Porositas atau pori-pori tanah sangat menentukan kemampuan tanah dalam menjerap air. Semakin besar pori-pori tanah maka kemampuan tanah menjerap air
akan semakin kecil. Atau sebaliknya, semakin kecil pori-pori tanah, maka kemampuan tanah menjerap air akan semakin besar. Tanah-tanah pasir
mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat sehingga semakin banyak pori-pori kasar maka tanah akan semakin sulit menahan air dan tanaman
mudah kekeringan Hardjowigeno 2007. Berdasarkan tabel 8 di atas, nilai porositas atau pori-pori tanah tertinggi berturut-turut adalah petak 161,80,
petak 260,80, petak 459,00, petak 354,90, dan petak 553,30. Hal ini menandakan pori-pori tanah 50 sehingga pori-pori tanah masih tergolong
sedang.
5.4. Korelasi antara Karakteristik Tanah terhadap Karbon Tersimpan
Setelah mengetahui nilai total karbon tersimpan dan karakteristik tanahnya, maka dikorelasikan semuanya dengan menggunakan
Statistical Package for the Social Sciences 16
SPSS 16. Nilai korelasi ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar karakteristik tanah yang diukur dengan
nilai total karbon tersimpan pada hutan Sekunder di desa Santu’un kecamatan Muara Uya kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Sebelum mengetahui nilai
korelasi, terlebih dahulu setiap variabel diketahui rata-rata, standar deviasi, total, minimum, dan maksimum. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Karakteristik tempat tumbuh dan simpanan karbon pada hutan sekunder di desa Santu’un kecamatan Muara Uya kabupaten Tabalong,
Kalimantan Selatan
No Variabel
Satuan Rata-rata
Kisaran 1
C-stock Kg
1685,00 911,83 – 3127,00
2 pH
- 4,22
4,00 – 4,50 3
C-organik 2,86
1,84 – 4,15 4
Bahan organik BO 4,97
3,20 – 7,22 5
N-total 0,27
0,17 – 0,38 6
P Ppm
2,22 1,70 – 3,50
7 K
me100g 0,34
0,23 – 0,42 8
KTK me100g
17,05 14,07 – 21,16
9 Bobot Isi
grcm
3
1,11 1,01 – 1,24
10 Porositas
0,58 0,53 – 0,62
Berdasarkan Tabel 13, jumlah data yang diambil sebanyak 5lima petak contoh dengan 10 variabel uji. Nilai-nilai ini berfungsi untuk bisa dilakukan uji
korelasi sehingga mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel yang
mempengaruhi variabel lainnya. Untuk mengetahui nilai korelasinya, dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Korelasi karakteristik tanah terhadap Cadangan Karbon c-stock = nyata,
tn
= tidak nyata Berdasarkan Gambar 12 di atas, terdapat 9 karakteristik tanah yang
dikorelasikan dengan C-stok antara lain pH, C-organik, bahan organik BO, N- total, P, K, KTK, bobot isi, dan porositas. Semua karakteristik tanah memiliki
nilai korelasi yang berbeda-beda terhadap karbon tersimpan C-stock. Karakteristik tanah yang memiliki korelasi terhadap karbon tersimpan adalah pH,
C-organik, BO, N-total, dan K sedangkan P, KTK, bobot isi, dan porositas tidak mempunyai korelasi terhadap karbon tersimpan. Hal ini dapat dilihat dari nilai
korelasi dan tingkat signifikannya Lampiran 4. Berdasarkan Gambar 12, nilai korelasi pH terhadap karbon tersimpan
sebesar 0,814 dengan tingkat signifikan 0,093. Nilai pH tanah memiliki pengaruh terhadap karbon tersimpan, tetapi tidak secara langsung. Besar kecilnya nilai pH
akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Oleh karena ketersediaan unsur hara ini nantinya akan mempengaruhi proses fisiologi
tumbuhan. Salah satu proses fisiologis tumbuhan yang akan berpengaruh adalah penyerapan karbon melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, nilai pH pada
tingkat tertentu akan menjamin ketersediaan unsur hara sehingga akan dapat meningkatkan karbon tersimpan pada hutan tersebut.
C-organik memiliki nilai korelasi sebesar -0,855 dengan tingkat signifikan 0,065 sedangkan bahan organik memiliki nilai korelasi sebesar -0,856 dengan
tingkat signifikan 0,064. C-organik dan bahan organik memiliki pengaruh terhadap karbon tersimpan pada hutan. Salah satu komponen pokok tempat