Batasan Masalah Batasan dan Rumusan Masalah
keorganisasian NU sebagai ormas keagamaan sedangkan peran NU dalam politik
lebih merupakan
upaya untuk
melindungi tatanan
sosial kemasyarakatan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai Islam Ahlus Sunnah
Wal Jamaah.
4
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hafis Muaddab memiliki persamaan dengan permasalahan yang penulis teliti yaitu sama-sama berada
dalam kajian komunikasi politik, sedangkan perbedaannya adalah pada subjek penelitiannya. Jika Hafis mengambil NU, maka penulis meneliti MUI.
Perbedaan berikutnya pada objek penelitiannya, jika Hafis meneliti peran NU sebagai opinion leader dalam membangun politik demokrasi di Indonesia,
sedangkan penulis meneliti tentang peran opinion leader MUI dalam pilkada Kota Depok 2015.
Kemudian skripsi yang ditulis oleh Anis Ismullah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Surabaya pada tahun 2009
yang berjudul
“Peran Kiai Sebagai Opinion Leader: Studi Kasus Pada Pemilihan Kepala Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo”. Penelitian tersebut menemukan bahwa peranan kiai di desa
Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tidak hanya pada aspek keagamaan, melainkan bisa lebih luas seperti sosial politik, sehingga kiai
menjadi figus panutan masyarakat Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo dalam hal ini peran kiai bisa menjadi begitu positif
terhadap perkembangan masyarakat yang lebih luas. Demikian halnya ketika
4
https:jurnalpolitika.files.wordpress.com2014122-nu-sebagai-opinion-leader-hafis- muadab.pdf
diakses pada tanggal 7 Maret 2016
menghadapi masa pemilihan Kepala Desa Ngaban, kiai memberikan petunjuk biasanya menyampaikan dalam bentuk ceramah siapa yang pantas menurut
kiai untuk menjadi Kepala Desa Ngaban selanjutnya.
5
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anis Ismullah memiliki persamaan dalam kajian ilmunya, yaitu sama-sama dalam kajian komunikasi
politik, sedangkan perbedaannya adalah pada subjek penelitiannya. Jika Anis mengambil kiai, maka penulis mengambil lembaga MUI sebagai lembaga
swadaya m asyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam
di Indonesia. Perbedaannya selanjutnya pada objek penelitiannya, jika Anis meneliti peranan kiai dalam pemilihan kepala desa, sedangkan peneliti
meneliti tentang peranan MUI dalam pemilihan kepala daerah yang cakupan wilayahnya lebih luas.