Kebersihan Udara di Kampung Ater dan Kampung Ciawian

7.3 Kebersihan Udara di Kampung Ater dan Kampung Ciawian

Kebersihan udara juga merupakan kondisi lingkungan yang ikut terpengaruh akibat dari adanya aktivitas industri batu bata, karena pada umumnya di daerah industri batu bata aktivitas truk yang berlalu-lalang membawa batu bata dan tanah sangat tinggi, akibatnya yang terjadi adalah semakin banyaknya debu di daerah yang sering dilewati oleh truk-truk tersebut. Hal ini juga terjadi di Desa Gorowong, semakin meningkatnya permintaan akan bahan bangunan seperti batu bata dan tanah untuk keramik maka industri batu bata pun semakin meningkat, sehingga menyebabkan semakin banyaknya truk-truk pengangkut batu bata dan tanah yang melewati beberapa bagian di wilayah Desa Gorowong. Kebersihan udara yang dirasakan oleh responden terjabarkan pada Tabel 15 di bawah ini. Tabel 15. Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Debu Kebersihan Udara menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ater, 2011 Kategori Pekerjaan OpiniPendapat Terhadap Debu ater Total Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Baik Sangat Baik Petani 2 7 1 3 3 10 Buruh Batu Bata 7 23 5 17 12 40 Supir 5 17 5 17 Pengusaha Batu Bata 2 7 2 7 4 13 Pedagang 5 17 1 3 6 20 Bengkel Total 21 70 9 30 30 100 Di Kampung Ater, mayoritas responden yang menjawab kebersihan udara memburuk atau debu semakin banyak adalah responden dengan mata pencaharian sebagai buruh batu bata, artinya tidak hanya responden yang bermata pencaharian di luar sektor industri batu bata saja yang menganggap debu semakin banyak semenjak maraknya industri, namun justru responden yang bekerja di sektor tersebut juga menyadari bahwa akibat maraknya industri sehingga debu di wilayahnya menjadi semakin banyak. Begitu pula dengan kondisi di Kampung Ciawian yang tersaji dalam Tabel 16. Responden di Kampung Ciawian yang bekerja sebagai buruh batu bata ada yang menjawab kondisi kebersihan udara buruk dan cukup baik dengan persentase yang sama yaitu 20 persen di masing- masing kategori. Berdasarkan perbandingan abtara Tabel 15 dan Tabel 16 maka dapat dikatakan bahwa kondisi udara di Kampung Ater lebih buruk dibandingkan dengan Kampung Ciawian, hal ini terlihat dari jumlah persentase responden yang menjawab kebersihan udara semakin buruk di Kampung Ater lebih besar yaitu sebesar 70 persen, sementara di Kampung Ciawian sebesar 50 persen. Tabel 16 Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Debu Kebersihan Udara menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ciawian, 2011 Kategori Pekerjaan OpiniPendapat Terhadap Debu ciawian Total Sangat Buruk Buruk Cukup Baik Baik Sangat Baik Petani 3 10 2 7 5 17 Buruh Batu Bata 6 20 6 20 12 40 Supir 2 7 3 10 5 17 Pengusaha Batu Bata 2 7 2 7 Pedagang 3 10 2 7 5 14 Bengkel 1 3 1 3 Total 15 50 15 50 30 100 Hal ini menunjukkan bahwa mereka pun menyadari kebersihan udara menjadi lebih buruk akibat dari meningkatnya industri, namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya himpitan ekonomilah yang menyebabkan mereka berdamai dengan keadaan seperti saat ini.

7.4 Kondisi Lahan di Kampung Ater dan Kampung Ciawian