70
seperti objek wisata Taman Bunaken yang menawarkan keindahan alam bawah laut. Wisata sejarah seperti Museum Geologi di Bandung yang menawarkan
wisata sejarah pembentukan bumi atau Museum Sri Baduga di Bandung yang menawarkan wisata sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Keberadaan wisata
alternatif tersebut harus dipandang sebagai mitra dan kegiatannya diharapkan saling mendukung dengan wisata alam. Wisata alam memiliki kekuatan tersendiri
yang membuatnya tetap menarik, terutama dengan adanya kecenderungan wisata yang back to nature dan produk yang khas.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar menawar pemasok adalah kemampuan pemasok dalam mempengaruhi proses produksi suatu perusahaan yang berkaitan dengan harga
dan kualitas produk yang dihasilkan. Pemasok memiliki peran yang penting bagi suatu perusahaan sebagai mitra usahanya. Terkadang kekuatan tawar – menawar
pemasok juga mempengaruhi intensitas persaingan bisnis dalam suatu industri. Pemasok jasa wisata pada TWA Telaga Warna salah satunya adalah penyewaan
jasa outbond. Pemasok jasa wisata outbond pada TWA Telaga Warna tersebut lebih bersifat mitra dan berbagi keuntungan yang telah disepakati sebelumnya
dengan pihak dari TWA Telaga Warna.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Berwisata merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat, tetapi saat ini wisata menjadi kebutuhan bagi setiap masyarakat. Rutinitas pekerjaan setiap
harinya, kemacetan, serta polusi sangat memicu masyarakat untuk melakukan wisata. Masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan akan sangat jenuh dengan
kondisi tersebut, untuk itu masyarakat lebih untuk berlibur ke tempat yang lebih nyaman untuk menghidari dari aktifitas sehari–hari yang melelahkan dan
membosankan. Wisata alam sering menjadi tujuan utama bagi masyarakat untuk berwisata.
Kecendrungan sikap masyarakat perkotaan yang ingin berlibur ke wisata alam juga harus diperhatikan, karena konsumen juga berhak memilih tempat
wisata yang diinginkannya dan hal ini sering di sebut kekuatan tawar–menawar pembeli. Kekuatan tawar–menawar pembeli akan sangat mempengaruhi
71
perkembangan wisata alam. Pembeli memiliki hak untuk memilih tempat wisata yang ingin meraka kunjungi.
Pemilihan tempat wisata yang dilakukan konsumen dapat didasari oleh berbagai hal, seperti keinginan dari konsumen itu sendiri, harga tempat wisata
yang ingin dikunjungi terlalu mahal, kualitas jasa yang ditawarkan oleh tempat wisata kurang nyaman, atau bahkan tempat wisata yang terlalu jauh sehingga
menyulitkan konsumen untuk mencapai tempat wisata yang diinginkan. Hal – hal tersebut diatas dapat menyebabkan konsumen dapar memilih secara bebas tempat
wisata alam yang ingin mereka nikmati. Kekuatan tawar – menawar pembeli tersebut dapat mempengaruhi persaingan bisnis, sehingga faktor kekuatan dari
segi konsumen tersebut juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam upaya pengembangan wisata alam.
5. Persaingan diantara para anggota industri
Persaingan antar perusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah
perusahaan dapat berhasil hanya sejauh perusahaan tersebut menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Jika
jumlah perusahaan yang bersaing terus bertambah maka intensitas persaingan diantara perusahaan yang bersaing tersebut cenderung meningkat, dikarena
perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, karena permintaan produk industri menjadi menurun, dan promosi potongan harga sering
dilakukan suatu perusahaan agar dapat terus bersaing. Persaingan bisnis agrowisata yang terjadi di kawasan Puncak, Bogor,
Cipanas dan Cianjur dapat dikatakan cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah tempat wisata yang terdapat di kawasan tersebut. Pesaing utama yang
cukup diperhitungkan oleh TWA Telaga Warna yaitu Agrowisata Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Taman Safari, Taman Wisata Matahari, Curug Cilember
dan Taman Bunga Nusantara. Minat konsumen yang tinggi terhadap tempat wisata yang terdapat di kawasan Puncak, Bogor, Cipanas dan Cianjur dapat
terlihat dari padatnya masyarakat yang datang untuk berlibur, hal tersebut juga meningkatkan iklim persaingan bisnis wisata alam di kawasan tersebut.
72
6.3. Identifikasi Kekuatan dan Kelamahan, Serta Peluang dan Ancaman