. Laporan
tersebut dihasilkan oleh sistem informasi conceptual system, yang dapat dipergunakan sebagai suatu feedback mechanism untuk mengevaluasi kegiatan
operasi perusahaan Gondodiyoto, 2007. Faktor utama yang menyebabkan akuntansi manajemen harus mengalami
perubahan adalah perkembangan pesat teknologi terutama teknologi informasi dan manufaktur. Perubahan tersebut berpengaruh pada proses produksi dan
penyediaan informasi akuntansi manajemen yang berkaitan dengan produk. Semakin meningkatnya kemampuan komputer menyebabkan perubahan terhadap
2 akuntan manajemen dalam mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, serta
melaporkan data. Industri perbankan selalu mengalami transformasi besar yang akan mengubah kegiatan perbankan. Keberadaan ATM, kartu debit, dan yang
paling baru adalah internet-banking, merupakan contoh dari transformasi yang telah terjadi di industri perbankan Suwaldiman, 2009.
Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis. Ada berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan
teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing EDP Systems, Data Processing Systems DPS, Decision Support System DSS,
Management Information System MIS, dan Accounting Information System AIS. Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap bidang
akuntansi manajemen selaku bidang penghasil informasi dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen Maharsi,
2000. Teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan baik besar maupun
kecil telah berubah menjadi sangat rumit dan kompleks. Pengembangan pada Teknologi Informasi TI telah secara signifikan merubah metode yang digunakan
perusahaan untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi. Oleh karena itu, auditor menghadapi banyak lingkungan TI yang mengatur data dalam media
elektronik dibandingkan data dalam media kertas Cerullo dan Cerullo, 2003. Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin tingginya
risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Hal ini menyulitkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi kualitas
3 laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor
independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan tersebut. Namun ironisnya, pada kondisi di lapangan tidak
banyak para auditor yang bisa memanfaatkan akses dari peranan teknologi informasi dalam mengaudit sistem informasi yang berbasis pada komputerisasi
akuntansi baik pada saat input, proses sampai dengan output. Mengingat brainware dibidang auditor yang mengenal teknologi informasi masih relatif
sedikit karena walaupun teknologi informasi sudah menjadi umum dalam dunia bisnis namun tidaklah banyak yang sesuai dapat menjawab standar keilmuan.
Misalnya dalam memenuhi kebutuhan audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dimana peluang ini masih jarang diminati para programmer yang
memahami ilmu ekonomi dan akuntansi yang juga diberikan keahlian dalam bidang pemrograman komputer Nugroho, 2009.
Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Pradutaningrum dan
Januarti, 2012. AICPA 2001 menyatakan bahwa auditor laporan keuangan dianjurkan untuk mengubah strategi audit terkait dengan perubahan yang
diakibatkan oleh teknologi informasi TI yang digunakan klien. Menurut Rios- Figueroa dan Cardona 2013, auditor menggunakan penilaian profesional untuk
mengumpulkan dan melakukan evaluasi bukti dalam menerbitkan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan.
Judgment sebagai proses kognitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Dalam membuat suatu judgment, auditor akan mengumpulkan
4 berbagai
bukti relevan
dalam waktu
yang berbeda
dan kemudian
mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut Pradutaningrum dan Januarti, 2012. Kantor Akuntan Publik harus mempertimbangkan pengalaman
serta pengetahuan yang dimiki auditor yang mempengaruhi proses penetapan keputusan dalam audit.
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK untuk manajemen informasi pengelolaan keuangan negara di sisi eksekutif-pemerintahan
sebagai auditee maupun di sisi Badan Pemeriksa Keuangan BPK sebagai auditor, untuk mendapatkan informasi elektronik sebagai bukti audit telah
memengaruhi para auditor memilih teknik auditnya. BPK sebagai auditor negara yang berwenang melaksanakan pemeriksaan audit atas pengelolaan keuangan
negara telah menerbitkan standar auditnya, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara SPKN. Standar ini antara lain mengatur bahwa BPK dapat
melaksanakan pengumpulan bukti audit dengan teknik continous auditing yang oleh BPK diaplikasikan dalam sistem aplikasi e-Audit Darono, 2014. E-Audit
adalah pengawasan melalui pusat data BPK yang menggabungkan data elektronik BPK e-BPK dengan data elektronik auditee atau pihak yang diperiksa oleh BPK
seperti kementerian negara, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan lain-lain. Melalui sinergi data dengan pihak yang diperiksanya, nantinya BPK akan dapat
melakukan perekaman, pengolahan, pertukaran, pemanfaatan dan monitoring data yang bersumber dari berbagai pihak, dalam rangka melakukan pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara. Sebagai langkah awal untuk mempermudah
5 pembentukan BPK Sinergi, BPK membuat kesepakatan bersama atau nota
kesepahaman dengan pihak auditee BPK RI, 2011. Risiko atas kecurangan dalam praktek sistem sudah terjadi. Salah satunya
adalah teknik salami dimana bagian program yang memotong sebagian kecil dari nilai transaksi yang besar dan menggumpulkan potongan-potongan ini dalam
suatu periode tertentu. Praktik lainnya seperti trojan horse, data tampering, round down technique, virus, pencurian data dan sabotase dengan hacking Romney dan
Steinbart, 2006. Berikut merupakan 10 besar isu internal auditor dalam perusahaan teknologi pada tahun 2015 menurut KPMG:
Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015
No. Isu
Contoh Masalah
1.
Cybersecurity Konsekuensi
yang mahal
dari pembocoran data seperti investigasi,
denda hukum,
penggantian atas
kehilangan pelanggan, kerusakan reputasi atas hilangnya data pelanggan, hilangnya
properti intelektual dan modal serta informasi perusahaan yang penting.
2.
Pengamanan kekayaan intelektual
IP Intellectual Property manajemen proses tidak sejalan dengan persyaratan
peraturan, strategi IP tidak sejalan dengan strategi bisnis dan produk.
3. Evolusi model bisnis