TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENUTUP

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Euforia penyelenggaraan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah secara langsung menjadi fenomena yang sangat menarik untuk diulas. Kehebohan-kehebohan dalam penyelenggaraan pilkada menjadi suatu kelaziman yang terjadi tanpa disadari oleh semua pihak. Masyarakat sibuk dengan dukungan untuk memenangkan pasangan calon kepala daerah yang mereka usung. Kemudian deretan spanduk dan baliho pasangan calon kepala daerah di sepanjang jalan dan fasilitas umum menjadi pemandangan biasa. Pemandangan yang tentunya kurang “menyejukkan mata” bagi orang yang melihatnya. Dinding-dinding bangunan ataupun ruang kosong lainnya menjadi target utama untuk pemasangan poster pasangan calon kepala daerah. 1 Presiden Jokowi mengesahkan dua Undang-Undang UU selanjutnya terkait pemilihan kepala daerah pilkada selanjutnya serentak pada 18 Maret 2015. Pengesahan itu tercantum dalam UU nomor 82015 dan UU nomor 92015. UU Nomor 82015 tentang perubahan atas UU nomor 12015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU Nomor 12014 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi UU. Sedangkan UU Nomor 92015 tentang pemerintahan daerah. Kedua UU itu sebelumnya telah disetujui secara aklamasi dalam rapat paripurna DPR, di ruang sidang paripurna DPR, Jakarta, pada Selasa 172, yang dipimpin oleh wakil ketua 1 Rahmat Hollyson Mz, Sri Sundari, Pilkada Penuh Euforia, Miskin Makna Jakarta: Penerbit Bestari, 2015, h.13 DPR Fadli Zon. Dalam UU tersebut ditegaskan bahwa pemilihan gubernur, bupati, dan walikota dilaksanakan setiap 5 tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah NKRI. Pemilihan diselenggarakan melalui 2 tahapan, yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan, bunyi pasal 5 ayat 1 UU tersebut seperti dilansir di website Setkab, Kamis 2632015. 1 Pilkada merupakan kegiatan bersama yang menuntut peran masyarakat secara keseluruhan, pilkada sebagai pesta demokrasi dan perhelatan bangsa merupakan kerjasama kolektif nasional dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menyukseskannya. Keberhasilan penyelenggaraan pilkada adalah apabila dilaksanakan tepat pada waktunya, berlangsung dalam keadaan aman dan tertib, serta ikut berperannya masyarakat dalam pelaksanaannya secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil. Bukan hanya masyarakat yang berperan penting dalam pelaksanaan pilkada, namun lembaga pemerintah dan non-pemerintahan juga mempunyai peran dalam pelaksanaan pilkada tersebut. Peran lembaga non pemerintahan seperti Majelis Ulama Indonesia MUI selanjutnya sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pilkada Kota Depok. MUI sebagai lembaga swadaya masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan islam di Indonesia dimaksudkan untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. 2 Partai-partai politik mulai disibukkan untuk membuat strategi khusus untuk memenangkan kadernya pada perebutan kekuasaan di daerah, baik itu 1 http:news.detik.comberita2870142jokowi-sahkan-uu-pilkada-serentak diakses pada tanggal 4 Maret 2016. 2 http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016. pada jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota atau pun Bupati dan Wakil Bupati. Dengan diberlakukannya pemilihan kepala daerah Pilkada secara serentak bagi mereka, partai besar khususnya, pilkada sangat menentukan nasib partainya kedepan. Namun, mereka kadang kurang jeli, bahwa budaya masyarakat dan tradisi yang dimiliki suatu daerah juga bisa mempengaruhi proses politik di daerah tersebut. Daerah-daerah yang masyarakatnya sering menempatkan opinion leader sebagai posisi teratas dalam kehidupan berbangsa. Opinion leader pemimpin opini, pemuka pendapat tidak bisa dianggap remeh bagi partai-partai yang akan memenangkan calonnya untuk menduduki jabatan kepada daerah. Sebab, ditangan merekalah perubahan masyarakat sering kali menjadi penentu. Ini berarti dalam pilkada serentak tahun 2015, peran opinion leader tidaklah sedikit. Melalui pilkada diharapkan adanya penguatan dan peningkatan kualitas seleksi kepemimpinan nasional yang berbasis dukungan riil rakyat, menguatkan akuntabilitas dan legitimasi elit lokal, optimalisasi partisipasi masyarakat serta kualitas keterwakilan rakyat, yang pada akhirnya terjadi pemberdayaan politik masyarakat secara keseluruhan. Pilkada yang merupakan agenda politik bangsa yang dilaksanakan dari, untuk dan oleh rakyat merupakan kesinambungan proses demokratisasi politik. Dengan itu diharapkan akan melahirkan kebijakan politik dan pembangunan dengan memberikan bobot partisipasi masyarakat. Pilkada pada hakekatnya harus juga dilihat dalam konteks yang lebih luas yakni membangun tradisi politik yang menitikberatkan pemberdayaan politik masyarakat, sebagai sarana pendidikan politik, pematangan berdemokrasi, komunikasi dan jaring politik dalam mempertemukan berbagai aspirasi masyarakat melalui kepemimpinan yang terpilih yang pada akhirnya akan membangun budaya politik yang bermartabat. Seperti yang diketahui, tanggal 9 Desember 2015 lalu Indonesia melaksanakan Pilkada Serentak. Ada 269 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak, yakni yang terdiri atas 9 provinsi, 36 kota, dan 224 kabupaten. Daftar ini sudah memasukan kembali tiga daerah yang semula pelaksanaan Pilkada-nya akan ditunda hingga ke Februari 2017, yakni: Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, dan Kota Surabaya Jawa Timur. 3 Salah satunya yaitu di provinsi Jawa Barat yakni Kota Depok. Untuk menyukseskan pilkada Kota Depok 2015, maka diperlukan peran dari opinion leader atau pemuka pendapat. Seorang pemuka pendapat juga berperan aktif dalam penyampaian suatu informasi di masyarakat. Yang peneliti maksud opinion leader disini adalah para kiai, sultan pemimpin kerajaan, pastur, romo, kepala suku dan tokoh-tokoh kelompok masyarakat yang mempunyai massa yang tidak sedikit. Saat ini masyarakat kebanyakan masih menempatkan pemimpin opini sebagai tokoh panutan. Kiai misalnya ditempatkan pada posisi yang sangat menentukan dalam kehidupan masyarakat. Jika kiai dicitrakan sebagai representasi simbolik dari kekuatan keagamaan, maka kiai mempunyai pengaruh besar di masyarakat. 3 http:www.komnasham.go.idPilkada202015penyelenggara.html diakses pada tanggal 6 Maret 2016.