4. Penimbangan Sapi-sapi yang lulus seleksi dari proses penggemukkan dan
pemeliharaan akan ditimbang kembali untuk mengetahui berapa kenaikan berat akhir sapi, apakah proses penggemukkan itu berhasil atau tidak, dan
menjadi patokan untuk harga jual di pasaran oleh petugas bagian penimbangan.
5. Penjualan Setelah sapi-sapi mengalami serangkaian proses penggemukkan dan
pemeliharaan selama 90 hari, bagian pemasaran dari CV Septia Anugerah akan melakukan kegiatan penjualan sapi potongnya. Setelah sapi dinyatakan
aman untuk dijadikan sapi potong akan langsung disalurkan kepada para pelanggan yang rata-rata penjual sapi potong skala kecil atau pada pejagalan-
pejagalan yang memproduksi daging sapi atau karkas yang dikonsumsi oleh masyarakat. Skala kecil atau pejagalan-pejagalan di sini artinya pembelian
sapi potong dalam jumlah kecil maupun dalam jumlah besar.
C. Saluran pemasaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran sapi potong yang dilakukan oleh CV Septia Anugerah dimulai dengan membeli sapi potong dari
negara asal sapi, yaitu Australia. Panjang-pendeknya saluran pemasaran sapi potong pada CV Septia Anugerah tergantung pada beberapa faktor, antara lain:
1. Pembelian ternak: CV Septia Anugerah membeli sapi potong dengan berat rata-rata 250-300 kg bobot hidup dari negara Australia, dengan harga per kg
bobot hidup sekitar Rp 15.000 sampai dengan Rp 18.000. 2. Pengangkutan: Sistem pengangkutan sapi potong dari negara Australia
menggunakan truk, dengan kapasitas tergantung dari besar kecilnya sapi potong yang akan diangkut. Setelah sapi potong diangkut dengan
menggunakan truk, terus dinaikkan ke atas kapal laut yang memakan waktu selama 1-2 minggu untuk sampai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Setelah
sampai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, sapi diangkut kembali dengan menggunakan truk yang telah disiapkan oleh CV Septia Anugerah. Perjalanan
dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sampai di kandang penampungan yang berada di Rumpin Bogor, memakan waktu sekitar 4 jam.
3. Masa pemeliharaan dan masa penggemukkan: Sapi ditempatkan dalam kandang sepanjang hari, dengan pemberian pakan dan minum secara
ad libitum. Pengelompokkan sapi-sapi potong tersebut dibedakan berdasarkan umur, bobot badan dan jenis kelamin. Dengan masa penggemukkan selama
90 hari sebelum sapi potong tersebut dijual ke konsumen atau pejagalan. 4. Penjualan: Setelah mengalami proses pemeliharaan dan penggemukkan, CV
Septia Anugerah melakukan penjualan sapi potongnya kepada para pelanggan skala kecil atau skala besar, tergantung permintaan dari para pelanggan
tersebut. Harga yang ditawarkan kepada konsumen per kg bobot hidup sekitar Rp 21.000 sampai Rp 23.000. Jika pengiriman sampai di tempat konsumen,
maka akan terkena ongkos tambahan. Sapi yang dijual dan digemukkan di CV Septia Anugerah semuanya sapi
yang di impor dari Australia. Hal ini dikarenakan potensi bakalan sapi lokal tidak mencukupi dalam jumlah banyak dan tidak sesuai dengan target produksi
perusahaan, selain itu sapi jenis ini memiliki produktivitas yang tinggi dan lebih mudah beradaptasi karena suhu udara atau cuaca di Indonesia tidak jauh berbeda
dengan cuaca negara asalnya. Di samping itu harga sapi dari Australia lebih murah dari sapi lokal di Indonesia pada umumnya.
Usaha yang dilakukan oleh CV Septia Anugerah merupakan penggemukkan sapi potong pola intensif. Masa penggemukkan yang dilakukan
oleh CV Septia Anugerah adalah 90 hari dengan tiga fase, yaitu 1 fase adaptasi 1-15 hari, 2 fase growing 16-60 hari dan 3 fase finishing 60-90 hari.
Fase adaptasi juga termasuk masa karantina, pada masa ini dilakukan spesimen, yaitu pengambilan sampel darah oleh Dinas Karantina Hewan untuk
diidentifikasi penyakit dan untuk mencegah penyebaran penyakit. CV Septia Anugerah juga melakukan penimbangan individu sapi setelah satu minggu sapi
tiba. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan bobot badan per ekor per hari dan untuk mengelompokkan populasi sapi. Secara umum pertambahan bobot
hidup sapi potong yang dipelihara selama 90 hari tersebut mengalami kenaikkan sekitar 50 kg.
CV Septia Anugerah setiap harinya melakukan pengontrolan kesehatan ternak. Tidak ada resiko kematian ternak, apabila ada sapi sakit, maka secepat
mungkin dilakukan pengobatan dengan pemberian vitamin dan antibiotik yang kemudian diisolasi dari sapi lain. Sapi yang sudah sehat dikembalikan ke
populasinya, sedangkan sapi yang kira-kira tidak bisa sembuh langsung di afkir. Penyakit yang umumnya terjadi adalah diare sehingga sapi menjadi kurus dan
juga penyakit patah kaki. Saluran pemasaran menunjukkan bagaimana arus komoditi mengalir dari
tangan produsen sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan cakupan wilayah, pendistribusian ternak sapi potong CV Septia Anugerah meliputi Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta dan sekitarnya. Pemasaran ternak sapi potong CV Septia Anugerah yaitu langsung dari tangan produsen ke tangan
konsumen tanpa adanya perantara. Sistem pembayarannya adalah dapat dilakukan secara tunai atau transfer sesuai kesepakatan antara pihak CV Septia
Anugerah dengan pihak konsumen atau pembeli.
D. Tenaga Kerja Perusahaan