2. Akibat Hukum Kepailitan Perseroan Terbatas Terhadap Direksi Perseroan Terbatas
Adapun kewenangan Direksi Perseroan demi hukum berakhir dengan dipailitkannya Perseroan Terbatas tersebut, di mana kewenangan Direksi tersebut
beralih kepada kurator sepanjang kewenangan Direksi berkaitan dengan pengurusan dan perbuatan pemilikan harta kekayaan Perseroan Terbatas pailit. Adapun persoalan
yang krusial adalah apakah Direksi Perseroan Terbatas dapat membantu kurator untuk melakukan pemberesan terhadap harta Perseroan pailit serta melanjutkan usaha
Perseroan itu dalam hal usaha Perseroan diputuskan untuk dilanjutkan.
140
Secara yuridis, maka yang bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas pailit adalah kurator, sehingga yang bertanggung jawab terhadap pihak ketiganya
adalah kurator. Dengan demikian, segala tindakan hukum yang untuk dan atas nama Perseroan harus dilakukan karenanya menjadi sah dan mengikat apabila dilakukan
oleh kurator. Tindakan Direksi Perseroan hanya mempunyai implikasi internal saja dan tidak mengikat keluar. Implikasi internal menurut M. Hadi Shubhan maksudnya
adalah bahwa kurator dapat memanfaatkan tenaga dan pikiran dari Direksi tersebut untuk membantu tugas-tugas kurator, baik dalam melakukan pemberesan terhadap
harta Perseroan, maupun dalam hal usaha Perseroan itu dilanjutkan.
141
Tentang peran Direksi dalam Perseroan Terbatas pailit, Fred BG. Tumbuan mengatakan bahwa dalam mencermati tugas antara Direksi Perseroan pailit dan
140
Ibid, hal. 211
141
Ibid, hal. 212
Universitas Sumatera Utara
kurator hendaknya diperhatikan bahwa Direksi tetap mempunyai tugas mengusahakan tercapainya maksud dan tujuan perseroan pailit. Untuk itu, Direksi
harus mengupayakan tercapainya perdamaian dengan para kreditur yang setelah dihomologasi akan mengakhiri kepailitan Perseroan agar Perseroan dapat berlanjut
sebagai “on going concern.” Dalam pengajuan rencana perdamaian, Direksi yang berhak mewakili Perseroan Pailit.
142
Berkaitan dengan kewenangan antara kurator dengan organ-organ Perseroan Terbatas, Fred BG. Tumbuan memiliki pendapat yang cukup ‘radikal’ dengan
mengutip gagasan dan pikiran dari Pollack dan Wessel dengan mengatakan bahwa kepailitan badan hukum tidak mengurangi kewenangan dan kecakapan bertindak
pengurusnya. Kepailitan tidak menyentuh status dan hanya mencakup harta kekayaan badan hukum. Badan hukum sebagai subjek hukum mandiri tetap cakap bertindak
dan oleh karena itu, pada dasarnya organ-organ badan hukum tersebut tetap memiliki kewenangan-kewenangannya berdasarkan hukum rechtspersonen rechtelijke
bevoegdheden.
143
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Asser sebagaimana juga dikutip oleh Fred BG. Tumbuan, yang mengatakan bahwa kepailitan Perseroan berakibat bahwa
142
Fred BG. Tumbuan, “Tujuan dan Wewenang Kurator Mengurus atau Membereskan Harta Pailit,” dalam Emmy Yuhassarie ed, Revitalisasi Tugas dan Wewenang KuratorPengurus, Hakim
Pengawas dan Hakim Niaga dalam Rangka Kepailitan, Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum PPH, 2004, hal. 99
143
Fred BG. Tumbuan, “Pembagian Kewenangan antara Kurator dan Organ-organ Perseroan Terbatas,” dalam Emmy Yuhassarie ed, Undang-undang Kepailitan dan Perkembangannya, Jakarta:
Pusat Pengkajian Hukum, 2005, hal. 246
Universitas Sumatera Utara
Perseroan cq. organ-organnya tidak lagi secara sah dapat melakukan perbuatan hukum yang mengikat harta pailit perseroan, karena kewenangan tersebut secara
eksklusif ada pada kurator. Namun demikian, tidak berarti bahwa kurator selanjutnya menggantikan kedudukan organ-organ Perseroan pailit. Pada dasarnya organ-organ
Perseroan tetap berfungsi sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasarnya. Seandainya dalam Anggaran Dasar Perseroan
pailit terdapat ketentuan yang mempersyaratkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk pengalihan saham dalam Perseroan blokeringsclausule, maka
RUPS tetap berwenang memberikan tugas kurator. Perlu diperhatikan bahwa baik Direksi maupun Dewan Komisaris wajib memberikan informasi berkaitan dengan
verifikasi tagihan-tagihan kreditur.
144
Dalam pada itu, ada beberapa alasan mengapa tenaga dan pikiran Direksi Perseroan Terbatas sering dibutuhkan kurator khususnya untuk melanjutkan usaha
Perseroan Terbatas dalam pailit. Pertama, Direksi tersebut memiliki pengalaman
yang cukup dalam menjalankan Perseroan sebelum Perseroan itu pailit, bahkan dalam hal perseroan itu bergerak di bidang yang sangat eksklusif dan sangat teknis
tidak menutup kemungkinan si kurator tidak mengerti sama sekali tentang pengendalian usaha Perseroan, sehingga tenaga Direksi menjadi sangat strategis
untuk dimanfaatkan. Kedua, Direksi telah mengetahui benar seluruh aset-aset
perusahaan baik dalam bentuk aktiva maupun pasiva, sehingga pengetahuan Direksi
144
Ibid, hal. 247
Universitas Sumatera Utara
sangat diperlukan untuk mengamankan aset aktiva perusahaan serta mencegah masuknya kreditur fiktif dari Perseroan tersebut serta untuk keperluan verifikasi
utang-utang. Ketiga, berkaitan dengan leadership dari Direksi dalam hal memimpin
seluruh personalia Perseroan Terbatas tersebut. Leadership dari Direksi ini diperlukan untuk menggerakkan roda organisasi dari Perseroan tersebut. Tidak
jarang peristiwa di mana tugas-tugas kurator terhambat oleh karena munculnya resistensi dari internal Perseroan pailit tersebut dan bahkan dalam beberapa kasus
Direksi sendiri melakukan perlawanan terhadap tugas kurator.
145
3. Akibat Hukum Kepailitan Perseroan Terbatas Terhadap Dewan Komisaris Perseroan Terbatas