Pengertian Paragraf Deskripsi Paragraf Deskripsi

3 Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan 4 Memerinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan. 19 Contoh paragraf deskriptif: “Setelah menempuh jalan sepanjang kurang-lebih lima kilometer yang kiri-kanannya penuh kandang kuda. Anda akan menemukan deretan rumah gedig yang sangat mirip satu sama lain. Di sana sini tampak anak-anak sampai dewasa, bahkan sampai usia lanjut berseleweran bagaikan semut rangrang yang bubar karena terinjak. Itulah Pesantren Salafi al-Hidayah pimpinan Haji Ma`mun Bajuri. Deretan rumah berdinding anyaman bambu orang kampung itu bilang gedig yang mirip satu sama lain tadi tidak lain adalah pemukiman dan sekaligus tempat berlangsungnya segala aktivitas santri dari pagi hingga malam. Yang tampak hanyalah santri laki-laki aulad sedangkan santri wanita banat selalu dipingit alias tidak diperbolehkan keluar kalau tidak ditemani muhrimnya. Santri wanita tinggal dibangunan belakang tempat tinggal laki-laki dan diawasi selama 24 jam oleh ustazah yang kebetulan bermukim di kompleks itu juga. ” 20 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf yang berkaitan dengan segala sesuatu yang ditangkap atau diserap oleh pancaindera. Paragraf deskripsi membuat si pembaca merasakan apa yang digambarkan penulis.

4. Analisis Kesalahan

a. Pengertian Analisis Kesalahan

19 Novi Resmini, dkk.,op.cit., hlm. 122. 20 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah Z.A,op.cit., hlm. 142. Corder dalam Sri Utari Subyakto dan Nababan mendefinisikan bahwa analisis kesalahan merupakan suatu aktivitas yang mengkaji kesalahan- kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar bahasa target dalam proses belajar- mengajar bahasa terget tersebut. 21 Henry Guntur Tarigan, analisis kesalahan adalah pengkajian segala aspek kesalahan yang sering dibuat oleh para siswa secara cermat dan mendalam. 22 Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis kesalahan merupakan suatu teknik yang mengkaji segala aspek kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa.

b. Penyebab Terjadinya Kesalahan

Dalam kehidupan sehari- hari kita mengenal kata “kesalahan” dan “kekeliruan” sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang mempunyai makna yang kurang-lebih sama. Istilah kesalahan “eror” dan kekeliruan “mistake” dalam pengajaran bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa. Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik. Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki oleh para siswa sendiri bila yang bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan 21 Sri Utari Subyakto dan Nababan, Analisis Kontrastif dan Kesalahan: Suatu Kajian dari Sudut Pandang Guru Bahasa, Jakarta Timur: Program Pascasarjana Pendidikan IKIP Rawamangun, 1994 hlm. 5. 22 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedi Bahasa, Bandung: Angkasa,Edisi Revisi, 2009, hlm. 6. perhatian. Siswa sebenarnya sudah mengetahui sistem linguistik bahasa yang digunakannya, namun karena sesuatu hal dia lupa akan sistem tersebut. Kelupaan ini biasanya tidak lama, karena itu pula, kekeliruan itu sendiri tidak bersifat lama. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya, siswa memang belum memahami sistem linguistik bahasa yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, jadi secara sistematis. Kesalahan itu dapat berlangsung lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru, misalnya melalui pengajaran remedial, latihan, praktik, dan sebagainya. Sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajarinya. Bila tahap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang sedang dipelajarinya ternyata kurang maka kesalahan sering terjadi, dan kesalahan akan berkurang apabila tahap pemahaman semakin meningkat. 23 Sumber-sumber kesalahan dapat dikategorikan berdasarkan landasan teori yang dianut atau secara umum. Misalnya, sumber kesalahan akibat transfer dari B1 ke B2, sumber kesalahan yang dapat dikategorikan pada kesalahan idiosinkratik, sumber kesalahan dalam kategori keberkembangan, sumber kesalahan akibat proses belajar mengajar, atau lain-lainnya. Sumber kesalahan diasumsikan dan diduga peneliti sendiri berdasarkan data dan pengalaman 23 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa, Cet. ke-1,1990, hlm. 75-76. peneliti. 24 Oleh karena itu, penyebab dari kesalahan penggunaan tanda baca yaitu siswa tidak memahami penggunaan tanda baca secara mendalam.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan acuan penulisan skripsi ini yang masih ada keterkaitan. Proses pembuatan skripsi ini, peneliti mengacu pada penelitian- penelitian yang relevan, yang telah ada sebelumnya sebagai berikut: Penelitian skripsi Yeti Puspitasari 2014, Mahasiswi UIN Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PGMI, yang berjudul Analisis Kesalahan Huruf Kapital dan Tanda Baca pada