Ada beberapa pendekatan dalam membangun industri sapi potong yang tangguh di Indonesia, yaitu:
a. Perlu adanya keputusan politik untuk membangun industri sapi potong dalam negeri khususnya untuk menangani segmen hulu yang lebih spesifik lagi
adalah pada usaha breeding sapi dan harus dibarengi dengan kemauan yang besar dari para pelaku bisnis sapi potong baik di segmen hulu maupun hilir.
b. Perlu adanya suatu kesamaan persepsi dari seluruh stakeholder untuk membangun industri sapi potong untuk kepentingan bersama termasuk
konsumen daging agar memperoleh daging yang sehat, harga yang layak dan kompetitif.
c. Semua unsur yang menyebabkan biaya ekonomi tinggi harus dihapuskan baik yang didukung dengan peraturan daerah ataupun yang bersifat tidak resmi.
d. Perlu adanya penataan dan peningkatan para usahawan yang bermain di hilir untuk secara serius menggarap pasar dalam negeri ataupun ekspor dengan
inovasi-inovasi. e. Bertolak dari kenyataan bahwa sejauh ini sebagian kebutuhan daging dipenuhi
dari impor, baik dalam bentuk daging ataupun sapi hidup, maka yang perlu mendapat prioritas adalah bagaimana dapat diperoleh nilai tambah yang
maksimal dari komoditi yang diimpor tersebut. Hal ini tidak berarti bahwa kita tidak berusaha untuk memperbaiki segmen hulu dengan mengurangi
ketergantungan kebutuhan sapi bakalan ataupun daging dari luar negeri. f. Harus mampu menampilkan unggulan di setiap segmen kegiatan dan
menyadari bahwa efisiensi dalam setiap segmen hulu menjadi kunci keberhasilan dan kuatnya daya saing Churchill, 2001.
B. Manajemen Strategi
Manajemen strategi strategic management dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Seperti tersirat dalam definisi, manajemen strategi berfokus pada
mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasi. Istilah manajemen strategi kadang-kadang mengacu pada formulasi, implementasi dan evaluasi strategi, sedangkan
perencanaan strategi hanya mengacu pada formulasi strategi. Tujuan manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang
berbeda untuk masa mendatang Churchill, 2001. Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Formulasi strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Tidak ada organisasi yang memiliki sumberdaya yang tidak terbatas, penyusun strategi harus memutuskan alternatif strategi mana yang akan
memberikan keuntungan terbanyak. Keputusan formulasi strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar, sumberdaya, dan teknologi yang spesifik
untuk periode waktu yang panjang. Strategi menentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Untuk kondisi baik atau buruk, keputusan strategi
memiliki konsekuensi di berbagai bagian fungsional dan efek jangka panjang terhadap organisasi.
2. Implementasi strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.
Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha
pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja
organisasi. Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksanaan dalam
manajemen strategi. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi
tindakan. Sering kali dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategi. Implementasi strategi membutuhkan disiplin pribadi,
komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut
seni daripada ilmu. Strategi yang telah diformulasikan tetapi tidak diimplementasikan tidak memiliki arti apapun Churchill, 2001.
3. Evaluasi strategi Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Manajer
sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi
ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi
adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal, yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja dan mengambil tindakan korektif.
Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari esok. Sukses selalu membawa masalah baru yang berbeda.
Aktivitas formulasi, implementasi dan evaluasi strategi terjadi di tiga tingkat hierarki dalam perusahaan besar. Dengan dukungan komunikasi dan interaksi
di antara manajer dan karyawan antartingkat hierarki, manajemen strategi membantu perusahaan berfungsi sebagai tim yang kompetitif. Kebanyakan
perusahaan kecil dan beberapa perusahaan besar tidak memiliki divisi, mereka hanya memiliki tingkat korporat dan fungsional. Tetapi, manajer dan
karyawan pada dua tingkatan ini harus aktif terlibat dalam aktivitas manajemen strategi.
C. Pemasaran