63
6.2.1 Faktor Ekonomi
Suatu perekonomian negara akan selalu berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara
dapat memberikan peluang sekaligus ancaman bagi suatu usaha atau bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan bagi suatu
negara. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan nilai Produk Domestik Bruto
PDB berdasarkan harga konstan. PDB merupakan nilai moneter uang dari total output yang dihasilkan suatu negara. PDB dapat menjadi ukuran kinerja
perekonomian suatu negara setiap tahunnya. Semakin tinggi tingkat PDB suatu negara maka semakin baik keefesienan perekonomian negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi yang sangat mempengaruhi perkembangan jasa wisata atau pariwisata seperti wisata alam adalah pertumbuhan ekonomi sektor
jasa. Industri pariwisata memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional. Data
Depbudpar Tahun 2008 menunjukkan, bahwa kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional terus meningkat sejak tahun 2004 sampai 2007.
Pada tahun 2004 kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional sebesar Rp 113,78 triliyun atau 5,01 persen dari total PDB Rp 2.273,14 triliyun. Pada tahun
2005 kontribusi pariwisata meningkat menjadi Rp 146,80 triliyun atau 5,27 persen dari total PDB nasional Rp 2.784,90 triliyun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi
Rp 143,62 triliyun atau 4,30 persen dari total PDB Rp 3.339,50 triliyun. Sementara pada tahun 2007, persentase kontribusi pariwisata turun tipis menjadi
4,29 persen bila dibandingkan dengan total PDB nasional, meskipun jumlah kontribusi pariwisata tetap naik dari tahun sebelumnya menjadi Rp 169,67
triliyun. Harga yang terjadi di pasaran dunia biasanya berdasarkan nilai mata uang
US. Untuk dapat menghitung berapa nilai dari harga tersebut maka para pelaku usaha wisata harus mengkonversikan harga tersebut berdasarkan nilai mata uang
negara masing-masing. Nilai mata uang akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Kenaikan mata uang akan
cederung menurunkan kunjungan wisatawan mancanegara.
64
Inflasi suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus- menerus kontinu berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan demikian, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah
indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan
uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi secara tidak langsung akan mempengaruhi pariwisata, khususnya kunjungan wisatawan. Apabila inflasi naik, maka pariwisata turun karena wisata
merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat. Kenaikan harga semua barang membuat masyarakat lebih mengalokasikan uangnya untuk kebutuhan primer dan
sekunder dibandingkan mereka menggunakan uangnya untuk kebutuhan yang tersier. Inflasi yang terjadi di Indonesia terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Inflasi di Indonesia, 2010 Sumber : Bank Indonesia, 2010
Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang terus meningkat tentunya memberikan dampak yang positif bagi pengembangan sektor usaha dan
Apr. 2010 Jun. 2010
Aug. 2010 Oct. 2010
Dec. 2010 2
4 6
8
65
industri. Salah satu indikasi dari pertumbuhan ekonomi adalah adanya peningkatan kesejahterahan. Salah satu ukuran yang dapat dilihat dari peningkatan
kesejahterahan adalah adanya peningkatan pendapatan per kapita yang berarti peningkatan daya beli. Peningkatan daya beli yang dimiliki konsumen tersebutlah
yang akan memberikan dampak terhadap usaha barang dan jasa. Konsumen yang memiliki daya beli tinggi pun akan bertambah jumlahnya
seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut, walaupun jumlahnya tidak sebanyak konsumen yang memiliki daya beli rendah. Hal ini juga akan
memberikan peluang bagi usaha jasa seperti usaha agrowisata dengan meningkatnya konsumen yang ingin berwisata. Konsumen yang memiliki daya
beli cukup tinggi cenderung akan mengkonsumsi barang dan jasa yang bukan saja kebutuhan utama, tetapi juga kebutuhan sekunder seperti kebutuhan untuk
berwisata, baik itu agrowisata atau pun wisata lainnya.
6.2.2 Faktor Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan