persen yang menjawab baik. Artinya ada perubahan kuantitas air yang dirasakan responden akibat pertumbuhan industri batu bata.
7.2 Suhu Udara di Kampung Ater dan Kampung Ciawian
Pada umumnya daerah yang memiliki aktivitas industri atau galian pasti akan mengalami perubahan pada suhu udara wilayahnya, hal ini dikarenakan
jumlah tutupan tanah yang semakin berkurang mengingat lahan-lahan yang terus digali untuk kegiatan industri ini, akibatnya suhu udara pun semakin meningkat.
“kondisi lingkungan di sini Desa Gorowong terutama suhu udaranya menjadi lebih panas dibandingkan dahulu, sekarang banyak Lio jadi lahan
banyak yang digali terus, jadi pohonnya berkurang, gak ada teduhan lagi Bpk Jbr, 48 tahun, Responden
”
Pernyataan bapak Jbr di atas, dapat dikuatkan dengan Tabel 13 dan Tabel 14 mengenai pendapat responden terhadap perubahan suhu udara di Kampung Ater
dan Ciawian. Mayoritas responden di Kampung Ater juga menjawab suhu udara memburuk atau semakin panas bermata-pencaharian sebagai buruh batu bata dan
supir truk. Tabel 13 Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Suhu
Udara menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ater, 2011 Kategori
Pekerjaan OpiniPendapat Terhadap Suhu Udara Ater
Total Sangat
Buruk Buruk
Cukup Baik
Baik Sangat
Baik Petani
3
10
3
10
Buruh Batu Bata
6
20
4
13
2
7
12
40
Supir 3
10
2
7
5
17
Pengusaha Batu Bata
3
10
1
3
4
13
Pedagang 6
20
6
20
Bengkel Total
21 70
7 23
2 7
30 100
Berdasarkan data pada Tabel 13 di atas, mayoritas responden di Kampung Ater menjawab suhu udara buruk yaitu sebesar 70 persen, baik
responden yang bekerja di sektor industri maupun sektor non-industri, hal ini
menujukkan bahwa perubahan suhu udara dirasakan oleh semua pihak dan dianggap cukup mengganggu sehingga responden menjawab suhu udara buruk.
Persentase responden yang menjawab suhu udara semakin memburuk di Kampung Ciawian yaitu sebesar 57 persen. Jika dilihat dari segi matapencaharian
responden maka mayoritas responden yang menjawab suhu udara menjadi buruk di Kampung Ciawian adalah responden dengan matapencaharian sebagai buruh
batu bata yaitu sebesar 26 persen. Buruh batu bata dan supir sebagai pekerja yang terlibat langsung dengan kegiatan industri ini juga beranggapan suhu udara
semakin panas akibat maraknya industri, mereka menyadari hal tersebut karena banyaknya lahan-lahan yang tadinya ditanami pohon-pohon kemudian pohon-
pohon tersebut ditebang dan tanahnya digali hingga beberapa meter kedalam untuk membuat batu bata, sehingga udara semakin panas karena tutupan lahannya
sudah tidak ada lagi. Tabel 14 Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Suhu
Udara menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ciawian, 2011
Kategori Pekerjaan
OpiniPendapat Terhadap Suhu Udara ciawian Total
Sangat Buruk
Buruk Cukup
Baik Baik
Sangat Baik
Petani 2
7 2
7 1
3 5
17 Buruh Batu
Bata 8
26 2
7 2
7 12
40 Supir
3 10
2 7
5 20
Pengusaha Batu Bata
1 1
3 2
7 Pedagang
3 7
2 7
5 14
Bengkel 1
3 1
3 Total
17 57
10 33
3 10
30 100
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa perubahan suhu udara di wilayah Kampung Ciawian tidak semata-mata dirasakan oleh masyarakat yang bekerja
diluar sektor industri batu bata namun, pekerja di sektor industri batu bata pun merasakannya. Namun, mereka tetap bekerja di sektor tersebut karena kebutuhan
ekonomi dan industri batu bata ini merupakan mata-pencaharian utama mayoritas penduduk di Desa Gorowong.
7.3 Kebersihan Udara di Kampung Ater dan Kampung Ciawian