Besaran bobot isi tanah dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu ataupun dari lapisan ke lapisan, sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur
tanah. Keragaman tersebut menunjukkan derajat kepadatan tanah, karena tanah dengan ruang pori berkurang dan berat tanah setiap satuan bertambah
menyebabkan meningkatnya bobot isi tanah.
b. Porositas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori total ruang kosong yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poros berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara keluar-
masuk tanah secara leluasa. Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibagi menjadi tiga kelas, yaitu makropori apabila berdiameter ≥ 90µm, mesopori
90-30 µm, dan mikropori 30µm. Dominasi fraksi pasir akan menyebabkan terbentuknya sedikit pori-pori makro sehingga luas permukaan menjadi sangat
sempit daya pegangnya terhadap air sangat lemah. Tanah dengan dominasi liat akan terbentuk pori-pori mikro sehingga permukaannya menjadi sangat luas dan
daya pegang terhadap air sangat kuat. Sedangkan dominasi fraksi debu akan menyebabkan terbentuknya pori-pori meso dalam jumlah sedang sehingga luas
permukaannya menjadi cukup luas dan daya pegang terhadap air cukup kuat. c.
Derajat Kemasaman Tanah pH
Derajat kemasaman tanah pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat
asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7
hingga 14. Sedangkan untuk nilai pH 7 adalah netral. Nilai pH sangat penting
karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen N, Potassiumkalium K, dan Pospor P dimana tanaman membutuhkan dalam
jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika
pH larutan tanah meningkat hingga 5,5, maka Nitrogen dalam bentuk nitrat menjadi tersedia bagi tanaman. Fospor akan tersedia bagi tanaman pada pH 6-7.
Tidak hanya itu, pH yang sesuai terhadap bakteri akan membantu tanaman dalam
mendapatkan N di atmosfer sehingga nantinya N tersebut dapat digunakan oleh tanaman.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang dibutuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai
kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat sehingga nantinya tanaman akan mati. Reaksi larutan tanah ditentukan oleh kadar H
+
dan OH¯ . Oleh karena itu, pH tanah sangat mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pada
reaksi tanah yang netral, yaitu pH 6.5 – 7.5, unsur hara tersedia dalam jumlah yang optimal. Pada pH tanah 6, ketersediaan unsur-unsur fosfor, kalium,
belerang, kalsium, magnesium, dan molibdinum menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah 8, akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, besi, mangan,
borium, tembaga, dan seng menjadi relatif lebih sedikit.
d. Kapasitas tukar kation KTK
Kapasitas Tukar Kation didefisinikan sebagai kemampuan permukaan koloid tanah dalam menjerap dan mempertukarkan kation, yang dinyatakan dalam
milligram dalam 100 gram tanah kering oven. Besar kecilnya KTK tanah ditentukan oleh jumlah dan jenis mineral liat, jumlah bahan organik, dan pH
tanah. Tanah bertekstur halus yang mengandung lebih banyak liat dan humus akan memiliki KTK yang lebih tinggi Soepardi 1983. Semakin tinggi kadar liat, maka
semakin tinggi KTK.
e. Bahan Organik
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5 persen. Akan tetapi, pengaruhnya terhadap sifat-sifat
tanah besar sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut.
- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah. - Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
- Menambah kemampuan tanah untuk menahan air. - Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara KTK
tanah menjadi tinggi - Sumber energi bagi mikroorganisme