Ekosistem-ekosistem kota: cakupan fokusnya pada: taman-taman kota, Kota sebagai ekosistem: Kota-kota didalam Ekosistem Regional dan Global: Pertengahan tahun

26 aktifitas kota dan hubungannya dengan faktor-faktor sosial dan faktor-faktor bio- fisik:

1. Ekosistem-ekosistem kota: cakupan fokusnya pada: taman-taman kota,

”wildlife” pada taman kota, pertanian kota, perumahan Fitpatrick, 2000; LaGory, 2000.

2. Kota sebagai ekosistem:

melihat kota sebagai konsumer dan pengguna sumber daya serta sekaligus penghasil produk limbah. Kota dipandang sebagai organisma yang memiliki proses metabolis dengan input-output yang dapat diukur, dan informasi ini sangat penting untuk membuat kebijakan-kebijakan ekonomi publik misalnya; mengatasi kekurangan air, polusi udara dan lain-lain Wolman, 1965.

3. Kota-kota didalam Ekosistem Regional dan Global: Pertengahan tahun

1980 kota-kota secara cepat terhubungkan satu sama lain melalui: aliran barang-barang, jasa-jasa, investasi, keuangan, manusia dan pengetahuan. Pada saat bersamaan kota-kota dunia adalah juga dipengaruhi dan cepat mempengaruhi ekosistem dimana-mana dengan skala yang besar Sassen, 1991. Ketiga kategori ekosistem kota diatas digunakan sebagai awal bagi pembentukan kerangka kerja untuk menganalisa isu-isu lingkungan kota. Dari tabel 2.1 dikembangkan untuk membantu membatasi satu aspek penting tentang bagaimana penelitian tentang ekosistem kota dapat dilaksanakan. Dari tabel dapat ditentukan parameter-parameter yang membentuk dasar bagi pengujian dengan membagi berbagai skala dampak aktifitas kota pada tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda. Selanjutnya, tabel menggunakan “Driving-Force-Pressure-State- Universitas Sumatera Utara 27 Impact-Response ” DPSIR framework, yang memberi secara menyeluruh mekanisma untuk menganalisa masalah-masalah lingkungan, dan membantu mengorganisasikan data serta menyeleksi indikator-indikator UNUIAS Report, 2003. Sistem Manusia Manusia adalah merupakan penggerak sangat menentukan dalam dinamika ekosistem kota. Gaya penggerak utama manusia adalah demographi, organisasi sosial-ekonomi, struktur politik dan teknologi. Perilaku manusia yang menjadi dasar bertindak bagi gaya pergerak tersebut secara langsung mempengaruhi penggunaan tanah dan kebutuhan dan penyediaan berbagai sumber daya Turner, et al ., 1985. Tabel 2.1 Kerangka kerja mempelajari skala gangguan lingkungan kota D = Driving Forces: industri dan sistem transportasi; P = Pressures of the environment : polusi; S = State of the Environment: kualitas dari udara, air dan tanah; I = Impacts : semua polusi terjadi pada kesehatan manusia dan ekosistem; R = Responses: berbagai kebijakan mengurangi dampak-dampak lingkungan di atas. Sumber: UNUIAS Report, May 2003. Dalam konteks perumahan kota, gaya ini secara bersama mempengaruhi distribusi ruang sebagai akibat dari berbagai aktifitas yang terjadi, akhirnya Universitas Sumatera Utara 28 melahirkan heterogenitas ruang karena adanya proses-proses alami dan kerusakan-kerusakan. Oleh karena itu, jelaslah sangat tidak mungkin membuat model ekosistem perumahan tanpa mengikutsertakan manusia didalamnya. Akan tetapi, sekedar hanya mengikutkan manusia saja dalam ekosistem tanpa memperlihatkan fungsi sosial dan ekologis manusia adalah juga percuma Openshaw, 1995. Menyajikan peran manusia dan institusi-institusinya dalam model-model ekosistem kota akan menjadi langkah penting menuju penyajian dimensi manusia yang lebih realistis dalam perubahan lingkungan. Banyak dampak manusia dalam lingkungan fisik diwakili institusi-institusi sosial, ekonomi, dan politik yang mengendalikan dan mengatur aktifitas-aktifitas manusia. Manusia mampu secara sadar menyesuaikan dirinya dan selanjutnya mengubah aturan-aturan yang ada, misalnya merestruktur bahan-bahan dan mengubah aliran energi Lynch, 1981. Sistem alam Kekuatan-kekuatan lingkungan – seperti iklim, hidrologi, muka tanah, adalah pengendali sistem-sistem kota. Lebih jauh, gangguan alam seperti; badai, banjir, longsor dapat mengakibatkan kekacauan dalam sistem-sistem sosial. Akan tetapi, kebanyakan model dari sistem manusia secara mudah mengabaikan kekuatan-kekuatan lingkungan. Gambar 2.4 memperlihatkan dinamika dari heterogenitas ruang dan pengaruh berbagai faktor-faktor sosial dan lingkungan dalam pola-pola ruang pada siklus dan perubahan dari sumber daya daya penting baik fisik maupun sosial seperti; energi, nutrisi, informasi, organisasi, modal, budaya, kepercayaan, bahan-bahan organik dan non-organik. Selanjutnya, dapat ditentukan, diklasifikasi, dan dianalisa interaksi pengaruh-pengaruh sosial, budaya Universitas Sumatera Utara 29 dalam pengembangan kawasan kota sehingga dapat dipahami dinamika ekosistem kota melalui penelusuran ekosistem manusia secara terpadu Grove, Burch, 1997. Gambar 2.4 Konsep kerja ekosistem kota Sumber: UNUIAS Report, May 2003

2.4. Sistem Perumahan Perkotaan di Indonesia