2. Metode pendugaan tidak langsung a. Metode hubungan allometrik
Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang paling baik antara dimensi pohon dengan biomassanya. Untuk membuat persamaan
ini, pohon-pohon yang mewakili sebaran kelas diameter ditebang dan ditimbang. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua
berat individu pohon dalam suatu unit area contoh tertentu. b. Crop meter
Pendugaan biomassa dengan metode ini dilakukan dengan cara menggunakan seperangkat elektroda listrik yang kedua kutubnya
diletakkan di atas permukaan tanah pada jarak tertentu. Biomassa tumbuhan antara dua elektroda dipantau dengan memperhatikan electrical
capacitance yang dihasilkan.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biomassa dan Karbon
Biomassa suatu tanaman meliputi semua bahan tanaman yang secara kasar berasal dari hasil fotosintesis, serapan unsur hara dan air yang diolah melalui
proses biosintesis. Produksi biomassa tersebut mengakibatkan pertambahan berat dapat diikuti dengan pertambahan ukuran lain yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Tetapi tidak semua bagian tanaman mengalami pertambahan yang sama pada waktu yang sama pula. Bagian terbesar dari biomassa hutan adalah
berupa batang-batang pohon yang menyusun tegakan sebagai hasil akumulasi produksi bahan organik selama bertahun-tahun. Adanya hubungan yang sangat
erat antara jumlah biomassa tegakan dengan umur tegekan akan diperoleh apabila tegakan tersebut tumbuh pada suatu kondisi pertumbuhan yang sama. Biomassa
tegakan hutan dipengaruhi oleh kerapatan tegakan dan kualitas tempat tumbuh. Tegakan yang makin rapat jarak tanamnya akan mempunyai jumlah biomassa
yang semakin besar walaupun belum tentu dapat menjamin kualitas produksi. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi biomassa tegakan hutan antara
lain seperti perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan hutan, suhu dan curah hujan. Suhu dan curah hujan merupakan faktor penunjang agar vegetasi
atau tegakan dapat tumbuh dengan baik. Suhu yang optimal dan ketersediaan air yang cukup akan mempercepat pertumbuhan vegetasi atau tegakan itu sendiri
sehingga jika dilihat perkembangan vegetasinya maka akan mengalami peningkatan dimensi baik diameter, tinggi, volume, dan lainnya. Dengan
peningkatan dimensi tersebut maka biomassa vegetasi atau tegakan pun akan semakin besar.
Jika dilihat dari segi komposisi dan struktur tegakan hutannya, semakin banyak komposisi jenis dan struktur tegakan hutannya maka akan semakin besar
biomassa yang terkandung. Akan tetapi, hal tersebut harus ditunjang dengan pertumbuhan vegetasi atau tegakan hutannya dan kualita tempat tumbuh.
2.4. Kualitas Tempat Tumbuh
Faktor pendukung atau parameter untuk menilai kondisi hutan adalah kualitas tempat tumbuh. Jika kualitas tempat tumbuh baik maka akan berbanding
lurus dengan kondisi hutannya sehingga memiliki sifat-sifat tanah yang baik seperti fisika tanah, kimia tanah, dan biologi tanahnya. Tidak hanya itu,
kemampuan hutan seperti penyerapan karbon, siklus hidrologi, dan lainnya akan baik juga. Menurut Hardjowigeno 2007, tanah adalah kumpulan dari benda alam
di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk
tumbuhnya tanaman. Selain itu ada beberapa karakteristik tanah yang menentukan kemampuan kesuburan tanah, antara lain:
a. Bobot Isi