Pengujian Hipotesis Uji Asumsi Klasik

- 47 - error terms yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square GLS sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efesiensi dan least square. Bentuk umum untuk random effect adalah Widarjono, 2009: ̅ Dimana: ̅ = parameter yang tidak diketahui yang menunjukan rata- rata intersep populasi; μ = variabel gangguan yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku perusahaan secara individu.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Chow Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah : Keterangan : = R 2 model PLS = R 2 model FE - 48 - n = jumlah sampel k = jumlah variabel penjelas m = jumlah restricel variable Shochrul,dkk, 2011: 53 Uji chow yaitu pengujian menentukan model yang digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect yang digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai berikut H0 : Model pooled least square Effect OLS H1 : Model fixed effect  F hitung F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model fixed effect.  F hitung F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 diterima yang berarti model yang digunakan adalah common effect model b. Uji Hausman Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect dan GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak efesien, dilain pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS tidak efesien Widarjono, 2009.mHipotesis Nol uji Hausman adalah sebagai berikut Shochru, dkk, 2011:74: H0 : Random Effect Model - 49 - H1 : Fixed Effect Model

4. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terika Y, maka peneliti menggunakan anilasis regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada anilasis regresi untuk memperoleh modal regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus di penuhi: a. Uji Normalitas Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak Suliyanto, 2011. Regresi dikatakan baik apabila nilai residualnya terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya atau normal distribusinya. Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka data tidak normal dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka data normal. Shochrul,dkk, 2011:43 b. Uji Multikoliniearitas Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada - 50 - persamaan regresi sederhana. Berikut rumus uji multikolinearitas Suliyanto, 2011: Keterangan: n = banyaknya observasi R = koefisien determinasi model k = banyaknya variabel independen temasuk kostanta Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil dari F krisis, maka model tidak mengandung unsur multikolinearitas. Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel bebas, jika koefisien kolerasi di antara masing-masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas Shochrul, dkk, 2009. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih - 51 - mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnyaWinarno, 2007 Panduan mengenai angka D-W Durbin-Watson untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif 2 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi 3 Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif Singgih Santoso, 2010. d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki varians yang sama Shochrul, dkk, 2009. Asumsi dalam model regresi sebagai berikut:  residual e i memiliki nilai rata-rata nol  r esidual memiliki varian yang konstan atau var e = σ 2  residual observasi tidak saling berhubungan dengan residual observasi lainnya atau cov e p e j = 0, sehingga menghasilkan estimator BLUE Winarno, 2007. - 52 - Apabila nilai profitabilitasnya α 5, maka data tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Namun apabila nilai profitabilitasnya α 5, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas.

5. Pengujian Signifikasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Pengaruh Capital Adequecy Ratio dan Banking Ratio Terhadap Return On Asset pada Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Go Publik di BEJ.

0 24 93

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Operational Efficiency Ratio, Financing To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Bank Mega Syariah Indonesia

2 41 105

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan syariah (studi kasus Bank Syariah Mandiri, Tbk)

0 4 91

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Risiko Likuiditas pada bank Umum Syariah di Indonesia Periode tahun 2008-2012

1 13 112

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan Inflasi Terhadap Return On Asset (ROA) Studi Kasus pada Bank Umum Syariah Devisi di Indonesia Periode 20

0 10 137

ANALISIS PENGARUH RASIO CAR, NPL, LDR, BOPO, DAN NIM TERHADAP KINERJA BANK UMUM DI INDONESIA Analisis Pengaruh Rasio CAR, NPL, LDR, BOPO,Dan NIM Terhadap Kinerja Bank Umum Di Indonesia (Studi pada Bank di Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 13

PENGARUH EFISIENSI OPERASI, RISIKO KREDIT, DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP EFISIENSI INTERMEDIASI BANK UMUM SWASTA NASIONAL DI INDONESIA.

0 2 128