pemilihan seorang pejabat maupun keputusan yang diusulkan.
23
Perilaku pemilih dan partisipasi politik merupakan dua hal tidak dapat dipisahkan. Partisipasi politik dapat terwujud dalam berbagai bentuk. Salah satu
wujud dari partisipasi politik ialah kegiatan pemilihan yang mencakup suara, sumbangan-sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, mencari
dukungan bagi seorang calon atau setiap tindakan yang bertujuan untuk mempengaruhi hasil proses pemilihan.
Dengan demikian, konsep voting berkaitan dengan pemberian suara dari seorang individu dalam rangka
ikut berpartisipasi politik.
24
Dalam menganalisis perilaku pemilih dan untuk menjelaskan pertimbangan- pertimbangan yang digunakan sebagai alasan oleh para pemilih dalam menjatuhkan
pilihannya, dikenal dua macam pendekatan yaitu, Mahzab Columbia yang menggunakan pendekatan sosiologis dan Mahzab Michigan yang dikenal dengan
pendekatan Psikologis.
25
Selain itu terdapat pendekatan rational choice yang melihat perilaku seseorang melalui kalkulasi untung rugi yang dilihat oleh individu tersebut.
26
1. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini biasa juga disebut dengan mazhab Colombia. Cikal bakalnya berasal dari Eropa, model ini kemudian dikembangkan oleh para sosiolog Amerika
Serikat yang mempunyai latar belakang Eropa. Menurut mazhab ini, pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan pengelompokan
usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, latar belakang keluarga, kegiatan-kegiatan
23
Harol. F. Gosnell, dalam Edwin R.A Salignan dan Alvin Johnson, Encyclopedia of Social Science. Vol. 15. New York The Macmillan Co 1934, hlm. 287.
24
Jack C. plano, Robert E. Ringgs dan Helenan S. Robin, Kamus Analisa Politik, Jakarta. C.V. Rajawali Press, 1985, hlm. 280.
25
Afan Gaffar, Javanese Voters: A Case Study of Election under a Hegemonic Party System. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1992, hlm. 4-9.
26
Ramlan Surbakti, Op. Cit, hlm. 187.
Universitas Sumatera Utara
dalam kegiatan formal dan informal lainnya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan pilihan-pilihan politik.
27
Interaksi yang terjadi di dalam kelompok-kelompok sosial seperti usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan dan sebagainya akan menjadi pengetahuan yang akan
membangun preferensi dan perilaku memilih seseorang sehingga kemudian akan mempengaruhi pilihan politiknya.
Bonne dan Ranney membagi tipe utama pengelompokkan sosial seperti berikut:
28
1. Kelompok Kategorial yang terdiri dari orang-orang yang memiliki satu atau
beberapa karakter khas, tapi tidak mengorganisasikan aktifitas politik dan tidak menyadari identifikasi dan tujuan kelompoknya. Pengelompokan
kategorial terbentuk berdasarkan perbedaan jenis kelamin, perbedaan usia, dan perbedaan pendidikan.
2. Kelompok Sekunder yang terdiri dari orang-orang yang memiliki ciri yang
sama yang menyadari tujuan dan identifikasi kelompoknya dan bahkan sebagian membentuk organisasi untuk memajukan kepentingan kelompoknya.
Kelompok skunder mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan kelompok kategorial. Kelompok sekunder dapat diklasifikasikan seperti :
pekerjaan, status sosial, ekonomi, dan kelas sosial, dan kelompok-kelompok etnis yang meliputi ras, agama, dan daerah asal.
3. Kelompok Primer yang terdiri dari orang-orang yang sering dan secara teratur