Teori Model Alir Dua Tahap

hubungan sosial yang sangat kompleks, dan bersaing dengan sumber-sumber gagasan, pengetahuan, dan kekuasaan, yang lainnya. 25 Model alir dua tahap two step flow model ini adalah bahwasannya pesan-pesan media massa tidak seluruhnya langsung mengenai audience. Oleh karenanya, di dalam model ini ada pihak-pihak tertentu yang membawa pesan dari media untuk diteruskan kepada masyarakat. Pihak-pihak itu disebut sebagai opinion leader pemuka pendapat. Model alir dua tahap two step flow model ini dikarenakan adanya dua tahapan di dalam penyebaran infomasi kepada masyarakat. Tahap yang pertama adalah pesan media pada opinion leader, dan tahap yang keduanya adalah pesan opinion leader pada audience. Audience disini bertindak sebagai followers yang tidak banyak bersentuhan dengan media massa. Sedangkan opinion leader lebih banyak bersentuhan dengan media massa. Sehingga dapat dikatakan bahwa opinion leader ini mempunyai kelebihan dalam hal mengakses pesan media daripada followers-nya yang hanya mendapat informasi dari opinion leader saja. 26 25 Daryanto, Muljo Rahardjo, ...., h. 127-128 26 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: RajaGrafindo, 2000, h. 88. 30

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Profil Majelis Ulama Indonesia Kota Depok

1. Tentang Majelis Ulama Indonesia Kota Depok

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, Indonesia. 1 MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru tanah air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti. Al Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokohcendekiawan yang merupakan tokoh perorangan. Dari musyawarah tersebut, dihasilkan adalah sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat bermusyawarahnya para ulama. zuama dan cendekiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah “Piagam Berdirinya MUI,” yang ditandatangani oleh 1 http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016. seluruh peserta musyawarah yang kemudian disebut Musyawarah Nasional Ulama I. 2 Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani umat. Dalam perjalanannya, selama dua puluh lima tahun, Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendekiawan muslim berusaha untuk: 3 1. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala; 2. Memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan kerukunan antar- umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta; 3. Menjadi penghubung antara ulama dan umaro pemerintah dan penterjemah timbal balik antara umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional; 4. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan 2 http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016. 3 http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016. tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik. Dalam khittah pengabdian Majelis Ulama Indonesia telah dirumuskan lima fungsi dan peran utama MUI yaitu: 4 1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi Warasatul Anbiya 2. Sebagai pemberi fatwa mufti 3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat Ri’ayat wa khadim al ummah 4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid 5. Sebagai penegak amar ma’ruf nahi munkar Sampai saat ini Majelis Ulama Indonesia mengalami beberapa kali musyawarah nasional, dan mengalami beberapa kali pergantian Ketua Umum, yaitu: 5 Tabel 3.1. Daftar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia No. Foto Nama Awal Jabata n Akhir Jabata n Tempat Musyaw arah Keterangan Refrensent atif 1. Prof. Dr. KH. Abdul Malik Karim Amrullah 1975 1981 Jakarta Munas MUI ke-1 1975 Masjumi - Muhamma diyah 4 http:mui.or.idsekilas-mui diakses pada tanggal 6 Maret 2016. 5 https:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Ulama_Indonesia di akses pada tanggal 6 Maret 2016 2. KH. Syukri Ghozali 1981 1983 Jakarta Munas MUI ke-2 1981 NU 3. KH. Hasan Basri 1983 1985 Fait Accompli Masjumi - Muhamma diyah 1985 1990 Jakarta Munas MUI ke-3 1985 4. Dr. KH. Muhammad Ali Yafie 1990 2000 Jakarta Munas MUI ke-4 1990 NU 5. Dr HC. KH. Mohammad Achmad Sahal Mahfudz 2000 2014 Jakarta Munas MUI ke-6 2000 Masjumi - NU 6. Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA 2014 2015 Jakarta Fait Accompli Muhamma diyah 7. KH Maruf Amin 2015 Petahan a Jakarta Fait Accompli NU Sumber: https:id.wikipedia.orgwikiMajelis_Ulama_Indonesia