Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Uraian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kedudukan Dewan Komisaris PT baik itu di dalam ketentuan KHUD, UU No. 1 Tahun 1995 maupun dalam UU No. 40 Tahun 2007 disimpulkan bahwa Sebagai salah satu organ Perseroan Terbatas, Dewan Komisaris mempunyai kedudukan dan wewenang dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan dan maksud pendiriannya sebagaimana di tentukan dalam Anggaran Dasarnya. Dewan Komisaris mempunyai kewenangan-kewenangan sebagai barikut: Komisaris Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum business judgment rule tertentu, juga berwenang untuk memberi bantuan yaitu mendampingi Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Selain itu, Dewan Komisaris juga memiliki wewenang melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha-usaha Perseroan, serta memberi nasihat kepada Direksi dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dalam hal ini, pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan Perseroan secara Universitas Sumatera Utara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dewan Komisaris dapat atau berwenang membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris. Dalam hal ini, komite-komite antara lain: Komite Audit, Komite Remunerasi dan Komite Nominasi. Komite-komite tersebut bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Perseroan Terbatas. Dewan Komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. 2. Kepailitan dalam Perseroan Terbatas membawa akibat hukum terhadap organ- organnya. Akibat hukum terhadap Rapat Umum Pemegang Saham jika terjadi kepailitan yang menimbulkan perlakuan likuidasi terhadap Perseroan Terbatas adalah pembekuan atau penghentian semua kewenangan yang dimiliki oleh RUPS tersebut. Sedangkan terhadap Direksi, akibat hukumnya adalah bahwa kewenangan Direksi Perseroan demi hukum berakhir dengan dipailitkannya Perseroan Terbatas tersebut, di mana kewenangan Direksi tersebut beralih kepada kurator sepanjang kewenangan Direksi berkaitan dengan pengurusan dan perbuatan pemilikan harta kekayaan Perseroan Terbatas pailit. Seperti halnya Direksi, Dewan Komisaris juga mengalami akibat hukum akibat terjadinya kepailitan. Kelalaian atau kesalahan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap fungsi fiduciary duty yang dimilikinya atas kepengurusan Direksi sehingga mengakibatkan kepailitan memberi akibat hukum atasnya. Akibat hukum kepailitan Perseroan Terbatas terhadap Dewan Komisaris adalah Universitas Sumatera Utara dibekukannya atau dihentikannya peranan dan segala kewenangan yang dimiliki oleh Dewan Komisaris sebagai bentuk pertanggungjawaban atas Perseroan Terbatas tersebut. Bahkan dimungkinkan diadakan pergantian yang diusulkan oleh kurator melaui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 3. Fungsi dan Kewenangan yang dimiliki oleh Dewan Komisaris yang tidak dilakukan dengan baik atas pengurusan Direksi pada Perseroan Terbatas akan menimbulkan akibat yaitu terjadinya kepailitan Perseroan Terbatas. Dengan demikian, kepada Dewan Komisaris diperhadapkan tanggung jawab sebagai akibat hukum kepailitan Perseroan Terbatas. Terhadap hal terjadinya kepailitan sebagai akibat tidak dilaksanakannya fungsi fiduciary duty dengan baik fungsi pengawasan dan pemberian nasihat terhadap pengurusan Direksi, maka Pelanggaran terhadap fiduciary duty menyebabkan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dilindungi oleh business judgment rule, dan karenanya ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian atau kepailitan Perseroan. Tanggung Jawab yang dikenakan kepada anggota Dewan Komisaris adalah tanggung jawab renteng terhadap pihak-pihak yang dirugikan. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Kerugian yang terjadi dan bisa menjadi penyebab kebangkrutan perusahaan yang dapat berujung pada kepailitan, maka terhadap kerugian ini tentunya stakeholder bisa meminta pertanggungjawaban hukum terhadap Dewan Komisaris, selain juga pada Direksi. Universitas Sumatera Utara Pada kondisi tertentu dapat juga Dewan Komisaris bertanggung jawab secara pribadi berdasarkan teori fiduciary duty dan teori piercing the corporate veil seperti yang berlaku pada Direksi. Undang-undang Kepailitan mengatur tentang tanggung jawab Debitur terhadap hal terjadinya kepailitan yaitu melakukan sita umum atas harta debitur untuk kepentingan para kreditur. Kepailitan mengakibatkan Debitur yang dinyatakan pailit kehilangan segala hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta pailit. “Pembekuan” hak perdata ini diberlakukan oleh Pasal 24 ayat 1 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU terhitung sejak saat keputusan pernyataan pailit diucapkan. Demikian juga halnya pertanggungjawaban yang dapat dikenakan kepada Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan Terbatas secara pidana dan perdata. Untuk pertanggungjawaban secara pidana dikenakan Pasal 398 dan 399 KUH Pidana, dan untuk pertanggungjawaban secara perdata dikenakan Pasal 1365 KUH Perdata sebagai lex generalis.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 63 72

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

PENERAPAN DOKTRIN ULTRA VIRES TERHADAP DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN UNDANG-UNDANG NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KE.

0 0 1

EKSISTENSI DOKTRIN PIERCING THE CORPORATE VEIL DI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS TERHADAP TANGGUNG JAWAB DIREKSI ATAS TERJADINYA KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS.

0 0 13

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS | Kurniawan | Mimbar Hukum 16126 30674 1 PB

0 0 13

A. Pendahuluan - TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM KEPAILITAN PERSEROAN TERBATAS

0 0 15

99 TANGGUNG JAWAB ORGAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DALAM KEPAILITAN

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 1 11

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN KEPAILITAN A. Perseroan Terbatas - Penerapan Sifat Kolegialitas Dewan Komisaris Perseroan Dalam Kepailitan Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 23

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16