Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

Dalam skripsi ini dibahas mengenai kehidupan sosial para gay di Jepang berdasarkan gambarannya dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. Gay merupakan suatu kasus yang dapat dibahas melalui aspek sosiologis. Bruce dalam Wiyarti 2008:1 berpendapat bahwa sosiologis adalah suatu sistem tata nilai yang ditujukan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya mereka berkelakuan dan mengatur diri mereka. Sementara itu, Soemardjan dan Soemardi dalam Soekanto 1990:18 mengatakan bahwa sosiologis adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-prosesnya, termasuk perubahan sosial. Itu berarti para gay tidak terlepas dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Durkheim dalam Berry 2003:5 berpendapat bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang objektif secara mandiri, bebas dari individu lain bukan hanya sekedar penjumlahan individu tetapi suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar manusia sehingga menampilkan realita tertentu yang mempunyai ciri masing-masing. Di Indonesia, gay masih dianggap hal yang buruk sehingga dalam sebuah keluarga seorang gay tidak diakui. Dan seorang gay umumnya menutupi diri dari orang lain yang bukan merupakan komunitasnya. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal ini juga terjadi di Jepang, mengingat Indonesia dan Jepang sama-sama merupakan negara yang mengusung adat ketimuran. Bagaimana seseorang bisa menjadi homoseksual dapat dilihat dalam tokoh-tokoh yang digambarkan oleh Isaku Natsume dalam komiknya, “Free Punch”. Dimana pada dasarnya seseorang tidak dengan sengaja ingin menjadi homoseksual tetapi lebih karena faktor lingkungan sekitarnya.

1.4.2 Kerangka Teori

Kerangka teori menurut Koentjaraningrat 1976:11 berfungsi sebagai pendorong proses berpikir langsung yang bergerak dari alam abstrak ke alam konkrit. Sebagai pendorong proses berpikir, pembahasan mengenai kehidupan gay ini menggunakan teori sosiologis. Narwoko 2010:3 menjelaskan bahwa sosiologi mempelajari tingka h laku manusia sebagai anggota masyarakat, tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan manusia. Fokus pembahasan sosiologi adalah interaksi manusia yaitu pada pengaruh timbal balik antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap dan tindakan. Teori ini akan menganalisa kehidupan gay di Jepang yang tergambar dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. Skripsi ini membahas tentang gay di Jepang berdasarkan gambaran dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume dan berusaha mencari karakteristik atau hal khusus yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pada masa sekarang ini melalui presentasi yang terdapat dalam komik tersebut. Dimana komik merupakan salah satu produk sastra. Sastra digambarkan Glickberg dalam Endraswara 2008:77 adalah hal yang fantastis yang memiliki perhatian yang besar terhadap fenomena sosial. Sastra menampilkan kejadian-kejadian yang ada di masyarakat serta mendefinisikan fakta sosial. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan semiotik untuk menjelaskan keadaan atau situasi serta tanda-tanda yang tergambar dalam komik “Free Punch” ini. Semiotik, dinyatakan Jabrohim 2001:71 sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda. Dan semiotik dalam skripsi ini digunakan untuk menerjemahkan gambar serta simbol-simbol yang tidak diungkapkan dengan kata- kata.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan

Moleong 2007:370 menyebutkan bahwa maksud dan tujuan dalam suatu karya tulis adalah penting karena hal ini menjadi dasar para penulis atau ilmuwan tertarik untuk berkarya dalam bidang ilmu pengetahuan dengan jalan menulis karya tulis ilmiah. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk: 1. Mengetahui kehidupan para gay di Jepang secara umum. 2. Mengetahui kehidupan gay di Jepang yang terdapat dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penulisan skripsi ini akan membawa manfaat baik bagi para pembacanya, dan manfaat yang penulis harapkan terangnkum sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat umum diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai keberadaan para gay di Jepang dan dapat membandingkannya dengan negara lain termasuk Indonesia. 2. Bagi para pelajar Bahasa Jepang dan peminat budaya Jepang diharapkan dapat lebih memahami kehidupan homoseksual dan para gay disana berdasarkan gambaran dalam komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. 3. Bagi penulis sendiri agar dapat memenuhi keingintahuan tentang kasus homoseksual khususnya gay yang terjadi di Jepang.

1.6 Metode Penelitian

Metode menurut Senn dalam Suriasumantri 2005:119 merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif, yang menurut Nazir 2002:54 adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif termasuk sebagai metode dalam penelitian kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moelong 2007:5 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sementara itu, teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah metode library reserch penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber tertulis yang telah ada. Diantaranya adalah buku-buku, majalah, hasil penelitian baik yang ilmiah seperti skripsi, tesis ataupu non ilmiah. Penulis juga melakukan penelusuran data melalui internet seperti google book maupun blog-blog yang membahas mengenai permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Sumber utama penelitian ini adalah melalui komik “Free Punch” karya Isaku Natsume. Adapun langkah-langkah yang telah penulis lakukan dan akan dilakukan adalah sebagai berikut: 4. Mencari referensi tentang homoseksual dan menentukan masalah. 5. Mengumpulkan data yang memadai untuk dijadikan sumber bacaan yang berkaitan dengan kehidupan gay di Jepang. 6. Mengajukan judul dan merangkum hasil penelusuran dalam sebuah laporan. BAB II PANDANGAN UMUM TERHADAP GAY DI JEPANG

4.1 Pengertian Gay

Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Kata sifat homoseks atau lebih sering disebut dengan homo saja digunakan untuk hubungan intim atau hubungan seksual di antara orang- orang berjenis kelamin sama, yang tidak dapat diidentifikasikan sebagai gay atau lesbian. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homosekseksual. Sekalipun ada sebutan gay males gay pria dan gay females gay wanita yang menunjukkan bahwa istilah gay juga digunakan untuk wanita, tetapi secara spesifik kata gay lebih umum ditujukan untuk para pria. Sekalipun homoseksual merujuk pada pengertian hubungan sesama jenis secara umum, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa gay dan lesbian ataupun biseksual merupakan pembagian dari homoseksual. Hal ini dikarenakan homoseksual sendiri mempunyai konteks arti yang berbeda selain itu beberapa buku dan penelitian masih menyebutkan homoseksual sebagai identitas penyuka sesama jenis antara laki-laki dan disandingkan dengan lesbian. Seperti Kartini Kartono yang menyebutkan homoseksual dan lesbianisme dalam bukunya, bukan gay dan lesbian. McLelland 2000:10 menjelaskan mengenai kata gei yang sebenarnya merujuk pada pria gay tetapi sering diartikan sebagai laki-laki yang cross-dressing. Karena itu dalam beberapa bagian bukunya ia menggunakan kata homoseksual dan bukan gei gay. Sementara sebagian penelitian yang lainnya secara spesifik menyebutkan hubungan sesama jenis antara laki-laki sebagai gay. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay secara spesifik mengacu pada identitas seksual, karena itu istilah ini memiliki arti yang lebih dalam dibandingkan dengan kata homoseksual. Foucault 1997:53 mengatakan bahwa gay muncul sebagai salah satu bentuk seksualitas ketika dialihkan dari praktek sodomi menjadi semacam androgini percampuran dari ciri-ciri maskulin dan feminin batin. Sodomi berasal dari kata Sodom yang merupakan nama sebuah kota yang melegalkan hubungan seksualitas sesama laki-laki gay. Makna sodomi pada abad pertengahan diartikan sebagai perilaku anal seks baik antara homoseksual maupun heteroseksual. Tetapi anal seks lebih identik dengan homoseksualitas dan sekarang umumnya digunakan sebagai istilah untuk perilaku seksual gay Spencer, 2004:60. Dulu pelaku sodomi dianggap sebagai orang sakit, pada masa sekarang gay adalah suatu seksualitas tersendiri. McLelland 2000:126 mengatakan: In all the representatitions of homosexual men discussed so far in Japanese popular culture, there is a basic agreement about the nature same-sex desire: it somehow feminizes a man. Dalam semua penggambaran tentang homoseksual pria gay yang dibicarakan sampai saat ini dalam kebudayaan populer Jepang, ada persetujuan umum pemahaman masyarakat tentang cinta sesama jenis tersebut: bagaimanapun itu pastilah pria yang feminin. McLelland 2000:39 menjabarkan lebih lanjut bahwa, sekarang ini gay di Jepang sering bercampur dengan cross-dressing memakai pakaian lawan jenis dan transgender. Maksudnya adalah kebanyakan orang sulit membedakan seorang