91
edukasi ini bermanfaat sekali untuk para wisatawan mancanegara karena mereka sangat tertarik dengan pesona alam.
7.4. Analisis Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix
Analisis matriks SWOT menghasilkan lima alternatif strategi, kelima alternatif strategi tersebut dipilih dengan mengacu kepada strategi yang dihasilkan
dari analisis matriks IE yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Pada analisis QSPM, alternatif strategi tersebut diprioritaskan berdasarkan tingkat
keterkaitan kepada lingkungan internal dan eksternal perusahaan, sehingga alternatif strategi dapat dilakukan berdasarkan tingkat prioritas kepentingannya.
Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM TWA Telaga Warna Lampiran 5, diketahui bahwa alternatif strategi yang paling diprioritaskan adalah strategi yang
memiliki nilai penjumlahan Total Attractiveness Score TAS tertinggi. Berikut adalah alternatif strategi yang diurut berdasarkan penjumlahan total nilai daya
tarik: Mengembangkan wisata edukasi tentang keragaman flora dan fauna langsung
ke alam, dengan penjumlahan total nilai daya tarik TAS sebesar 7,0635.
Meningkatkan promosi melalaui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket – paket khusus liburan menarik, dengan nilai
TAS sebesar 6,5364.
3. Menambah fasilitas wisata camping ground di sekitar lokasi TWA Telaga Warna, dengan jumlah TAS yaitu 6,5242.
4. Meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata yang ada sehingga konsumen merasa puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada,
dengan penjumlahan total nilai daya tarik TAS sebesar 6,0401. 5. Menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi dalam sistem kerja
agar dapat berjalan secara efektif dan efisien, dengan jumlah TAS sebesar 4,7398.
Berdasarkan dari hasil analisis QSPM, alternatif strategi yang mempunyai jumlah total nilai daya tarik TAS tertinggi adalah strategi untuk
mengembangkan wisata edukasi tentang keragaman flora dan fauna langsung ke
92
alam menjadikan TWA Telaga Warna berbeda dengan wisata lain. Strategi ini menjadi prioritas utama bagi pengembangan TWA Telaga Warna selain alternatif
strategi yang lainnya. Strategi pengembangan TWA Telaga Warna dengan menambah wisata
edukasi langsung di alam dilakukan dengan mengajak wisatawan langsung berjalan-jalan mengelilingi kawasan di sekitar TWA Telaga Warna dan
dikenalkan dengan macam-macam flora dan fauna yang ada di TWA Telaga Warna. Pengunjung juga dilengkapi dengan alat binokuler agar pengunjung dapat
melihat hewan-hewan yang tidak dapat dilihat pengunjung secara lebih dekat. Wisata edukasi ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh TWA Telaga Warna
sebagai suatu strategi untuk menghadapi persaingan usaha dalam bidang wisata. Menambah wisata edukasi langsung di alam diharapkan akan meningkatkan
jumlah kunjungan konsumen. Selain untuk menambah jumlah kunjungan, memodifikasi jasa yang diberikan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki
oleh TWA Telaga Warna membuat pengunjung tidak merasa bosan atau jenuh untuk menghabiskan waktu di TWA Telaga Warna karena pengunjung dapat
menikmati semua fasilitas dan jasa yang diberikan oleh TWA Telaga Warna.
93
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap strategi pengembangan usaha TWA Telaga Warna yang meliputi analisis faktor internal,
analisis faktor eksternal, analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor internal yang menjadi kekuatan dari TWA Telaga Warna yaitu memiliki telaga yang indah, memiliki keanekaragaman flora dan fauna, lokasi
wisata yang luas dan strategis, memiliki fasilitas outbond yang lengkap, mempunyai kawasan untuk lintas alam, harga tiket yang tergolong murah, dan
adanya pelayanan tenaga volunteer. Kelemahan yang dimiliki yaitu promosi yang belum maksimal, kurangnya pengawasan terhadap penyimpangan yang
dilakukan oleh pengunjung, belum ada sistem komputerisasi, potensi wisata alam yang ada belum dioptimalkan secara maksimal, SDM yang masih
terbatas, biaya pemeliharaan fasilitas dan gaji volunteer diperoleh dari kegiatan pengembangan usaha. Faktor eksternal yang menjadi peluang yaitu
permintaan yang cukup tinggi, perkembangan teknologi, infrastruktur serta akses jalan yang baik dan mudah, adanya dukungan pemerintah, dan adanya
mitra usaha yang bekerjasama untuk pengembangan usaha. Faktor yang menjadi ancaman yaitu persaingan yang cukup tinggi, hambatan masuk dalam
usaha wisata alam yang relatif rendah, kondisi politik yang tidak stabil, terjadinya bencana alam, adanya teror bom, serta adanya isu flu burung dan
flu babi. 2. TWA Telaga Warna berada pada kondisi hold and maintain atau pelihara dan
pertahankan. Dengan demikian, strategi yang dapat diterapkan pada kondisi tersebut yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sedangkan
alternatif strategi yang diperoleh dari matriks SWOT terdiri dari lima strategi, yaitu mengembangkan wisata edukasi tentang keragaman flora dan fauna
langsung ke alam, meningkatkan promosi melalaui media elektonik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket – paket khusus liburan menarik,
menambah fasilitas wisata camping ground di sekitar lokasi TWA Telaga Warna, meningkatkan mutu pelayanan jasa dan kualitas dari fasilitas wisata