Sistematika Penulisan Intervensi Sebagai Bagian Dari Hukum Internasional

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat yang merupakan landasan utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa deklarasi, Piagam PBB, dan perjanjian-perjanjian internasional b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menunjang, yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku dan pendapat para ahli hukum. c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa Kamus Hukum, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia KBRI.

5. Analisis Data

Data sekunder dan data tersier, terhadap data tersebut selanjutnya dilakukan pengolahan data yakni kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis yang selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dimana setiap bab terbagi lagi atas tiap sub-sub bab, agar mempermudah pemaparan materi dan skripsi ini yang digambarkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Didalam bab ini terdapat latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI INTERVENSI Universitas Sumatera Utara Didalam bab ini dibahas mengenai intervensi sebagai bagian dari hokum internasional, intervensi yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan, sebab-sebab suatu Negara melakukan intervensi, dan beberapa praktik intervensi Negara dalam perspektif hukum internasional. BAB III PERANAN PBB DALAM MENGATASI KONFLIK INTERNAL SUATU NEGARA Didalam bab ini dibahas mengenai kekuasaan yang dimiliki dewan keamanan PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, kewenangan dewan keamanan PBB dalam memutuskan suatu resolusi, resolusi dewan keamanan PBB dan implementasi dari resolusi dewan keamanan PBB 1973. BAB IV TINJAUAN MENGENAI INTERVENSI PIHAK ASING ATAS KONFLIK INTERNAL LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB Didalam bab ini dibahas mengenai latar belakang terjadinya konflik di Libya, pelaksanaan intervensi pihak asing di Libya, akibat dari adanya intervensi di Libya dan keabsahan intervensi pihak asing di Libya menurut hukum internasional. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan rangkaian dari bab-bab yang memuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan uraian dari penelitian ini, dan dilengkapi dengan saran-saran. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI INTERVENSI

A. Intervensi Sebagai Bagian Dari Hukum Internasional

Bangsa-bangsa di dunia ini sering berusaha untuk menyelaraskan pandangan- pandangan mereka satu sama lain.Usaha untuk menjelaskan ditandai dengan saling tercapainya kompromi antara berbagai kepentingan yang dimulai oleh bangsa-bangsa di dunia ini, dengan kata lain mereka berusaha sejauh mungkin menhindari friksi atau pergeseran antara kekuatan yang mereka miliki.Namun upaya manusia disatu pihak tidak selamanya menemui jalan seperti apa yang mereka inginkan,bahkan terdapat perbedaan pandangan dan sikap yang menurut masing-masing pihak dirasakan cukup fundamental sehinggat tidak pernah tercapai adanya persesuaian.Pada akhirnya terjadilah pertentangan dalam skala yang tinggi dan berakhir dengan konflik. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar suatu Negara memenuhi kehendak Negara lain adalah dengan mengadakan campur tangan dalam urusan internal suatu Negara, 16 16 Parry and Grant, Encyclopaedic Dictionary of International Law, Oceana Publication, Inc., New York 1986, hlm. 190-191 misalnya keberadaan suatu Negara terancam dengan adanya masalah yang timbul di dalam Negara tersebut, sedang penyelesaian masalahnya dianggap tidak dapat diterima dan berbeda penanganannya oleh pihak lain sehingga terdapat perbedaan sikap dan pandangan.Akibatnya akan dilakukan penyelesaian yang subjektifmenurut kebenaran sendiri yaitu dengan campur tangan atau intervensi tersebut agar diakui Universitas Sumatera Utara kehendaknya dan sekaligus menanamkan pengaruhnya dari Negara yang melakukan campur tangan tersebut.Pada akhirnya intervensi tersebut dapat dilaksanakan dengan kekerasan,yang sudah jelas dapat menimbulkan peperangan yang berlarut-larut sertan mengorbankan banyak biaya dan kerugian lainnya. Intervensi merupakan salah satu bentuk turut campur dalam urusan Negara lain yang bersifat diktatorial, mempunyai fungsi sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa internasional. Dikatakan salah satunya karena hukum internasional mengenal beberapa cara penyelesaian persengketaan internasional secara paksa, yaitu: 17 1. Restorsion pembalasan setimpal , 2. Reprisal pembalasan setimpal , 3. Pasific blockade blokade damai , 4. Intervensi. Intervensi dapat diartikan sebagai turut campurnya sebuah Negara dalam urusan dalam negeri Negara lain dengan menggunakan kekuatan atau ancaman kekuatan, sedangkan intervensi kemanusiaan diartikan sebagai intervensi yang dilakukakan oleh komunitas internasional untuk mengurangi pelanggaran hak asasi manusia dalam sebuah Negara, walaupun tindakan tersebut melanggar kedaulatan Negara tersebut. 18 Selain itu, DR. Wirjono Prodjodikoro , SH. Memberi pengertian intervensi sebagai berikut: “Dalam hukum internasional intervention tidak berarti luas sebagai segala bentuk campur tangan Negara asing dalam urusan satu negara, melainkan berarti sempit, yaitu 17 Dr. Ali Sastroamidjojo, SH., Pengantar Hukum Internasional, Penerbit Batara, Jakarta 1971, hal.108 18 Bryan A. Garner ed., Black’s Law Dictionary , Seventh Edition, Book 1, West Group, ST. Paul, Minn, 1999, hlm. 826. Universitas Sumatera Utara suatu campur tangan negara asing yang bersifat menekan dengan alat kekerasan force atau dengan ancaman melakukan kekerasan, apabila keinginannya tidak terpenuhi.” 19 Sementara itu Oppenheim Lauterpacht mengatakan bahwa intervensi sebagai campur tangan secara diktator oleh suatu negara terhadap urusan dalam negeri lainnya dengan maksud baik untuk memelihara atau mengubah keadaan, situasi atau barang di negeri tersebut. 20 Menurut J.G. Starke, ada tiga tipologi dalam melihat sebuah intervensi Negara terhadap Negara lain, yaitu: 1. Intervensi Internal, yaitu intervensi yang dilakukan sebuah Negara dalam urusan dalam negeri Negara lain. 2. Intervensi Eksternal, yaitu intervensi yang dilakukan sebuah Negara dalam urusan luar negeri sebuah Negara dengan Negara lain. Contoh: keterlibatan Italia dalam mendukung Jerman pada Perang Dunia Kedua. 3. Intervensi Punitive, yaitu intervensi sebuah Negara terhadap Negara lain sebagai balasan atas kerugian yang diderita oleh Negara tersebut. 21 Intervensi menimbulkan perdebatan karena berhadapan langsung dengan prinsip- prinsip umum dalam hukum internasional, yaitu Prinsip Kedaulatan Negara dan Prinsip non-intervensi. 22 19 Dr. Wirjono Prodjodikoro , SH. , Azaz-azaz Hukum Publik Internasional, PT. Pembimbing Masa, Jakarta 1967, hal.149-150 20 Huala Adolf, Aspek-Aspek negara dalam hukum internasional, cet ketiga, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 31. 21 J.G Starke, Pengantar Hukum Internasional, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta 1988, hal.136-137 22 Pasal 2 1 dan Pasal 2 4 Piagam PBB Universitas Sumatera Utara Dengan melihat pembahasan diatas, terlihat bahwa pengaturan mengenai penyelesaian masalah atau persengketaan internasional dengan jalan turut campurnya Negara lain yang bukan salah satu pihak yang bersengketa, telah mempunyai aturan- aturan yang menjadi bagian dari hukum internasional.

B. Intervensi yang Diperbolehkan dan Tidak Diperbolehkan

Dokumen yang terkait

Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Terhadap Negara-Negara Berkonflik (Kasus Invasi Irak Ke Kuwait 1990 Dan Perang Korea 1958 Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional)

2 66 93

Pertanggungjawaban North Atlantic Treaty Organization (NATO) Terhadap Pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1973 Dalam Konflik Di Libya

4 102 110

KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 15

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 12

PENDAHULUAN KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 2 18

PENUTUP KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 5

LEGALIBERDA LEGALITAS PELAKSANAAN INTERVENSI KEMANUSIAAN DI LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB NOMOR 1973 TAHUN 2011 DITINJAU DARI BAB VII PIAGAM PBB.

0 2 11

PENDAHULUAN LEGALITAS PELAKSANAAN INTERVENSI KEMANUSIAAN DI LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB NOMOR 1973 TAHUN 2011 DITINJAU DARI BAB VII PIAGAM PBB.

0 3 20

Efektivitas Resolusi Dewan Keamanan Terhadap Negara Anggota PBB Yang Melanggar Prinsip-prinsip Hukum Internasional Berdasarkan Pasal 2 Piagam PBB.

0 1 1

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA (STUDI (STUDI KASUS KASUS KASUS RESOLUSI RESOLUSI RESOLUSI DEWAN DEWAN DEWAN KEAMANAN KEAMANAN KEAMANAN PBB PBB PBB NOMOR NOMOR NOMOR 1860 1860 1860 TAHUN TAHUN TAHUN 2009) 2009)

0 1 70