Tentang Majelis Ulama Indonesia Kota Depok
2. KH. Syukri
Ghozali 1981
1983 Jakarta
Munas MUI ke-2 1981
NU
3. KH. Hasan
Basri 1983
1985 Fait Accompli
Masjumi - Muhamma
diyah 1985
1990 Jakarta
Munas MUI ke-3 1985
4. Dr. KH.
Muhammad Ali Yafie
1990 2000
Jakarta Munas MUI
ke-4 1990 NU
5. Dr HC.
KH. Mohammad
Achmad Sahal
Mahfudz 2000
2014 Jakarta
Munas MUI ke-6 2000
Masjumi - NU
6. Prof. Dr.
KH. Din Syamsuddin,
MA 2014
2015 Jakarta
Fait Accompli Muhamma
diyah
7. KH Maruf
Amin 2015
Petahan a
Jakarta Fait Accompli
NU
Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Ulama_Indonesia
Ketua Umum MUI yang pertama, kedua dan ketiga telah meninggal dunia dan mengakhiri tugas-tugasnya. Sedangkan dua yang terakhir masih terus
berkhidmah untuk memimpin majelis para ulama ini.
6
Sebagai organisasi yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan muslim serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam, Majelis
Ulama Indonesia adalah gerakan masyarakat. Dalam hal ini, Majelis Ulama Indonesia tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di
kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian. Semangat ini ditampilkan dalam kemandirian dalam arti
tidak tergantung dan terpengaruh kepada pihak-pihak lain di luar dirinya dalam mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama
organisasi.
7
Dalam kaitan dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan di kalangan umat Islam, MUI tidak bermaksud dan tidak dimaksudkan untuk menjadi
organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, dan apalagi memposisikan dirinya sebagai wadah tunggal yang mewakili
kemajemukan dan keragaman umat Islam. MUI, sesuai niat kelahirannya, adalah wadah silaturrahmi ulama, zuama dan cendekiawan Muslim dari berbagai
kelompok di kalangan umat Islam.
8
Kemandirian MUI tidak berarti menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, selama dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing serta
6
https:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Ulama_Indonesia di akses pada tanggal 6 Maret
2016.
7
http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016.
8
http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016.
tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi MUI. Hubungan dan kerjasama itu menunjukkan kesadaran MUI bahwa organisasi ini hidup dalam tatanan
kehidupan bangsa yang sangat beragam, dan menjadi bagian utuh dari tatanan tersebut yang harus hidup berdampingan dan bekerja sama antar komponen
bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa. Sikap MUI ini menjadi salah satu ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin Rahmat bagi Seluruh
Alam.
9
Gambar 3.1 LogoLambang Majelis Ulama Indonesia
Sumber:
https:upload.wikimedia.orgwikipediaidff5Logo_MUI.png
Visi dan misi MUI Tabel 3.2 Visi dan Misi MUI
Visi Terciptanya Terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan
kenegaraan yang baik, memperoleh ridlo dan ampunan Allah swt baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur menuju masyarakat berkualitas khaira ummah demi terwujudnya
9
http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016.
kejayaan Islam dan kaum muslimin izzul Islam wal-muslimin dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai manifestasi dari rahmat bagi seluruh alam
rahmatan
lil „alamin.
Misi 1.
Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif dengan menjadikan ulama sebagai panutan qudwah hasanah, sehingga mampu
mengarahkan dan membina umat Islam dalam menanamkan dan memupuk aqidah Islamiyah, serta menjalankan syariah Islamiyah;
2. Melaksanakan dakwah Islam, amar ma’ruf nahi mungkar dalam
mengembangkan akhlak karimah agar terwujud masyarakat berkualitas khaira ummah dalam berbagai aspek kehidupan;
3. Mengembangkan ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan umat Islam dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut adalah sejarah beridirinya Majelis Ulama Indonesia Kota Depok:
10
a. MUI Periode Pertama Embrio, 1982-1984
Periode awal ini diakui menjadi peletak pondasi bagi terbentuknya MUI yang kuat dan tertata rapi sebagai organisasi publik yang menaungi ummat.
Meski kiprahnya secara praktik ketika itu belum nampak dan dirasakan benar. Hal itu terjadi karena beberapa alasan. Pertama, keberadaan MUI Kota Depok
yang belum diakui oleh MUI Jawa Barat menyebabkan koordinasi, pembinaan dan pengawasana tidak intensif dilakukan, dan ini berpengaruh sangat besar
bagi kinerja dan semangat pengurus baru. Kedua, pengurus MUI ketika itu
10
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
lebih banyak diisi oleh mereka yang masih aktif dalam tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil. Ketiga, konsekuensi nya pengurus belum benar-benar fokus
kepada program.
11
b. MUI Periode Kedua 1984-1990
Pada periode kepengurusan kedua inilah ada semacam geliat organisasi MUI secara perlahan namun pasti. Ketua yang baru, sangat rajin dan piawai
melobi pemuka masyarakat dan pejabat pemerintahan. MUI Kota Depok pun secara de facto diakui secara resmi oleh MUI Kabupaten Bogor. Bahkan MUI
Jawa Barat mengakui keberadaan MUI Kota Depok sejajar dengan MUI tingkat Kota. Terbukti pada setiap rapat-rapat MUI Jawa Barat yang
melibatkan MUI KabupatenKota, MUI Depok diundang dan disejajarkan dengan MUI KabupatenKota lainnya.
12
c. MUI Periode Ketiga 1991-1996
Pada periode kepengurusan MUI ketiga ini pihak Perumnas mengundang pimpinan MUI Kota Depok untuk membahas status tanah milih Perumnas
yang dipakai oleh MUI. Berangkatlah beberapa orang pengurus MUI, yang dipimpin oleh Ketua Umum. Dalam perundingan pertama, didapat kata
sepakat bahwa pihak Perumnas bersedia melepaskan tanah tersebut kepada MUI dengan syarat dibeli menurut harga yang akan ditentukan kemudian.
Pada laporan terakhir, Walikota setuju dengan harga yang diminta Perumnas, dengan catatan, bahwa pembayaran diangsur empat kali, dan pada pembayaran
ketiga, pihak Perumnas memberikan sertifikat tanah. Alhamdulillah semua berjalan lancar, tanah dan sertifikat pun telah dipegang oleh MUI dengan luas
11
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
12
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
1.320 meter persegi dilokasi yang sangat strategis. Jumlah pembayaran seluruhnya adalah Rp. 34.565.000,- berasal dari infaq, shodaqoh kaum
muslimin serta bantuan pemerintah Kota Depok. Pada tanggal 10 November 1995, diletakkanlah batu pertama pe
mbangunan Gedung Da’wah MUI oleh Walikota Depok Drs. Sofyan Safari Hamim. Pada tahun ini pula KH. A.
Somad Rahman yang sebelumnya sebagai Ketua I MUI Kota Depok ditetapkan sebagai Plh Ketua Umum menggantikan KH. Usman yang sakit.
Awal tahun1996, roda pembangunanpun berjalan dengan perlahan mengikuti dana yang tersedia. Selama dua tahun, sampai tahun 1998, pengecoran lantai
dasar dan lantai satu, dapat terselesaikan.
13
d. MUI Periode Keempat 1998-2003
Dalam masa pembangunan , Gedung Da’wah sudah mulai dilirik orang untuk digunakan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi, resepsi
pernikahan, peringatan hari besar Islam, dan lain-lain. Dengan sendirinya dana dari hasil penyewaan tersebut dapat juga membantu penyelesaian
pembangunan gedung.
14
e. MUI Periode Kelima 2003-2008
Disaat proses pembangunan gedung mendekati penyelesaian, pada tanggal 27 Desember 2003, MUI Kota Depok mengadakan Musyawarah Daerah
MUSDA II sekaligus peresmiaan penggunaan Gedung Da’wah oleh Walikota Depok, Drs. H. Badrul Kamal, MM. MUSDA II berhasil
menetapkan kepengurusan baru masa bakti 2003-2008 yaitu Drs. KH. A. Dimyathi Badruzzaman, MA sebagai ketua umum, Ir. H. Ahmad Nawawi,
13
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
14
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
MA sebagai sekretaris umum, dan H. Baharuddin Ibrahim sebagai bendahara umum.
15
Walaupun Gedung Da’wah sudah diresmikan penggunaannya, namun masih ada beberapa pekerjaan finishing yang belum dilaksanakan, seperti
pemasangan paving block, pengadaan sound system dan kursi, pekerjaan tanaman, sebagian pengecatan, dan lain-lain. Maka pada tanggal 2 Agustus
2004 MUI Kota Depok berdasarkan hasil musyawarah Pimpinan Harian membentuk Badan Pengelola Gedung Da’wah dengan tugas menyelesaikan
pembangunan, memelihara,
dan mengelola,
serta mengoptimalkan
penggunaannya.
16
Berikut adalah Susunan Pengurus MUI Kota Depok masa bakti 2014- 2019.
17
Tabel 3.3 Pengurus MUI Kota Depok periode 2014-2019
No JABATAN
NAMA I
DEWAN PENASEHAT
1. Ketua
KH. A. Shomad Rahman 2.
Wakil Ketua Drs. KH. Mudjahid AK, M.Sc
3. Wakil Ketua
Drs. H. Yuyun WS 4.
Wakil Ketua KH. Syihabudin Ahmad
5. Wakil Ketua
H. Ikbal Khan 6.
Sekretaris Dr. H. Nurwahidin, M.Ag
7. Anggota
Drs. KH. Wazir Nuri
15
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
16
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
17
Dokumen Majelis Ulama Indonesia Kota Depok diperoleh pada tanggal 26 Mei 2016.
8. Anggota
KH. Tb Iin A Dhiyauddin, SH 9.
Anggota KH. Ketut H Daimuddin, MM
10. Anggota
KH. Bahrudin Anwar 11.
Anggota KH. Maisar Yunus
12. Anggota
KH. Baidhowi Adnan 13.
Anggota Habib Muhsin Ahmad Alatas
14. Anggota
Habib Muhsin Al Hinduan 15.
Anggota KH. Lukman Hakim
16. Anggota
Drs. H. Cholik Mawardi, M.Ag
II PENGURUS HARIAN
1. Ketua Umun
Dr. KH. Ahmad Dimyathi Bz, MA 2.
Ketua Dr. KHM. Idris A Shomad, MA
3. Ketua
Drs. KH. Zainudin Maksum Ali 4.
Ketua KH. Abdullah Ya’kub
5. Ketua
Dr. KH. Muslih A. Karim, MA 6.
Ketua Drs. H. Farkhan AR
7. Ketua
Drs. KH. Bahrudin Thoyib 8.
Ketua Drs. KH. Abdullah Syafii, MM
9. Ketua
Drs. H. Hasan Bisri 10.
Ketua Dr. Ir. H. Ahmad Nawawi, MA
11. Sekretaris Umum
Dr. H. Nurwahidin, M.Ag 12.
Sekretaris Kostia Permana, SE
13. Sekretaris
Drs. H. Yayat Ruhiyat, MM
14. Sekretaris
Drs. H. Mukhtar Syarih 15.
Sekretaris H. Khairullah Ahyari, S.Si
16. Bendahara Umum
KH. Uung Ainun Najib, S.Ag 17.
Bendahara Dian Efendi Hasya, MM