24
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Dana yang berlebihan berarti banyak sumber dana yang menganggur dan tidak efisien, terlebih lagi bila dana itu
dari pinjaman berbunga. Kekuatan keuangan juga penting untuk diperhatikan dalam merumuskan strategi, kekuatan keuangan yang lemah dapat menghilangkan
beberapa strategi alternatif yang suatu saat akan sangat bermafaat dalam berjalannya suatu perusahaan.
c. Produksi dan operasi.
Produksi terdiri dari seluruh aktivitas yang mentransformasikan input menjadi produk atau jasa. Sistem produksi menyusun program untuk dilaksanakan
dan melakukan pengendalian produksi mencakup perbekalan, proses muatan, perawatan sarana produksi, pengendalian mutu. Pada sebagian besar industri,
biaya utama disebabkan oleh proses menghasilkan produk atau jasa dari operasi, jadi produksi dapat mempunyai nilai tinggi sebagai senjata persaingan dalan
strategi perusahaan secara keseluruhan. Menurut Jauch dan Gleuck 1997 bahwa jika perusahaan dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah dan mampu
menjalankan bisnis sedangkan yang lain tidak atau dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang menguntungkan, maka perusahaan itu mempunyai keunggulan
bersaing.
d. Penelitian dan pengembangan.
Penelitian dan pengembangan dapat merupakan suatu keunggulan bersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan dapat menciptakan
produk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dalam suatu perusahaan sangatlah memegang peranan penting dalam ketahanan
perusahaan untuk menghadapi persaingan. Perusahaan melakukan investasi untuk penelitian dan pengembangan produk atau jasa superior untuk mendapatkan
keunggulan bersaing.
e. Sistem informasi manajemen.
Tujuan dari sistem informasi manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
Sebuah sistem informasi yang efektif mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa, dan menyajikan informasi sedemikian rupa sehinga
dapat menjawab pertanyaan operasional dan strategi yang penting. Sistem ini
25
mengumpulkan data mengenai pemasaran, keuangan, produksi, dan personalia internal, serta faktor – faktor sosial budaya, demografi, lingkungan, ekonomi,
politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
3.1.5. Analisis Lingkungan Eksternal
Sebuah perusahaan harus dapat melihat dan menganalisis lingkungan eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi jalannya perusahaan tersebut,
karena perusahaan yang dapat berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya akan mempermudah dalam merealisasikan misi perusahaannya. Faktor eksternal
perusahaan adalah berbagai faktor yang berada di luar kendali perusahaan dan memberikan peluang, ancaman dan kendala yang harus dihadapi perusahaan
dalam lingkungan bersaingnya. Perusahaan juga harus memonitor faktor – faktor dalam lingkungan umum
ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintah, teknologi dan ekologi, lingkungan industri hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli,
ketersediaan subtitusi, dan persaingan antar perusahaan dan lingkungan operasional pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok. Faktor –
faktor tersebut adalah landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan bersaingnya. Peluang adalah suatu keadaan yang penting dan
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam lingkungannya, sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak memberikan keuntungan dalam
lingkungan perusahaan. Menurut David 2006, analisis eksternal adalah pengungkapan peluang
dan ancaman utama yang dihadapai perusahaan, sehingga dengan adanya peluang maka akan didapat keuntungan, sebaliknya dengan adanya ancaman maka
perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya. Kekuatan faktor – faktor eksternal dapat dibagi menjadi empat kategori atau yang disebut dengan analisis
lingkungan jauh, yaitu:
a. Faktor Politik
Arah dan stabilitas faktor – faktor politik merupakan pertimbangan penting bagi para manajer perusahaan dalam merumuskan strategi perusahaan.
Menurut Masang 2006 faktor – faktor politik menentukan parameter legal dan
26
regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha demikian juga sebaliknya. Faktor –
faktor politik seperti stabilitas politik, kebijakan dan peraturan pemerintah yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam merumuskan strategi. David 2006
mengatakan bahwa dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan mempengaruhi keberadaan industri atau
perusahaan lain. Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu – waktu. Tindakan pemerintah juga mempengaruhhi
pilihan strategi usaha. Tindakan ini dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha keduanya.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara akan sangat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan
semakin buruk pula iklim berbisnis. Sehingga tempat suatu perusahaan beroperasi juga akan sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi disekitarnya. Karena pola
konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar. perencanaan strategi perusahaan harus mempertimbankan kecendrungan ekonomi
di segmen – segmen yang mempengaruhi industrinya. Oleh karena itu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat sebaiknya bersama – sama mempertahankan dan
meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor ekonomi yang
harus dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam menentukan strategi erusahaan adalah tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, kecendrungan
belanja masyarakat, suku bunga primer, laju inflasi serta kecendrungan pertumbuhan pendapatan nasional bruto PNB. Setiap segi ekonomi tersebut
dapat membantu atau menghambat upaya pencapaian tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan atau kegagalan strategi. Setiap segi ekonomi juga
dapat merupakan peluang atau pun ancaman. Setiap perubahan faktor ekonomi akan mempengaruhi industri secara berbeda – beda. Sehingga perubahan kondisi
perekonomian dapat berpengaruh baik pada suatu perusahaan tetapi belum tentu baik bagi perusahaan lain.
27
c. Faktor Sosial