Status Kepemilikan Rumah Kepemilikan Barang Berharga

Keterangan: n Kampung Ater = 30 rumahtangga n Kampung Ciawian = 30 rumahtangga Gambar 16 Persentase Kepemilikan Lahan Menurut Golongan Ekonomi Rumahtangga Kampung Ater dan Kampung Ciawian Tahun 2011 Baik di Kampung Ater dan Kampung Ciawian rumahtangga dengan golongan ekonomi tinggi memiliki persentase sebesar 100 persen atau semua responden rumahtangga golongan ekonomi tinggi memiliki lahan. Semetara sisanya adalah golongan ekonomi menengah, bahkan ada pula golongan ekonomi rendah yang memiliki lahan seperti yang ada di Kampung Ciawian.

b. Status Kepemilikan Rumah

Status Kepemilikan rumah di Kampung Ater dan Kampung Ciawian terbilang hampir sama, hal ini terlihat pada Gambar di bawah ini, yang memperlihatkan sebanyak 90 persen responden atau sebanyak 27 responden status kepemilikan rumahnya adalah milik sendiri, sedangkan di Kampung Ciawian sebesar 76,67 persen atau 23 responden mempunyai status kepemilikan rumahnya milik sendiri. Status kepemilikan rumah ini tidak membatasi apakah mereka yang memiliki rumah termasuk golongan menengah keatas atau tidak, karena berdasarkan penelitian yang dilakukan responden yang termasuk golongan menengah ke bawah pun memiliki rumah sendiri hanya saja besar dan luas rumah tersebut yang berbeda dibandingkan dengan responden golongan menengah ke atas. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kampung Ater Kampung Ciawian 14.28 16.67 28.57 100 100 Golongan Ekonomi Tinggi Golongan Ekonomi menengah Golongan Ekonomi Rendah Keterangan: n Kampung Ater = 30 rumahtangga n Kampung Ciawian = 30 rumahtangga Gambar 17 Persentase Status Kepemilikan Rumah Responden Kampung Ater dan Kampung Ciawian Tahun 2011 Responden baik di Kampung Ater dan Kampung Ciawian yang memiliki status kepemilikan rumah warisan adalah sebesar 3,33 persen atau sebanyak satu responden di kedua kampung tersebut. Kemudian kategori status kepemilikan rumah lainnya adalah mereka atau responden yang tinggalnya menumpang pada orang tuanya, pada Kampung Ater terlihat sebesar 6,67 persen atau sebanyak dua responden yang tinggal bersama kealuarganya, sementara di Kampung Ciawian sebanyak 20 persen atau sebanyak enam responden yang tinggal bersama keluarganya. Pada umumnya responden yang masih tinggal dengan keluarganya adalah responden yang baru saja berkeluarga atau menikah.

c. Kepemilikan Barang Berharga

Kepemilikan barang berharga ini termasuk dalam kriteria investasi rumahtangga yang sewaktu-waktu dapat digunakan seperti digadaikan atau dijual ketika mengalami krisis ekonomi dalam rumahtangga. Tabel 9 di bawah ini menunjukkan persentase kepemilikan barang-barang berharga yang dimiliki oleh rumahtangga responden di Kampung Ater dan Kampung Ciawian. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Kampung Ater Kampung Ciawian 90 76.67 3.33 3.33 6.67 20 Lainnya Warisan Mengontrak Milik Sendiri Tabel 9. Persentase Kepemilikan Barang Berharga di Kampung Ater dan Kampung Ciawian, Desa Gorowong Jenis Barang Berharga Kampung Ater Kampung Ciawian Mobil 10 6,67 Truk 16,67 3,33 Traktor 3.33 3,33 Motor 66,67 60 Sepeda 46,67 20 Televisi berwarna 86,67 93,33 CDDVD Player 43,33 13,33 Radiotape 16,67 33,33 Lemari Es 30 73,33 Kompor Gas 56,67 86,67 Mesin Cuci Handphone 100 83,33 Mesin Jahit Kipas Angin AC Mesin Pompa Air Emas 56,67 30 56,67 33,33 66,67 46,67 Mayoritas rumahtangga di Kampung Ater memiliki Handphone yaitu sebesar 100 persen atau sebanyak 30 responden memiliki barang tersebut, selanjutnya adalah kepemilikan televisi yaitu sebesar 86.67 persen rumahtangga di Kampung Ater memiliki televisi yaitu sebanyak 26 responden memiliki barang tersebut. Selanjutnya kepemilikan motor yaitu sebesar 66.67 persen atau sebanyak 20 responden memiliki sepeda motor. Selanjutnya dengan persentase yang sama yaitu sebesar 56.67 persen atau sebanyak 17 responden memiliki kompor gas, kipas angin dan emas. Salah satu barang berharga lainnya adalah mobil, dimana di Kampung Ater ini responden yang memiliki mobil yaitu sebesar 10 persen atau sebanyak 3 orang responden yang memiliki mobil tentu saja kepemilikan mobil ini dimiliki oleh responden dengan penghasilan tinggi. Cukup banyak responden yang memiliki sepeda motor dan emas, artinya kepemilikan barang berharga yang dapat diinvestasikan oleh rumahtangga di Kampung Ater cukup tinggi, karena emas dan motor mempunyai nilai yang tinggi. Perbandingan kepemilikan barang berharga di Kampung Ciawian, dimana yang menjadi mayoritas dimiliki oleh responden adalah televisi yaitu sebesar 93,33 persen atau sebanyak 28 responden memiliki barang tersebut. Kepemilikan emas, motor dan mobil yaitu berturut-turut sebesar 46,67 persen atau sebanyak 14 responden memiliki emas, untuk motor yaitu sebesar 60 persen atau sebanyak 18 responden memiliki motor, sementara mobil hanya 6,67 persen atau sebanyak 2 responden yang memilikinya, tentu saja responden dengan penghasilan tinggi yang memiliki mobil tersebut. Keterangan: n Kampung Ater = 30 rumahtangga n Kampung Ciawian = 30 rumahtangga Gambar 18 Persentase Kepemilikan Mobil Responden di Kampung Ater dan Ciawian Kepemilikan mobil di Kampung Ater hanya dimiliki oleh responden golongan menengah ke atas, seperti yang terlihat di Gambar 18 di atas terlihat persentase golongan ekonomi yang memiliki mobil adalah golongan ekonomi tinggi yaitu sebesar 50 persen atau sebanyak dua responden rumahtangga, selanjutnya dari golongan ekonomi menengah yaitu hanya 5,55 persen atau hanya satu responden rumahtangga saja yang memilikinya, sementara dari golongan ekonomi rendah tidak ada yang memiliki mobil. Hampir sama seperti di Kampung Ater, Kepemilikan mobil di Kampung Ciawian hanya dimiliki oleh responden golongan menengah ke atas, seperti yang terlihat di Gambar 18 di atas terlihat persentase golongan ekonomi yang memiliki 5.55 50 4.76 50 100 94.5 50 100 95.24 50 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 golongan ekonomi rendah golongan ekonomi menengah golongan ekonomi tinggi golongan ekonomi rendah golongan ekonomi menengah golongan ekonomi tinggi memiliki mobil tidak memiliki mobil Kampung Ater Kampung Ciawian mobil adalah golongan ekonomi tinggi yaitu sebesar 50 persen atau sebanyak satu responden rumahtangga, selanjutnya dari golongan ekonomi menengah yaitu hanya 4,76 persen atau hanya satu responden rumahtangga saja yang memilikinya, sementara dari golongan ekonomi rendah tidak ada yang memiliki mobil. Baik di Kampung Ater maupun Kampung Ciawian responden yang memiliki mobil adalah responden yang bekerja di sektor industri batu bata, yaitu pengusaha industri batu bata, karena pendapatan pengusaha industri batu bata ini sangat besar, dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Sementara kepemilikan motor lebih merata baik di golongan menengah, menengah ke atas dan ada pula beberapa berasal dari golongan menengah ke bawah. Keterangan: n Kampung Ater = 30 rumahtangga n Kampung Ciawian = 30 rumahtangga Gambar 19. Persentase Kepemilikan Motor Responden di Kampung Ater dan Ciawian Gambar 19 di atas, menunjukkan kepemilikan motor di Kampung Ater di golongan atas terlihat seluruhnya memiliki sepeda motor, sementara dari golongan menengah mayoritas memiliki motor yaitu sebesar 77,78 persen, selanjutnya sebanyak 25 persen masyarakat golongan bawah memiliki motor. Persentase kepemilikan motor di Kampung Ciawian tidak begitu jauh dengan responden di Kampung Ater, yaitu pada golongan menengah keatas seluruh responden memiliki motor, sementara pada golongan menengah terdapat 66,67 persen 25 77.78 100 28.75 66.67 100 75 22.2 71.25 33.33 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 golongan ekonomi rendah golongan ekonomi menengah golongan ekonomi tinggi golongan ekonomi rendah golongan ekonomi menengah golongan ekonomi tinggi memiliki motor tidak memiliki motor Kampung Ater Kampung Ciawian memiliki motor dan sebesar 28,57 persen masyarakat golongan rendah memiliki motor. Kepemilikan motor yang lebih merata dibandingkan dengan mobil dikarenakan, harga motor yang jauh lebih terjangkau baik dibeli secara tunai maupun dengan kredit, selain itu kondisi akses menuju tempat tinggal, yang umumnya hanya bisa ditempuh dengan motor, dan tentu saja biaya operasional motor jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil. Mayoritas penduduk yang memilki pekerjaan di sektor industri batu bata memiliki motor, sehingga dapat dikatakan industri batu bata di kedua kampung tersebut mampu meningkatkan kepemilikan barang berharga masyarakatnya karena pendapatan yang didapat dari industri batu bata cukup besar. Jika dilihat dari Persentase kepemilikan barang berharga baik di Kampung Ater maupun di Kampung Ciawian dapat disimpulkan tidak berbeda jauh, hal ini dikarenakan karateristik daerah yang hampir sama serta keabsolutan nilai barang berharga itu sendiri.

6.2 Ikhtisar