memiliki motor dan sebesar 28,57 persen masyarakat golongan rendah memiliki motor. Kepemilikan motor yang lebih merata dibandingkan dengan mobil
dikarenakan, harga motor yang jauh lebih terjangkau baik dibeli secara tunai maupun dengan kredit, selain itu kondisi akses menuju tempat tinggal, yang
umumnya hanya bisa ditempuh dengan motor, dan tentu saja biaya operasional motor jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil. Mayoritas penduduk yang
memilki pekerjaan di sektor industri batu bata memiliki motor, sehingga dapat dikatakan industri batu bata di kedua kampung tersebut mampu meningkatkan
kepemilikan barang berharga masyarakatnya karena pendapatan yang didapat dari industri batu bata cukup besar. Jika dilihat dari Persentase kepemilikan barang
berharga baik di Kampung Ater maupun di Kampung Ciawian dapat disimpulkan tidak berbeda jauh, hal ini dikarenakan karateristik daerah yang hampir sama serta
keabsolutan nilai barang berharga itu sendiri.
6.2 Ikhtisar
Struktur nafkah merupakan suatu konsep yang sangat berhubungan dengan strategi nafkah, pada bab sebelumnya telah dijabarkan bagaimana strategi nafkah
yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Ater dan Kampung Ciawian, kemudian pada bab ini masih berkaitan dengan strategi nafkah, yaitu membahas
struktur nafkah masyarakat, yang diperoleh setelah masyarakat tersebut melakukan serangkaian strategi nafkah guna mencapai taraf hidup yang
diinginkannya. Taraf hidup masyarakat tersebut dapat terlihat dari struktur nafkah yang mereka miliki. Struktur nafkah termasuk di dalamnya tingkat pendapatan,
kemampuan menabung, dan kepemilikan barang investasi, sebagaimana tersaji dalam Tabel 20 di bawah ini.
Mayoritas tingkat pendapatan yang diperoleh masyarakat di Kampung Ater dan Kampung Ciawian selama kurun waktu satu tahun terakhir tergolong rendah
jika diukur dari pendapatan di wilayah masing-masing, tingkat pendapatan di wilayah Kampung Ater dan Kampung Ciawian yang rendah sesuai dengan
perhitungan dengan menggunakan standar kemiskinan oleh World Bank, yaitu seluruh rumahtangga di Kampung Ciawian berada di bawah garis kemiskinan,
sementara di Kampung Ater mayoritas hanya sedikit diatas garis kemiskinan, artinya struktur nafkah yang dimiliki oleh kedua kampung tersebut tidak aman,
masyarakat di Kampung Ciawian hidup di bawah garis kemiskinan, sementara di Kampung Ater dapat disimpulkan bahwa masyarakatnya terancam jatuh dalam
garis kemiskinan karena hanya sedikit saja di atas garis kemiskinan. Tabel 10 Struktur Nafkah Masyarakat di Kampung Ater dan Kampung Ciawian
Desa Gorowong, 2011
Aspek Penelitian Kampung Ater
Kampung Ciawian Tingkat Pendapatan
Rendah Rendah
Kemampuan Menabung Tinggi
Tinggi Intensitas Menabung
Setiap hari Setiap hari
Status Tempat Tinggal Milik Sendiri
Milik Sendiri Kepemilikan Lahan
Rendah
1269 m
2
Rendah
1269 m
2
Kepemilikan Barang Berharga mobil
Sangat Rendah Sangat Rendah
Kepemilikan Barang Berharga motor
Tinggi Tinggi
Tingkat menabung ini dipengaruhi oleh jumlah pendapatan yang diperoleh rumahtangga, jika pendapatan yang diperoleh rendah maka rumahtangga hanya
bisa menabung dengan jumlah kecil dan terkadang tidak bisa menabung, sebaliknya jika tingkat pendapatan tinggi maka jumlah penghasilan yang akan
ditabung pun semakin besar, dan hal ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan tempat menabung. Kepemilikan lahan sebagai salah satu bentuk
investasi baik lahan pertanian maupun lahan industri batu bata tergolong rendah karena pada umumnya yang memiliki lahan adalah responden dengan golongan
pendapatan tinggi atau golongan menengah ke atas. Selain itu, barang berharga yang termasuk investasi adalah mobil dan motor. Hanya sebagian kecil saja
responden yang memiliki mobil, tetapi sebaliknya mayoritas responden di kedua Kampung tersebut memiliki motor.
Berdasarkan analisis struktur nafkah pada bab ini, maka dapat dilihat bahwa peran industri batu bata di Desa Gorowong terutama di Kampung Ater dan
Kampung Ciawian sangat besar, industri batu bata merupakan sumber nafkah yang sangat berperan dalam menyusun struktur nafkah terutama tingkat
pendapatan masyarakat di Desa Gorowong.
BAB VII KONDISI EKOLOGI KAMPUNG ATER DAN KAMPUNG CIAWIAN