INDIKATOR KOMPETENSI PROFESIONAL KOMPETENSI PROFESIONAL

3 Kemampuan pengembangan profesi 4 Pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan

C. INDIKATOR KOMPETENSI PROFESIONAL

Berdasarkan PP No. 74 tahun 2003 pasal 3, kompetensi profesional meliputi beberapa indikator yaitu: a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri Guru yang efektif dan profesional tentulah memiliki karakter sebagai berikut: a. Memiliki kadar pengetahuan yang maju di mata pelajaran spesialisasinya. Guru yang pengetahuannya sudah maju menghasilkan siswa yang nilainya lebih bagus dalam tes standar. Guru yang menguasai wilayah mata pelajarannya, lebih siap menjawab pertanyaan-pertanyan siswa dan menjelasakan konsep secara lebih baik. Tidak gugup dan penjelasannya tidak membingungkan. b. Berpengalaman mengajar paling sedikit tiga tahun. Guru yang berpengalaman cenderung tahu lebih baik apa aktivitas dan praktik mengajar yang harus dipakai saat mengajarkan konsep-konsep tertentu. Dia juga lebih mampu mengindividualisir pelajaran agar cocok dengan kebutuhan setiap siswa. c. Ucapannya jelas. Guru dengan kemampuan verbal tinggi dan punya kosakata luas cenderung menghasilkan siswa yang dapat mengerjakan tes standar secara lebih baik. d. Antusias. Jika anda menunjukkan antusiasme saat mengajar, maka akan memotivasi siswa untuk belajar. Antusiasme dapat ditandai dengan penyampaian vokal secara cepat dan bersemangat., dengan gerak tangan, kontak mata yang bervariasi dan tingkat energi tinggi. Antusiasme guru juga diikuti dengan meningkatnya penyimpanan memori di kalangan siswa. e. Peduli. Tunjukkan kepedulian yang tulus. Benar-benar memperhatikan kesehatan dan kehidupan pribadi siswa. Bersikap ramah dan mau mendengarkan masalah siswa maupun orang tuanya. Sehingga suasana kelas terbangun menjadi hangat dan siswa berani ikut terlibat mengambil keputusan. guru peduli sering menghadiri ekstrakurikuler siswa, melihat kegiatan konser atau pertandingan olah raga. f. Ceria dan santai. Kepribadiannya amat baik karena menikmati kegembiraan dari pekerjaannya sebagai pengajar. Ia berpartisipasi dalam kegiatan dengan siswa, punya rasa humor yang baik dan akan sering tertawa bersama siswa. g. Siap bekerjasama dengan guru lain maupun orang tua siswa. h. Berniat memperbaiki kecakapan mengajarnya dan memajukan pendidikannya. i. Kelasnya secara struktural teratur baik untuk memaksimalkan waktu mengajar. j. Menjaga waktu transisi antar kegiatan sesedikit mungkin. k. Masuk kelas dalam keadaan siap. l. Dorongan positif. m. Memonitor dan menangani gangguan di kelas. n. Mendisiplinkan siswa secara adil dan wajar o. Menyampaikan harapan akademik yang tinggi. p. Menunjukkan suatu tingkat perencanaan dan organisasi yang tinggi. C. Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Profesionalisme Guru Menurut Ani M. Hasan 2003, faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain: 1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyak guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga waktu untuk membaca dan menulis untuk meningkatkan diri tidak ada. 2. Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi tanpa mempehitungkan outputnya kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan. 3. Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. Secara lebih rinci, Akadum 1999 mengemukakan bahwa ada lima penyebab rendahnya profesionalisme guru: a. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, b. Rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, c. Pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga keguruan dan kependidikan, d. Masih belum smooth-nya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru, e. Masih belum berfungsinya PGRI sebagai organisasi profesi yang berupaya secara maksimal meningkatkan profesionalisme anggotanya. Kecenderungan PGRI bersifat politis memang tidak bisa disalahkan, terutama untuk menjadi pressure group agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Namun demikian di masa mendatang PGRI sepantasnya mulai mengupayakan profesionalisme para anggotanya. Dengan melihat adanya faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru, pemerintah berupaya untuk mencari alternatif untuk meningkatkan profesi guru.

D. UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL