Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Auditor Plan Judgment

51

D. Pengembangan Hipotesis

1. Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Auditor Plan Judgment

Auditor harus memiliki pengetahuan memadai tentang Sistem Informasi Komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan untuk menerapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit yang digunakan. SA Seksi 335 PSA No. 57 menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam lingkup sistem informasi komputer. Menurut Gonodiyoto 2007, pengetahuan teknologi informasi dan akuntansi perlu diberikan pada tahapan pelatihan dan pendidikan. Penelitian yang dilakukan Hunton et al. 2001 dalam Brazel 2004 menyimpulkan ketika keahlian SIA meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada kinerja auditor dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan SIA. Auditor yang memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi seharusnya memiliki dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyiapkan progam audit dan penganggaran waktu yang efektif dalam lingkup SIA yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Brazel 2004 mengenai pengaruh keahlian sistem informasi akuntansi auditor dan kompetensi computer assurance specialist terhadap auditor plan judgment dengan sampel yang diambil dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika Serikat pada tahun 2004, hasilnya menunjukkan bahwa keahlian SIA auditor dapat memainkan peran yang signifikan dalam lingkungan SIA yang kompleks 52 atas audit plan judgment. Hasil penelitian Brazel mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti 2012; Ahmad dan Zawaideh 2013; Brazel dan Agoglia 2007; yaitu keahlian Sistem Informasi Akuntansi Auditor berpengaruh dengan audit plan judgment. Dari penjelasan teoritis dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: H 1 : Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi akan merencanakan audit lebih luas dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah. 2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Auditor Plan Judgment SAS Statement on Auditing Standards No. 94 menyatakan selain menyarankan agar auditor memiliki pengetahuan yang memadai atas prosedur komputerisasi yang digunakan klien dalam menyiapkan laporan keuangan, dalam melakukan perencanaan audit dibutuhkan keahlian untuk mengevaluasi sistem TI tersebut atau mendapatkan bantuan dari spesialis yang memiliki kemampuan yang memadai. Adanya auditor TI adalah penting ketika proses audit dilakukan pada lingkup yang dominan atau signifikan dengan TI Kanellou dan Spathis, 2011. Auditor memasukan bukti pengujian CAS dalam melakukan penilaian risiko pengendalian. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa auditor cenderung memperkirakan pengujian atas pengendalian yang dilakukan oleh CAS 53 dengan kompetensi rendah lebih lemah dibandingkan dengan CAS yang lebih berkompeten Brazel, 2004; Brazel dan Agoglia, 2007. Oleh karena itu, penurunan atas tingkat kompetensi CAS cenderung mengarah pada auditor menilai risiko pengendalian lebih tinggi dan memperluas prosedur pengujian substantif Boynton, Johnson, dan Kell, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Brazel 2004 mengenai pengaruh keahlian sistem informasi akuntansi auditor dan kompetensi computer assurance specialist terhadap auditor plan judgment dengan sampel yang diambil dari Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika Serikat pada tahun 2004, hasilnya menunjukkan bahwa hasil pekerjaan CAS dengan kompetensi yang tinggi sebagai sumber bukti merencanakan audit lebih sempit. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Brazel dan Agoglia 2007; Axelsson dan Lundberg 2005, Hunton et al 2005, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 2 : Auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang tinggi akan merencanakan audit lebih sempit daripada auditor yang menggunakan bukti dari Computer Assurance Specialist dengan kompetensi yang rendah 3. Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Auditor Plan Judgment Dalam kondisi kompetensi CAS yang rendah, auditor dengan keahlian SIA yang tinggi berkemungkinan akan menilai risiko 54 pengendalian pada level yang dekat dengan maksimum kerena mereka memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk merencanakan dan melakukan prosedur substantif tambahan yang akan menutupi kekurangan dari kompetensi CAS yang rendah tersebut Ajzen 1991 dalam Brazel 2004. Dengan kondisi yang sama, auditor dengan keahlian SIA yang rendah berkemungkinan lebih mengandalkan bukti dari CAS dan tidak mengubah penilaian risiko pengendalian dan prosedur substantif, karena menutupi kekurangan kompetensi CAS akan menjadi tugas yang berat untuk mereka. Sedangkan berbeda dengan pengaruh dari auditor yang memiliki keahlian SI pada penilaian risiko pengendalian dan keluasan pengujian, diekspetasikan akan berkurang ketika kompetensi CAS tinggi, sebab akan lebih baik untuk mengandalkan bukti pengujian pengendalian CAS Brazel, 2004. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brazel 2004; Brazel dan Agoglia 2007; Hunton et al 2005, yaitu tingkat keahlian auditor atas SIA memoderasi reaksi atas kompetensi CAS dengan mempertimbangkan keluasan dan lingkup dari prosedur perencanaan audit, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H 3 : Keahlian Auditor atas Sistem Informasi memoderasi pengaruh Kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap rata-rata Audit Plan Judgment 55

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian yang menguji hipotesis dengan menggunakan metode penelitian kausal yaitu penelitian yang menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah Sekaran, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen keahlian Sistem Informasi Auditor dan kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap variabel dependen Auditor Plan Judgment. Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian Suharyadi dan Purwanto, 2013. Responden dalam penelitian ini adalah Auditor Badan Pemeriksa Keuangan BPK di Jakarta. B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian Suharyadi dan Purwanto, 2013. Sampel pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan BPK wilayah Jakarta. Sedangkan metode dalam pemilihan sampel penelitian adalah pemilihan sampel yang mudah convenience sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pengumpulan informasi dari anggota populasi yang bersedia memberikan Sekaran, 2014. 56

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka Library Research Penelitian ini digunakan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar permasalahan dapat dipecahkan. Penelitian ini dilakukan dengan membaca literatur yang ada berupa buku, artikel, internet, skripsi, tesis dan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian. 2. Penelitian Lapangan Field Research Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh langsung dari pihak pertama data primer. Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan. Metode pengumpulan data yang dipakai adalah daftar pertanyaan kuesioner. Metode kuesioner yang digunakan dengan memberikan satu kuesioner atau angket satu set tulisan tentang pertanyaan yang diolah untuk responden dalam mencatat jawabannya. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, pertama memuat pertanyaan tentang data diri responden dan kedua berisi pernyataan penelitian yang berhubungan dengan keahlian sistem informasi auditor, kompetensi computer assurance specialist dan audit plan judgment. Jenis skala yang digunakan untuk untuk menjawab bagian pertanyaan penelitian adalah skala interval likert yaitu metode yang 57 digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, variabel dependen Y yang digunakan adalah audit plan judgment sedangkan variabel independennya terdiri dari keahlian sistem informasi auditor X1 dan kompetensi Computer Assurance Specialist X2. Definisi operasional dan pengukuran untuk variabel-variabel tersebut adalah:

1. Audit Plan Judgment