Opinion Leader TINJAUAN TEORITIS
komunikasi. Seorang opinion leader yang mampu membuat instruksi terstuktur adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal
untuk memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang muncul.
12
d. The Relinquising Style
Gaya ini lebih dikenal dengan gaya komunikasi agresif, artinya pengirim pesan atau komunikator mengetahui bahwa lingkungannya berorientasi pada
tindakan action oriented. Komunikasi semacam ini sering kali dipakai untuk mempengaruhi orang lain dan memiliki kecenderungan memaksa. Tujuan
utama komunikasi dinamis ini adalah untuk menstimuli atau merangsang orang lain berbuat lebih baik dan lebih cepat dari saat itu. Untuk penggunaan
gaya ini lebih cocok digunakan untuk mengatasi persoalan yang bersifat kritis namun tetap memperhatikan kemampuan yang cukup untuk menyelesaikan
persoalan tersebut bersama-sama.
13
e. The Dynamic Style
Dalam sebuah komunikasi kelompok tidak semua hal dikuasai oleh opinion leader, baik dalam percakapan hingga pengambilan keputusan.
Bekerja sama antara seluruh anggota lebih ditekankan dalam model komunikasi jenis ini. Komunikator tidak hanya membicarakan permasalahan
tetapi juga meminta pendapat dari seluruh anggota komunikasi. Komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat atau
12
https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader- hafis-muadab.pdf
diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
13
https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader- hafis-muadab.pdf
diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
gagasan orang lain. Komunikator tidak memberi perintah meskipun ia memiliki hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Untuk itu
diperlukan komunikan yang berpengatahuan luas, teliti serta bersedia bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan.
14
f. The Withdrawal Style
Deskripsi konkret dari gaya ini adalah independen atau berdiri sendiri dan menghindari komunikasi. Tujuannya adalah untuk mengalihkan persoalan
yang tengah dihadapi oleh kelompok. Gaya ini memiliki kecenderungan untuk menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif. Akibat
yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk
berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
15
Menurut Everett M. Rogers ada tiga cara mengukur dan mengetahui adanya opinion leader yaitu:
16
1 Sosiometric Method
Dalam metode ini, masyarakat ditanyakan kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari informasi atau nasehat mengenai masalah
kemasyarakatan yang dihadapinya. Pemimpin adalah mereka yang menjadi anggota masyarakat tersebut dan memiliki informasi terbanyak, teknik ini
14
https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader- hafis-muadab.pdf
diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
15
https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader- hafis-muadab.pdf
diakses pada tanggal 15 Maret 2016.
16
Eko Harry Susanto, Komunikasi Politik; Pesan, Kepemimpinan dan Khalayak Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, h.33-34
paling valid untuk menentukan siapa pemimpin dalam masyarakat yang sesuai dengan pandangan para pengikutnya.
2 Informant’s Rating
Metode ini mengajukan pertanyaan tertentu kepada orangresponden yang dianggap sebagai sumber inforamsi dalam masyarakat mengenai siapa
pemimpin masyarakat yang benar-benar mengenal masyarakatnya. 3
Self Designing Method Metode ini mengajukan pertanyaan kepada responden seberapa jauh ia
menganggap dirinya sebagai pemimpin dalam masyarakat. Ketiga metode tersebut menunjukkan posisi maupun peran pemuka
pendapat sebagai pemimpin dan sumber informasi yang pendapatnya dipercaya oleh khalayaknya.
17
Opinion leader adalah seorang yang memiliki kelebihan, atau keunggulan dari masyarakat pada umumnya, dan oleh sebab itu seorang
pemuka pendapat opinion leader memiliki kelebihan karakter tersendiri di bandingkan orang kebanyakan.
4. Peran Opinion Leader
Peran opinion leader menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi. Khususnya dipedesaan, berbagai perubahan
dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan oleh opinion leader. Pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat, sebagai contoh agar ikut serta
17
Eko Harry Susanto, ...., h.33-34
secara aktif dalam pembangunan opinion leader dapat berperan sebagai tokoh sentral dalam pembangunan, khususnya dipedesaan.
Terdapat beberapa peran yang dilakukan opinion leader, menurut Wells dan Prensky, setidaknya ada 3 tiga peran opinion leader dalam
mempengaruhi proses pengambilan keputusan yaitu:
18
a. Authority figure, disini opinion leader berperan sebagai pemberi
informasi, anjuran atau pengalaman pribadinya dengan tujuan untuk membantu konsumen memuaskan keinginannya. Orang-orang yang
termasuk authority figure adalah keluarga, teman dan relasi. b.
Trend setter yaitu seseorang yang pengalaman pribadinya diikuti oleh
orang lain. Konsumen ini mempunyai gaya hidup untuk ditiru, meskipun tidak peduli apakah orang lain akan mengikuti gaya
hidupnya atau tidak. Trend setter pada umumnya merupakan seseorang yang terkenal seperti bintang film atau olahragawan.
c. Local opinion leaders yaitu seorang individu yang berada di dalam
kelompok referensi positif, memberikan anjuran dan pengalaman pribadi tentang produk mana yang sebaiknya dipilih seseorang agar
dapat diterima dalam kelompok tersebut. Kredibilitas seorang individu berdasarkan kenyataan bahwa mereka menggunakan produk itu dan
menjadi bagian dari kelompok tersebut.
18
http:digilib.unila.ac.id194333BAB20II.pdf