Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal
dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam
tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten tidak mudah hancur berwarna hitam atau coklat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau topsoil. Kandungan bahan organik tanah itu sendiri dapat
dihitung dari C-organik dengan rumus : Bahan organik = 1,74 × C-organik
f. Nisbah CN
Nisbah CN CN rasio dalam bahan organik yang terdapat dalam topsoil biasanya berkisar antara 8:1 dan 15:1 dengan nilai rata-rata 10:1 sampai dengan
12:1. CN rasio berbeda-beda pada suatu daerah dengan daerah lainnya tergantung iklim daerah tersebut sehingga CN rasio dari tanah ke tanah lain juga berbeda.
Perbedaan ini berkaitan dengan dengan suhu dan curah hujan. CN rasio memiliki arti penting bagi tanah, yaitu persaingan yang terjadi jika bahan organik
mempunyai CN rasio yang tinggi dimasukkan ke dalam tanah dan sifat kestabilan nisbah ini dalam tanah. Dengan berlangsungnya pelapukan, karbon dan nitrogen
dapat hilang melalui penguapan sedangkan nitrat hilang melalui pencucian atau diserap tanaman. Pada suatu saat kecepatan hilangnya kedua unsur ini akan
berbanding lurus sama. Pada saat ini apapun yang terjadi nisbah karbon dan nitrogen menjadi mantab Soepardi 1983.
CN rasio merupakan indikator yang menunjukkan proses mineralisasi dan immobilisasi N oleh mikroba dekomposer bahan organik. Apabila CN rasio 20
menunjukkan terjadinya mineralisasi N, apabila CN rasio 30 artinya terjadi immobilisasi N, sedangkan jika di antara 20-30 berarti mineralisasi seimbang
dengan immobilisasi.
g. Nitrogen Tanah
Menurut Munawar 2011, Nitrogen merupakan bagian dari semua sel hidup. Di dalam tanaman, N berfungsi sebagai komponen utama protein, hormon,