Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

politik, pematangan berdemokrasi, komunikasi dan jaring politik dalam mempertemukan berbagai aspirasi masyarakat melalui kepemimpinan yang terpilih yang pada akhirnya akan membangun budaya politik yang bermartabat. Seperti yang diketahui, tanggal 9 Desember 2015 lalu Indonesia melaksanakan Pilkada Serentak. Ada 269 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak, yakni yang terdiri atas 9 provinsi, 36 kota, dan 224 kabupaten. Daftar ini sudah memasukan kembali tiga daerah yang semula pelaksanaan Pilkada-nya akan ditunda hingga ke Februari 2017, yakni: Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, dan Kota Surabaya Jawa Timur. 3 Salah satunya yaitu di provinsi Jawa Barat yakni Kota Depok. Untuk menyukseskan pilkada Kota Depok 2015, maka diperlukan peran dari opinion leader atau pemuka pendapat. Seorang pemuka pendapat juga berperan aktif dalam penyampaian suatu informasi di masyarakat. Yang peneliti maksud opinion leader disini adalah para kiai, sultan pemimpin kerajaan, pastur, romo, kepala suku dan tokoh-tokoh kelompok masyarakat yang mempunyai massa yang tidak sedikit. Saat ini masyarakat kebanyakan masih menempatkan pemimpin opini sebagai tokoh panutan. Kiai misalnya ditempatkan pada posisi yang sangat menentukan dalam kehidupan masyarakat. Jika kiai dicitrakan sebagai representasi simbolik dari kekuatan keagamaan, maka kiai mempunyai pengaruh besar di masyarakat. 3 http:www.komnasham.go.idPilkada202015penyelenggara.html diakses pada tanggal 6 Maret 2016. Melihat permasalahan diatas, maka peneliti memilih untuk meneliti tentang “Peran Opinion Leader Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Depok dalam Pilkada Kota Depok 2015”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya sebatas membahas peran MUI terkait pilkada Kota Depok 2015 dari tanggal 24 Agustus 2015, sampai dengan masa tenang sebelum pemilihan yaitu tanggal 6 Desember 2015 di media www.hariandepok.com dan www.depoknews.id . 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat rumusan permasalahan yang diangkat dari objek penelitian. Maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: a. Peran apa yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Depok dalam menyukseskan Pilkada Kota Depok 2015? b. Bagaimana sikap Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Depok dalam menyukseskan Pilkada Kota Depok 2015?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk menjawab rumusan masalah terkait peran opinion leader MUI dalam menyikapi dan menyukseskan Pilkada Kota Depok 2015. a. Untuk mengetahui peran apa yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Depok dalam menyukseskan Pilkada Kota Depok 2015. b. Untuk mengetahui bagaimana sikap Majelis Ulama Indonesia MUI Kota Depok dalam menyukseskan Pilkada Kota Depok 2015.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Segi Akademis Kegiatan penelitian ini merupakan stimulus dan kesempatan bagi penulis untuk mengeksplorasi lebih jauh materi-materi yang didapatkan di bangku perkuliahan yang kemudian diaktualisasikan dalam sebuah tulisan ilmiah yang mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan serta wawasan untuk mempelajari langsung langkah dan peran opinion leaders MUI dalam membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Serta sebagai referensi kepustakaan di bidang ilmu komunikasi massa, khususnya media cetak. b. Segi Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan wacana ideal khususnya untuk penulis dan umumnya untuk masyarakat luas yang menggeluti di bidang komunikasi yang kemudian direalisasikan dalam bentuk tindakan yang konkret dari konsep dan wacana yang disajikan.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini tentang “Peran Opinion Leader Majelis Ulama Indonesia MUI dalam Pilkada Kota Depok 2015”. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap hasil penelitian lain yang mempunyai kemiripan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Peneliti menemukan jurnal di internet. Dalam jurnal Peran Nahdhatul Ulama’ Sebagai Opinion Leader Dalam Membangun Politik Demokrasi Di Indonesia yang ditulis oleh Hafis Muaddab dijelaskan bahwa peran politik NU sebagai opinion leader, tersebut dibangun dalam tiga fungsi 1 fungsi kultur sosial, 2 fungsi advokasi dan literasi politik, 3 fungsi jejaring sosial. Fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu rangkaian yang saling terkait satu dengan yang lain. Bekerjanya salah satu fungsi perlu didukung oleh fungsi lain sehingga peran politik nyata terjadi. Pelaksanaan peran politik NU tidak boleh meninggalkan fungsi sosialnya sebagai ormas keagamaan di Indonesia. Meninggalkan pelaksanaan fungsi sosial NU tidak hanya mengingkari khittah 1926 tetapi juga membuat rapuhnya bangunan peran politik NU itu sendiri. Dengan demikian fungsi sosial NU adalah merupakan landasan atau pondasi keorganisasian NU sebagai ormas keagamaan sedangkan peran NU dalam politik lebih merupakan upaya untuk melindungi tatanan sosial kemasyarakatan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah. 4 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hafis Muaddab memiliki persamaan dengan permasalahan yang penulis teliti yaitu sama-sama berada dalam kajian komunikasi politik, sedangkan perbedaannya adalah pada subjek penelitiannya. Jika Hafis mengambil NU, maka penulis meneliti MUI. Perbedaan berikutnya pada objek penelitiannya, jika Hafis meneliti peran NU sebagai opinion leader dalam membangun politik demokrasi di Indonesia, sedangkan penulis meneliti tentang peran opinion leader MUI dalam pilkada Kota Depok 2015. Kemudian skripsi yang ditulis oleh Anis Ismullah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Surabaya pada tahun 2009 yang berjudul “Peran Kiai Sebagai Opinion Leader: Studi Kasus Pada Pemilihan Kepala Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo”. Penelitian tersebut menemukan bahwa peranan kiai di desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tidak hanya pada aspek keagamaan, melainkan bisa lebih luas seperti sosial politik, sehingga kiai menjadi figus panutan masyarakat Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dalam hal ini peran kiai bisa menjadi begitu positif terhadap perkembangan masyarakat yang lebih luas. Demikian halnya ketika 4 https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader-hafis- muadab.pdf diakses pada tanggal 7 Maret 2016