Pengujian Signifikasi Teknik Analisis

- 52 - Apabila nilai profitabilitasnya α 5, maka data tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Namun apabila nilai profitabilitasnya α 5, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas.

5. Pengujian Signifikasi

a. Uji Signifikasi Parameter Individual Uji T Uji T merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel penduga atau variabel bebas koefisien penduga perlu berbeda dari nol secara signifikasi atau p-value sangat kecil. Uji T dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji T statistik dengan uji T tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value Shochrul,dkk, 2011:34. Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing- masing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel dependen. Nilai T hitung dapat dicari dengan formula: ̂ ̂ Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol, ̂ merupakan std.error dan se merupakan t tabel. - 53 - Menentukan nilai t tabel sebesar 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df= n-k dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Kriteria uji yang dilakukan adalah: Jika F-hitung F-tabel maka H0 ditolak Jika F-hitung F-tabel maka H0 diterima Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel dependen Widarjono,2010. b. Uji Goodness of Fit Uji F Uji F ataun model secara keseluruhan dilakukan untuk melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau model diterima. Uji F dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji F statistik dengan uji F tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value Shochrul,dkk, 2011:34. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. - 54 - Menentukan nilai f tabel sebesar 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df= n-k dan k-1 dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji yang dilakukan adalah: Jika F-hitung F- tabel α; n-k; k-1 , maka H0 ditolak Jika F-hitung F- tabel α; n-k; k-1 , maka H0 diterima Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang menunjukan besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat bahwa probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000 sehingga keputusan adalah menolak H0 atau menerima HaWidarjono, 2009:70. c. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji R 2 menunjukan kemampuan garis regresi menerangkan variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Nilai R 2 atau adjusteted R-squared berkisar antara 0 sampai 1, semakin endekati 1 maka semakin baik Shochrul,dkk, 2011:34. Dalam penelitian determinasi R 2 dari hasil regresi berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. - 55 - Koefisien determinasi R 2 untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien determinasi R 2 yaitu R 2 selalu menaik ketika menambah independen. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan alternatif lain agar nilai R 2 tidak merupakan fungsi dari variabel independen. Rumus sebagai berikut Widarjono, 2009:66: ̅ ∑ ̂ ∑ ̅ Dimana k = jumlah parameter, termasuk intersep, n = jumlah observasi. Terminologi koefisien derminasi yang disesuaikan ini karena disesuaikan dengan derajat kebebasan, ∑ ̂ mempunyai df sebesar n-k dan ̅ mempunyai df sebesar n-1. Menurut Henry Theil, untuk mengatasi kelemahan R 2 mengubah persamaan menjadi persamaan adjusted R 2 . ̅ ≤ R 2 menunjukan dengan bertambahnya variabel-variabel independen, akan semakin memperkecil nilai ̅ . Nilai ̅ masih bisa diambah apabila nilai t absolut variabel yang ditambahkan lebih besar daripada 1. Semakin besar nilai ̅ semakin baik pula modelnya Winarno,2007:4.21. - 56 - E. Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian yang dilalukan penulis ada beberapa variabel yang digunakan diantaranya: 1. Variabel bebas Indefenden Variabel Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah: a Efesiensi Operasional X 1 1 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil berarti kinerja keuangannya pun baik Henry, 2012. b Risiko Pasar X 2 1 Net Interest Income NIM - 57 - Menurut Mawardi 2005 salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan funding dengan suku bunga pinjaman yang diberikan lending atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin NIM. Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat maka laba perusahaan pun akan meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. c Risiko Kredit X 3 1 Non Performing Loan NPL Non Performing Loan NPL, yaitu indikator yang menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut terhadap total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse bisa dikatakan kinerja keuangan bank tersebut dalam keadaan buruk. Berikut ini rumus Non Performing Loan NPL: - 58 - 2 Loan To Deposito Ratio LDR Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank Dendawijaya,2000:118. Saat kemampuan likuiditas bank tersebut rendah maka kinerja bank tersebut juga rendah. Berikut rumus Loan to Deposito Ratio LDR: d Return On Equity ROE X 4 Return On Equity ROE adalah rasio profitabilitas yang menunjukan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal modal inti bank Selamet Riyadi,2006:155. Semakin tinggi ROE maka pendapatan aktiva produktif tinggi, lalu laba juga akan tinggi maka kinerja bank semakin baik. Berikut rumus Return On Equity ROE: - 59 - e Capital Adequacy Ratio CAR X 5 Capital Adequacy Ratio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Berikut rumus Capital Adequacy Ratio CAR: 2. Variabel Terikat Dependen Variabel Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan bank yang dikontribusikan dengan huruf Y. Return On Asset ROA, merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik - 60 - pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset. Rumus return on assets ROA sebagai berikut : - 61 - BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Banking Ratio Terhadap Return On Asset pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Go Publik di BEJ.

0 24 93

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan syariah (studi kasus Bank Syariah Mandiri, Tbk)

0 4 91

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi Terhadap Return On Asset (ROA) Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisi di Indonesia Periode 20

0 10 137

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 13

PENGARUH EFISIENSI OPERASI, RISIKO KREDIT, DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP EFISIENSI INTERMEDIASI BANK UMUM SWASTA NASIONAL DI INDONESIA.

0 2 128