merupakan pendidikan kedinasan, berasrama, dengan seragam yang menjadikan peserta didik bangga. Dengan proses pembentukan yang memerlukan waktu panjang
setelah menjadi guru diharapkan karakter yang ditanamkan masih tetap dapat terpelihara dengan baik.
Pendidikan guru harus mampu menyiapkan sumber daya manusia calon guru yang berkualitas, beriman, berilmu pengetahuan, dan memahami teknologi. Hal ini
diperlukan karena kelangsungan hidup suatu bangsa berada di tangan guru-guru yang mendidik calon pemimpin masa depan. Di tangan para guru pula diharapkan terjadi
proses pewarisan budaya dan peradaban suatu generasi.
Pendidikan guru diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal dan dapat didukung dengan pendidikan nonformal. Dalam hal pendidikan formal seorang guru
harus memiliki pendidikan formal strata satu S1 minimal dan pendidikan profesi keguruan. Oleh karena itu pendidikan guru harus diselenggarakan di perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program-program studi yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK-SMK. Hal ini perlu disadadri, bila
kebutuhan itu telah berkembang karena perkembagan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyelenggaraan pendidikan guru juga harus berkembang untuk memenuhi tuntutan
tersebut. Selain hal itu pengkondisian proses belajar calon-calon guru perlu pula diperhatikan bukan hanya melalui program PPL tetapi proses belajar tersebut inklusif
dalam kehidupan sehari-hari dalam program bersama semisal “asrama” seperti pendidikan kedinasan calon camat, calon polisi, calon TNI maupun calon penyuluh
lapangan.
Pendidikan formal guru hendaknya mengarah pada “refleksi panggilan” dan pembentukan “kepribadian” karena dari situlah akan diketemukan guru-guru ang
prospektif untuk menyiapkan anak bangsa yang berkualitas. Pada masa “lampau” guru dapat dihasilkan dari pendidikan non formal. Pendidikan
non formal dapat diperoleh dari proses “nyantrik” atau pendidikan singkat karena kondisi darurat bila pendidikan formal sulit dijangkau. Dapat juga dilakukan model
pendampingan bagi calon guru. Namun demikian model pendidikan non formal ini seringkali tidak terlaksana secara teratur dan terencana dengan baik. Nampaknya lebih
pada intuisi naluri dan belah pihak antara yang mendampingi dan didampingi.
Dari sisi lain guru hendaknya memiliki kesadaran untuk meningkatkan dan mengembangkan panggilannya sebagai guru melalui pendidikan-pendidikan non
formal. Hal itu diharapkan menjawab segala keterbatasan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini.
B. KARAKTERISTIK KEPROFESIAN 1. Karakteristik keprofesian
Menurut Liberman profesi memiliki beberapa karakteristik yang wajib dimiliki, yaitu sebagai berikut:
a. Unik, pasti, layanan penting b. Menekankan teknik intelektual dalam memberikan pelayanan
c. Membutuhkan waktu panjang untuk pendidikan dan eplatihan khusus d. Memiliki otonomi untuk individu mau pun kelompok dalam bekerja secara
bertanggung jawab’menekankan terhadap layanan daripada hasil ekonomi
e. Adanya organisassi profesi yang mengatur praktik atau pekerjaan yang dilakukan f. Adanya kode etik yang harus dipatuhi
2. Hakekat profesi
Setiap profesi memiliki hakekakt yang dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Janji terbuka
b. Menuntut tanggung jawab sosial c. Bentuk pengabdian
d. Jabatan atau pekerjaa e. Membutuhkan keahlian khusus
f. Menungut kesejawatan
3. Syarat-syarat Profesi Keguruan
Jabatan guru harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Berijazah guru lulusan LPTK dengan kriteria tertentu, misal, pendidikan jenjang
S1 untuk guru pendidikan dasar dan menengah. b. Berjiwa Pancasila, religius, dan berkebudayaan kebangsaan Indonesia.
c. Menghormati setiap aliran agama dan keyakinan hidup. d. Susila dan cakap, demokratis serta bertanggung jawab.
e. Menguasai bahasa Indonesia. f. Sehat jasmani dan rohani termasuk juga tidak mempunyai cacat fisik dan mental
yang dapat mengganggu tugasnya sebagai seorang guru.
C. DASAR HUKUM GURU SEBAGAI PROFESI
Sebagai pekerjaan profesional, profesi guru diatur dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2 yang menjelaskan pendidik
merupakan tenaga profesional, ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang tersebut dirinsi lagi dalam UU No 14 rahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Profesi guru dan profesi
dosen dijelaskan lebih lanjut pada pasal 7 UU No. 14 tahun 2005 dengan beberapa poin penting yang harus ada dalam diri seorang guru atau dosen, yaitu:
a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan ketaqwaan, dan
akhlak mulia c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
e. Memiliki tanggung jawab atas lpekasanaan tugas keprofesionlan f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
g. Memiliki keksempatan untuk mengembangkan kerpofesionlan secara berkelanjutan
dengan belajr sepanjang hayat h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas kerpofesionlan
i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru
Dalam Undang-Undang guru dan dosen tersebut juga dijelaskan mengenai kompetensi guru yang terdiri dari empat jenis kompetentsi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, keempat kompetensi ini akan dibahas secara lebih terperinci pada bab selanjutnya dalam modul ini. Selain itu,
kompetensi guru dapat pula digolongkan berdasarkan indikator dalam Aat Penilaian Kinerja Guru APKG, yaitu meliputi: perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran,
hubungan antar pribadi, dan evaluasi.
Kegiatan perencanaan pengajaran sebagai indikator alat penilaian kinerja guru APKG meliputi beberapa aktivitas, diantaranya adalah:
a. Merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran b. Merencanakan pengeloalaan KBM
c. Merencanakan pengelolaan kelas d. Merencanakan penggunaan media dan sumber belajar
Kegiatan pelaksanaan pengajaran sebagai indikator alat penilaian kinerja guru APKG meliputi beberapa aktivitas, diantaranya:
a. Penggunaan metode media, dan bahan pengajaran b. Berkomunikasi dengan siswa
c. Mendemonstrasikan khasanah metode mengajar d. Mendorong dan menggalakkan ketertiban siswa
e. Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran f. Pengorganisasian waktu
Indikator hubungan antar pribadi dalam indikator alat penilaian kinerja guru APKG dapat diterjemahkan dalam berbagai aktivitas meliputi:
a. Mengembangkan sikap positif b. Bersikap terbuka pada siswa
c. Menampilkan kegairahan dalam pembelajaran d. Mengelola interaksi perilaku dalam kelas
Indikator alat penilaian kinerja guru APKG yang terakhir adalah evaluasi. Beberapa hal yang terkait dengan kegiatan evealuasi diantaranya adalah:
a. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk keperluan pengajaran b. Melaksanakan evaluasi
Kriteria seorang guru yang telah dilegalisasi oleh konstitusi tersebut semakin menguatkan posisi guru sebagai sebuah profesi yang sangat penting. Beban berat dipikul
gur sebagai tenaga profesional yang bertugas untuk menyiapkan SDM yang berkualitas, beriman, bertaqwa, berilmu lpengetahuan, dan memahami teknologi; menjaga
kelangsungan hidup bangsa pemimpin masa depan; dan menjaga keberlangsungan budaya dan peradaban suatu generasi. Oleh karena itu pendidikan guru ang telah ada
sangat pentingn untuk terus dikaji dan diperbaiki dari masa ke masa untuk kepentingan pemenuhan tugas guru yang sangat vital bagi banggsa dan negara tersebut.
D. KOMPETENSI GURU