76
contohnya jika terjadi permasalahan pada perizinan untuk membangun fasilitas umum, jika pihak pemerintah daerah belum memberikan izin karena suatu hal yang
belum dipahami, maka dari pihak manajemen bertindak menggunakan pendekatan strategi komunikasi yang bersifat formal dengan tindakan resmi.
2
Dalam pelaksanaan kegiatan strategi ini Rumah Zakat Indonesia merumuskan tahapan sebagai berikut:
1. Perumusan Strategi Komunikasi
Tahapan ini adalah awal dari sebuah perencanaan yang akan dilaksanakan, Strategi yang akan digunakan ditinjau berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah
dilakukan sebelumnya yaitu aspek dari segi lokasi, keuangan, sumber daya alam dan manusia, juga akomodasi dan relawan, sehingga tujuan yang diinginkan
lembaga mencapai visi dan misi sesuai yang diinginkan. Dalam perumusan strategi, Rumah Zakat menetapkan strategi yang akan
digunakan, arah tujuan, mengetahui peluang yang bersifat memudahkan proses, ancaman eksternal dan internal dari dalam lembaga, kekuatan, kelemahan,
menentukan objektivitas dan membuat strategi alternatif sebagai cadangan. Secara pembahasan teknik yang digabungkan menjadi kerangka kerja yaitu:
a. Input Data
Langkah pertama ini merupakan penyesuaian dari proses formula Lasswell yang menjelaskan komponen siapa, mengatakan apa, kepada siapa.
Tahapan awal proses ini yaitu lembaga Rumah Zakat meringkas informasi sebagai langkah pertama, data yang diperoleh berasal dari survei anggota
RZ yang telah ditugaskan, opini masyarakat, dan informasi dari berbagai
2
Wawancara khusus dengan Ardhani Reswari Divisi System Manajemen Rumah Zakat Indonesia Bandung, 16 Januari 2015
77
media yang lama atau baru yang bersifat transaksional atau transaksi informasi sesuai dengan pendapat R. Muler dan Steinberg. Dengan
demikian lembaga dapat mengetahui kegiatan apa yang akan dilaksanakan, program apa yang akan diterapkan dan objektivitas yang akan menjadi
sasaran. Dengan dasar ini pula, maka perencanaan strategi akan memudahkan proses dan menarik daya pikat donatur untuk berdonasi karena
telah mengetahui plus minus informasi.
3
b. Pertimbangan
Tahap ini memfokuskan pada menghasilkan proses strategi yang akan diterapkan, dalam hal ini lembaga Rumah Zakat melihat berdasarkan
data yang diperoleh seperti masalah apa yang dihadapi, proses pembinaan dan pengawasan dalam pelaksanaan program, memutuskan prioritas sasaran,
pemberian wewenang, melihat sumberdaya manusia yang tersedia dan faktor lainnya, jika keseluruhan faktor tersebut telah digabungkan maka
akan menghasilkan sebuah strategi yang akan digunakan untuk melaksanakan program pemberdayaan.
c. Keputusan
Langkah selanjutnya yaitu menggunakan satu tehnik keputusan awal yang sudah disepakati dengan mempertimbangkan segala kondisi dan
situasi lembaga dari segi faktor eksternal dan internal. Contohnya jika berdasarkan data yang dianalisis, kebutuhan publik memerlukan sarana air
bersih, maka diputuskan program yang diterapkan yaitu program Water Well yang tercakup pada Senyum Lestari dengan melihat informasi donatur,
3
Wawancara khusus dengan Ardhani Reswari Divisi System Manajemen Rumah Zakat Indonesia Bandung, 16 Januari 2015.
78
pelaku relawan, akomodasi, fasilitas, perizinan, dan kondisi wilayah. Langkah
ini menjelaskan
komponen Lasswell
masalah kapan
dilaksanakannya, bagaimana melaksanakannya, dan mengapa dilaksanakan demikian.
d. Alokasi Anggaran
4
Rumah zakat mengelola anggaran dengan membagi persentase untuk masing-masing program, adapun untuk anggaran program Senyum
Lestari di Bintaro total sebesar 14 dari keseluruhan jumlah alokasi dana untuk tahun 2013, berikut persentase dalam alokasi anggaran yaitu:
Alokasi Dana 2013 Jumlah
Dana Pengelolaan 12,5
Cadangan Penyaluran 10
Dana Siap Salur Alokasi Untuk Program Pemberdayaan
77,5
Senyum Juara 42
Senyum Mandiri 10
Senyum Sehat 34
Senyum Lestari 14
ICD 5
Penyaluran Nasional 9
4
Wawancara personal dengan Herlan, Divisi Pendayagunaan dan Penyaluran Rumah Zakat, Jakarta , 11 Mei 2014.
79
2. Implementasi Strategi Komunikasi