DEFINISI KOMPETENSI SOSIAL KOMPETENSI SOSIAL

BAB III KOMPETENSI SOSIAL

A. DEFINISI KOMPETENSI SOSIAL

Guru juga manusia. Guru adalah individu yang merupakan bagian dari masyarakat. Guru membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan perannya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Orang lain itu bisa peserta didiknya, tenaga kependidikan di sekolah maupun instansi, dan masyarakat pada umumnya dimana tempat tinggal seorang guru. Peranan dan segala tingkah laku seorang guru di sekolah dan di masyarakat akan senantiasa dipantau oleh orang lain, baik itu peserta didik, sesama tenaga kependidikan maupun masyarakat. Sebagaimana dengan kompetensi, pengertian kompetensi sosial pun relatif banyak karena masing-masing ahli membuat definisi sendiri-sendiri menurut latar belakang ilmu yang ditekuninya. Sumardi 2006 misalnya, dalam tulisannya “Tantangan Baru Dunia Pendidikan” menyatakan kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang bekomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan memberi kepada orang lain. Ia pun mengutip pendapatnya Gardner 1983 bahwa kompetens sosial sebagai social intellegence atau kecerdasan sosial, di mana kecerdasan sosial merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan logika, bahasa, musik, raga, ruang, pribadi, alam, dan kuliner yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner. Senada dengan pengertian tersebut di atas, St. Makmur Muin 2004 dalam karyanya “Atase Ketenagakerjaan” yang dapat diakses dalam situs http:www.nakertrans.go.id menyatakan yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru sehingga mampu mengaktualisasi diri di lingkungan masyarakat maupun lingkungan tempat kerja. Sedangkan Suwarna, dkk.2007 dalam bukunya “Pengajaran Mikro” yang diterbitkan oleh Tiara Wacana menyatakan bahwa kompetensi sosial secara implisit tercakup di dalam penguasaan kompetensi mengajar. Dalam arti, guru dengan kompetensi mengajar yang baik dan bertanggung jawab diasumsikan akan secara simultan menguasai kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi : 1. Aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya 2. Pertimbangan sebelum memilih jabatan guru 3. Mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson sebagaimana dikutip Anwar mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Selanjutnya di dalam dokumen “Panduan Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2006” yang telah disusun bersama Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan Direktorat Profesi Pendidik Direktorat Jenderal PMPTK Depdiknas 2006 disajikan pengertian yang lengkap. Pada halaman 1 sd 7 dokumen ini disebutkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan orang tua wali dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esebsial sebagai berikut: 1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. 2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua wali peserta didik dan masyarakat. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai kompetensi sosial seorang guru, bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik dan lingkungan mereka. Dengan kata lain, guru harus bisa berkomunikasi, bergaul dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, serta masyarakat sekitar. Sekolah merupakan tempat guru melakukan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran atau bisa disebut juga sebagai miniatur sistem sosial. Komunitas sekolah banyak dan beragam. Banyak karena disini berkumpul orang dengan multistatus, seperti guru, kepala sekolah, staf tata usaha, tenaga teknisi, tenaga satuan pengaman, siswa, pengurus komite sekolah dan pihak lain yang berhubungan dengan sekolah. Beragam, karena komunitas sekolah berasal dari latar belakang budaya, jenis kelamin, suku bangsa, agama, kecerdasan, ketrampilan, ketahanan fisik, emosi, status sosial, kondisi ekonomi dan jenis pekerjaan orang tua. Hal ini mengharuskan seorang guru ketika berkecimpung di dalamnya haruslah dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolahnya. Demikian juga masyarakat, lebih banyak dan lebih beragam. Masyarakat terdiri dari berbagai latar belakang, baik budaya, jenis kelamin, jenjang pendidikan, suku bangsa, agama, kecerdasan, ketrampilan, ketahanan fisik, emosi, status sosial, kondisi ekonomi dan jenis pekerjaan. Sehingga menuntut guru harus pandai berinteraksi dengan baik. Kompetensi sosial seorang guru tidak bisa lepas dari kompetensi kepribadian. Dalam kegiatan belajar, kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi, memahami dan berinteraksi dengan peserta didik. Bagaimana guru nantinya dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik agar dapat dipahami oleh peserta didiknya. Kompetensi ini juga berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat sekitas di tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban oleh seorang guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan menididik adalah tugas memanusiakan manusia. Lebih tajam ditulis oleh Ir. Soekarno dallam tulisan “Guru dalam Masa Pembangunan” menyebutkan pentingnya guru dalam masa pembangunan adalah menjadi masyarakat. Oleh karena itu, tugas guru adalah tugas pelayanan manusia.

B. ASPEK-ASPEK KOMPETENSI SOSIAL