Analisis Data Komposisi Jenis Menghitung Potensi Karbon Pengukuran Tanah Analisis Data secara Statistik

Jumlah individu suatu spesies Luas petak contoh K Kerapatan seluruh spesies X 100 Jumlah plot ditemukan suatu spesies Jumlah seluruh plot F Frekuensi seluruh spesies X 100 D Dominansi seluruh spesies X 100 LBDS suatu spesies Luas petak contoh

3.4. Analisis Data

a. Komposisi Jenis

Menurut Soerianegara dan Indrawan 2002, kerapatan tegakan, frekuensi, dominansi dan INP dihitung dengan menggunakan rumus: Kerapatan suatu spesies K = Kerapatan relatif suatu spesies KR = Frekuensi suatu spesies F = Frekuensi relatif suatu spesies FR = Dominansi suatu spesies D = Dominansi relatif suatu spesies DR = INP = KR + FR + DR

b. Pengukuran Biomassa

1. Biomassa Tegakan

Data primer berupa diameter tiap pohon dimasukkan ke dalam persamaan allometrik yang sesuai dengan jenis atau karakter pohonnya. Persamaan allometrik yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 2 Persamaan allometrik berdasarkan penelitian terdahulu Jenis Pohon Estimasi Biomassa Pohon kgpohon Sumber Gmelina BK = 0.153 D 2.217 Banaticla et al. dalam Sutaryo 2009 Pohon Bercabang BK = 0.11 ρ D 2.62 Ketterings 2001 dalam Hairiah dan Rahayu 2007 Kopi dipangkas BK = 0.281 D 2.06 Arifin 2001 dalam Hairiah dan Rahayu 2007 Dipterocarpaceae BK = 0.031 D 2.717 Banaticla et al. dalam Sutaryo 2009 Jenis lain BK = 0.2902 D 2.313 - Keterangan : D diameter setinggi dada, ρ berat jenis kayu

2. Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah

Data primer tumbuhan bawah dihitung berat basahnya dan contoh yang diambil dikeringtanurkan untuk mengetahui berat keringnya. Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus: KA = {BBc – BKcBKc}× 100 Keterangan: KA = kadar air BBc = berat basah contoh BKc = berat kering contoh Setelah mendapatkan kadar air, barulah diperoleh berat kering biomassa tumbuhan bawah dan serasahnya dengan rumus: BKT = BB{1+ KA100} Keterangan: BKT = berat kering tanurbiomassa BB = berat basah KA = kadar air

c. Menghitung Potensi Karbon

Karbon tersimpan C baik pada tiap pohon dan tumbuhan bawahserasah diestimasi dengan menggunakan persamaan Hairiah dan Rahayu 2007 berikut. C = BKT × 0,46

d. Pengukuran Tanah

Contoh tanah terusik diambil untuk menganalisis pH, C-organik, bahan organik, N-total, P, K, dan Kapasitas Tukar Kation KTK. Metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Metode analisis Parameter Metode Analisis pH pH meter C-organik Walkey Black N-total Kjeldhal P-bray Bray I K N NH 4 Oac pH 7.0 KTK N NH 4 Oac pH 7.0 Setelah mendapatkan nilai C-organik, maka nilai bahan organik pun dapat diketahui dengan cara menggunakan rumus di bawah berikut. - Bahan Organik ; BO = 1,74 × C-organik Untuk contoh tanah tidak terusik, yang dianalisis adalah bobot isi dan porositas tanah. Dalam menentukan bobot isi dan porositas tanah dapat dilihat pada rumus di bawah ini. - Bobot isi ; BI = BKVt keterangan: BK = berat kering contoh tanpa ring BK = BK 1 – BR Vt = volume tanah dalam ring Vt = ¼πd 2 t - Porositas ; P = {1- BIBP} × 100 keterangan: BP = bobot partikel tanah sebesar 2,65 gcm 3

e. Analisis Data secara Statistik

Hasil pendugaan simpanan karbon dan karakteristiksifat tanah yang telah diperoleh pada akhirnya akan diuji dan dikorelasikan secara statistik dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences 16 SPSS 16. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan apakah karakteristik tanah yang diuji memiliki pengaruh terhadap simpanan karbon.

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah

Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai wilayah seluas 394.600 hektar 10,61 dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, terletak di bagian paling Utara Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak pada posisi antara 115 o 54’ - 115 o 28’ BT dan 1 o 11’ - 2 o 15’ LS. Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Tabalong terbagi dalam 12 dua belas kecamatan dan 131 desa. Salah satu kecamatannya adalah Kecamatan Muara Uya. Kecamatan Muara Uya merupakan kecamatan terluas dengan luasan 92.416 ha atau 23,42 dari luas wilayah Kabupaten Tabalong dimana terdapat beberapa penggunaan lahan seperti sawah, kebun, semak belukar, pertanian campuran, hutan sekunder, dan lainnya. Secara lebih terinci gambaran keadaan penutupan lahan di wilayah Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Penutupan lahan wilayah kabupaten Tabalong No. Jenis Penutupan Lahan Luas Ha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Sekunder Hutan Tanaman Perkebunan Pertanian Campuran Kebun Sawah Semak Belukar Muda Belukar Tua Landasan Udara Pertambangan Permukiman Tanah Terbuka Rawa Tubuh Air Tertutup Awan 35,38 122,55 3,59 2,05 22,76 14,67 113,66 7,41 4,37 39,03 2,54 12,47 20,00 2,42 2,58 2,20 2,68 458,00 3,73 8,97 31,06 0,91 0,52 5,77 3,72 28,81 1,88 1,11 9,89 0,64 3,16 0,01 0,61 0,65 0,56 0,68 0,12 0,95 Jumlah 394,60 100,00 Sumber : Perhitungan Komputer Hasil Analisis dan Digitasi dari Citra Landsat liputan 21 Juni 2008 dan 29 Juni 2008, serta Hasil Survey Lapangan.