4
BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian industri dan Penggolongannya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
peralatan. Berdasarkan kamus online Indonesia, industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi
yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa
.
Penggolongan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan,
dapat dibagi sebagai berikut: 1.
Industri Rumahtangga adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga
kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumahtangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:
industri anyaman, industri kerajinan, industri tempetahu, dan industri makanan ringan.
2. Industri Kecil adalah industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar lima
sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan
saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
3. Industri Sedang adalah industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20
sampai 99 orang. Ciri Industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja 13 orang, memiliki keterampilan tertentu dan pemimpin
perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri border, dan industri keramik.
4. Industri Besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara
5
kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan
dan kelayakan fit and proper test. Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang Siahaan, 1996.
Penggolongan industri berdasarkan lokasi, industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Industri Perkotaan adalah industri yang terletak dalam jarak yang dekat
dengan daerah metropolitan atau kota yang besar. Adanya kepadatan penduduk yang cukup tinggi di kota metropolitan atau kota besar dapat
dimanfaatkan sebagai sumber tenaga kerja bagi industri tersebut. 2.
Industri Semi perkotaan adalah kawasan industri yang terletak di ibukota kabupaten diantaranya daerah perkotaan dan kecamatan.
3. Industri Pedesaan adalah kawasan industri yang terletak di ibukota
kecamatan yang penduduknya cukup besar. Penggolongan industri menurut Badan Pusat Statistik 2009 dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Industri kerajinan rumahtangga mempunyai 1-4 karyawan.
2. Industri kecil mempunyai 5-19 karyawan. 3. Industri sedang mempunyai 20-99 karyawan.
4. Industri besar mempunyai lebih dari 100 karyawan.
2.1.2 Industri Batu Bata
Industri batu bata merupakan industri yang mengolah bahan baku tanah liat dan bahan pembantu berupa air dan pasir serta serbuk gergaji melalui proses
pencampuran, pembentukan bahan, pengeringan dan pembakaran. Industri batu bata ini merupakan industri yang mengolah sumberdaya alam, dimana lokasinya
berada dekat sumber bahan baku. Batu bata atau bata merah dibuat dengan bahan dasar lempung atau secara umum dikatakan sebagai tanah liat yang merupakan
hasil pelapukan dari batuan keras beku dan merupakan batuan sedimen, Menurut Departemen Perindustrian sebagaimana dikutip oleh Yuniarti
1996, tanah liat di bagi dalam beberapa jenis berdasarkan atas tempat dan jarak pengangkutannya dari daerah asalnya, yaitu:
6
1. Tanah liat residual yaitu tanah liat yang terdapat pada tempat dimana tanah
liat tersebut terjadi atau dengan kata lain tanah liat belum berpindah tempat sejak terbentuk.
2. Tanah illuvial yaitu tanah liat yang telah terangkat dan mengendap pada
satu tempat tidak jauh dari asalnya, misalnya kaki bukit. 3.
Tanah liat alluvial atau limpah sungai yaitu tanah liat yang diendapkan oleh air sungai
4. Tanah liat marina atau formasi adalah tanah liat yang terjadi dari endapan
yang berada di laut. 5.
Tanah liat rawa adalah tanah liat yang diendapkan di rawa-rawa dan berwarna hitam.
6. Tanah liat danau adalah tanah liat yang diendapkan di danau air tawar.
Pembuatan bata di Indonesia pada umumnya menggunakan tanah liat alluvial, jarang sekali yang menggunakan tanah liat marina atau formasi. Padahal
sebagian besar sawah-sawah di Indonesia terdapat endapan alluvial, sehingga kesuburan sawah-sawah pada tempat pembuatan batu bata sangat rendah. Ini
berarti pembuatan batu bata atau barang lain yang terbuat dari tanah liat akan merugikan pertanian, karena pada umumnya para pengusaha industri batu bata
dalam mencari dan menggunakan bahan baku tidak atau kurang memperhatikan kerugian yang timbul sebagai akibat cara pengambilan bahan baku yang tidak
teratur. Misalnya kerugian bagi usaha pertanian apabila dalam pengambilan tanah liat tersebut terambil pula lapisan tanah yang mengandung zat-zat penyubur
tanaman humus.
2.1.3 Sumber Nafkah
Merujuk pada Dharmawan 2007 Livelihood system atau sistem penghidupan adalah kumpulan dari strategi nafkah yang dibentuk oleh individu,
kelompok maupun masyarakat di suatu lokalitas. Perlu dicatat bahwa livelihood memiliki pengertian lebih luas daripada sekedar means of living strategy strategi
cara hidup. Pengertian livelihood strategy yang disamakan pengertiannya menjadi strategi nafkah dalam bahasa Indonesia, sesungguhnya memiliki makna
lebih besar daripada sekedar “aktivitas mencari nafkah” belaka. Sebagai strategi membangun sistem penghidupan, maka strategi nafkah bisa didekati melalui
7
berbagai cara atau manipulasi aksi individual maupun kolektif. Strategi nafkah bisa berarti cara bertahan hidup ataupun memperbaiki status kehidupan. Strategi
nafkah adalah taktik dan aksi yang dibangun oleh individu ataupun kelompok dalam rangka mempertahankan kehidupan mereka dengan tetap memperhatikan
eksistensi infrastruktur sosial, struktur sosial dan sistem nilai budaya yang berlaku.
Konsep modal dalam sistem nafkah rumahtangga seperti yang dijelaskan Scoones 1998 digolongkan menjadi lima jenis yaitu:
1. Modal Alam Natural Capital merupakan modal yang berasal dari alam
dan terkait dengan proses-proses alamiah, misalnya kondisi tanah, air, udara, siklus hidrologi, dan sebagainya.
2. Modal Ekonomi EconomicFinancial Capital merupakan modal yang
sangat esensial terkait dengan strategi nafkah, misalnya kepemilikan asset ekonomi seperti perlengkapan produktifitas, teknologi dan infrastruktur
lainnya. 3.
Modal Sumberdaya Manusia Human Capital, terkait dengan aspek manusianya, misalnya keterampilan, pendidikanpengetahuan, kesehatan,
dan sebagainya 4.
Modal Sosial Social Capital merupakan sumberdaya sosial yang terdiri atas jaringan, klaim sosial, hubungan sosial, keanggotaan, dan
perkumpulan. 5.
Modal Fisik Physical Capital, terdiri dari peralatan, barang simpanan, cadangan makanan, ataupun perhiasan.
Scoones 1998 mengemukakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi terkait dengan sumber-sumber nafkah tersebut. Ada tiga kemungkinan
keragaan sumber-sumber nafkah yang ada, yaitu: 1.
Sebagai suatu rangkaian Sequence Sebagai suatu rangkaian, akses terhadap suatu sumber nafkah menjadi
jalan untuk bisa mengakses sumber nafkah yang lainnya.
8
2. Sebagai pengganti Substitution
Sebagai pengganti, berarti aksesnya seseorang terhadap suatu sumber nafkah dapat menjadi pengganti dari sumber nafkah yang tidak dapat
diakses. 3.
Sebagai suatu kelompok Clustering Sebagai suatu kelompok, berarti aksesnya seseorang terhadap suatu
sumber nafkah menyebabkan ia juga akses terhadap sumber nafkah yang lainnya.
2.1.4 Strategi Nafkah
Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direprensentasikan oleh keterlibatan individu-individu dalam proses perjuangan untuk mendapatkan suatu
jenis mata pencaharian atau bentuk pekerjaan produktif demi mempertahankan ataupun meningkatkan derajat kehidupan dalam merespons dinamika sosio-
ekonomi, ekologi dan politik mengenai mereka Dharmawan 2007. Beberapa strategi yang dapat diterapkan masyarakat dalam upaya untuk dapat bertahan
dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang dimilikinya menurut Scoones 1998, yaitu:
1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, yang dilakukan dengan memanfaatkan
sektor pertanian secara lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi intensifikasi maupun
dengan memperluas lahan garapan ekstensifikasi. 2.
Pola nafkah ganda yang dilakukan dengan menerapkan keanekaragaman pola nafkah dengan cara mencari pekerjaan lain selain pertanian untuk
menambah pendapatan diversifikasi pekerjaan. 3.
Rekayasa spasial merupakan usaha yang dilakukan dengan cara melakukan mobilisasi baik secara permanen maupun sirkuler.
Dalam lingkup strategi nafkah keluarga, Dharmawan 2001 membagi dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Strategi nafkah rumahtangga petani strata bawah
a. Mengerjakan berbagai jenis pekerjaan the multiple employment
strategy. Strategi ini juga dikenal dengan pola nafkah ganda, juga paling sering dipakai oleh rumahtangga petani miskin untuk bisa
9
mempertahankan hidupnya, karena mereka hanya mempunyai tenaga, sedangkan modal dan keahlian yang dimiliki sangat terbatas.
b. Penyebaran tenaga kerja rumahtangga, rumahtangga petani pedesaan
umumnya mempunyai anggota keluarga yang besar, potensi tersebut dipergunakan untuk melakukan pekerjaan guna membantu ekonomi
keluarga. 2.
Strategi nafkah rumahtangga petani strata menengah a.
Strategi persiapan pertumbuhan, pada level ini strategi nafkah yang dilakukan bukan untuk sekedar mempertahankan hidup, tetapi lebih
lebih ditekankan pada bagaimana agar aset yang telah dimiliki semakin tumbuh berkembang.
b. Strategi produksi rumahtangga, dengan memiliki modal dan
kemampuan untuk mengelola aset tersebut, keluarga petani pada level ini bisa membuat usaha yang dikelola oleh rumahtangga.
3. Strategi nafkah rumahtangga petani strata atas
Strategi nafkah pada level ini, sebenarnya lebih mengacu pada bagaimana mengembangkan asset expensive strategy besar yang sudah dimilikinya
agar semakin bertambah. Kelompok ini paling besar mempunyai akses ke sumber-sumber produksi karena disamping memiliki modal besar, jaringan
sosialnya juga luas. Menurut Crow 1989 dalam Dharmawan 2001 dalam penerapan strategi
nafkah, terdapat beberapa aspek penting dari konsep strategi yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Harus ada pilihan yang dapat seseorang pilih sebagai tindakan alternatif
2. Kemampuan melatih “kekuatan”. Mengikuti suatu pilihan berarti memberikan
perhatian pada pilihan tersebut. Dengan demikian, memberikan perhatian pada suatu pilihan akan mengurangi perhatian pada pilihan yang lain. Dalam
konteks komunitas, seseorang yang memiliki lebih banyak kontrol asset akan
lebih memiliki kekuatan untuk “memaksakan” kehendaknya. Oleh karena itu, strategi nafkah dapat dipandang sebagai suatu kompetisi untuk
mendapatkan aset-aset yang ingin dikuasai.
10
3. Dengan merencanakan strategi yang mantap, ketidakpastian posisi yang
dihadapi seseorang dapat dieliminir 4.
Strategi dibangun sebagai respon terhadap tekanan yang hebat yang menerpa seseorang
5. Harus ada sumberdaya dan pengetahuan sehingga seseorang bisa membentuk
dan mengikuti berbagai strategi yang berbeda 6.
Strategi biasanya merupakan keluaran dari konflik dan proses yang terjadi dalam rumah tangga.
2.2 Kerangka Pemikiran