Kekuasaan yang diberikan kepada Dewan Keamanan PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia

BAB III PERANAN PBB DALAM MENGATASI KONFLIK INTERNAL SUATU NEGARA

A. Kekuasaan yang diberikan kepada Dewan Keamanan PBB dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia

Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB adalah organisasi internasional yang beranggotakan Negara-negara berdaulat yang bertujuan untuk mencegah terulangnya Perang Dunia dan masalah kemanusiaan yang diakibatkan oleh perang. Piagam PBB ditandatangani oleh delegasi 51 negara pada tanggal 26 Juni 1945 dan PBB mulai beroperasi pada 24 Oktober 1945. 44 Seperti Liga Bangsa-Bangsa LBB 45 tujuan utama pembentukan PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan kolektif mencegah ancaman terhadap perdamaian, 46 Disamping itu Piagam PBB juga telah meletakkan tujuan dan prinsip yang mulia dalam rangka memelihara perdamaian dan keamanan internasional, meningkatkan mempromosikan kerjasama ekonomi dan sosial internasional, dan hak asasi manusia. Keanggotaan PBB terbuka bagi Negara-negara yang mendukung perdamaian dan mendukung penyelesaian sengketa internasional secara damai. 44 Mark R. Amstutz, International Conflict and Cooperation, Brown and Benchmark, 1995, hal.356 45 Liga Bangsa-Bangsa adalah organisasi internasional keamanan global pertama yang bertujuan menyelesaikan sengketa sacara damai melalui mekanisme resolusi konflik. LBB didirikan Negara-negara pemenang PD I tahun 1919 dan dipelopori Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson. Prinsip dasar LBB adalah keamanan kolektif, yang mewajibkan Negara-negara anggota membantu Negara lain yang terkena agresi militer. Sumber : www.wikipedia.org 46 Piagam PBB, Bab 1 Pasal 1 Universitas Sumatera Utara hubungan persahabatan dan mencapai kerjasama internasional di semua bidang, termasuk adanya beberapa kewajiban internasional semua Negara untuk: 1. Menghormati persamaan kedaulatan semua bangsa; 2. Tidak menggunakan ancaman atau kekerasan terhadap kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu Negara; 3. Tidak mencampuri urusan dalam negeri suatu Negara, dan 4. Berusaha menyelesaikan pertikaian antar Negara secara damai. Piagam PBB memberikan berbagai ketentuan mengenai langkah-langkah apa yang harus diambil oleh Negara, baik sebagai anggota maupun bukan anggota PBB apabila terlibat dalam suatu perselisihan. Negara-negara mempunyai kewajiban menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul diantara mereka secara damai. Dalam hal terjadinya perselisihan, sebelum mengajukannya ke PBB, para pihak wajib mencari penyelesaian dengan cara negoisasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian secara hukum, dan mengambil jalan melalui badan atau pengaturan regional ataupun dengan jalan damai lainnya menurut pilihan mereka. Apabila perselisihan itu sedemikian rupa tidak dapat diselesaikan, pihak yang bersengketa atau setiap anggota PBB ataupun Sekjen PBB dapat membawa masalahnya kepada Dewan Keamanan PBB atau Majelis Umum PBB untuk menjadi perhatian badan-badan tersebut. Hal ini dapat dipahami karena pada mulanya dimaksudkan bahwa dalam hampir semua kasus, Dewan Keamanan yang dianggap sebagai wasit, mengingat tanggung jawab utamanya di bidang pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. 47 47 Syahmin A.K, Hukum Internasional Publik Dalam Kerangka Studi Analisis, Jilid 2, Binacipta, Bandung, 1992, hal.226 Universitas Sumatera Utara Untuk menjaga perdamaian dunia, PBB membentuk Dewan Keamanan yang bersifat terbatas dengan kekuasaan mengeksekusi yang membutuhkan kesatuan tindakan di antara Negara besar. Dewan Keamanan PBB dibentuk berdasarkan usulan mantan Presiden Amerika Serikat, Franklin D. Roosevelt yang menekankan perlunya hak veto bagi tiap anggota tetap Dewan Keamanan. Usul ini merupakan syarat khusus dari Amerika Serikat sebelum memutuskan masuk untuk menjadi anggota PBB. Kegagalan LBB menyebabkan Roosevelt mengusulkan pembentukan Dewan Keamanan. 48 Dewan Keamanan PBB berbeda dengan dewan Liga Bangsa-Bangsa yang merupakan komite eksekutif umum untuk semua fungsi organisasi yang gagal dalam bidang keamanan karena membutuhkan persetujuan semua Negara anggota. Oleh karena itu, Negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Uni Soviet kini Rusia, Perancis, Inggris, dan China kini Republik Rakyat China 49 Struktur Dewan Keamanan sebenarnya sudah lama dianggap tidak transparan dan komposisi negaranya tidak berimbang. Rencana reformasi Dewan Keamanan pertama kali dibuat oleh 18 negara Amerika Latin pada tahun 1956. Tekanan reformasi semakin meningkat seiring bertambahnya Negara yang merdeka sehingga akhirnya lima anggota diberi hak veto yang menjadi komponen penting kesepakatan pada tahun 1945. Para pendiri PBB belajar dari kegagalan LBB sehingga Piagam PBB mengizinkan Negara pemegang veto menghentikan usulan tindakan penegakan perdamaian yang tidak mereka setujui. Dewan Keamanan hanya dapat bertindak bersama-sama bila mendapat persetujuan dari semua anggota tetap. 48 Jay Tolson, Mixing Pragmatism and Principles, U.S. News and World Report, 100 Milestone that define America, 2004 49 Kelima Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB tersebut merupakan Negara pemenang Perang Dunia II Universitas Sumatera Utara tetap Dewan Keamanan menyetujui Resolusi 1990 yang memperbesar Dewan Keamanan dari 11 negara menjadi 15 negara anggota dan mengubah pemungutan suara mayoritas dari 7 menjadi 9, sedangkan veto tetap dimiliki 5 negara anggota tetap. 50 Tekanan berlanjut pada periode antara 1970-1990 saat anggota Gerakan Non- Blok Non-Aligned Movement membuat landasan yang bertujuan untuk mewujudkan demokratisasi PBB dan memastikan partisipasi Negara anggota yang seluas-luasnya dalam proses pembuatan keputusan PBB. Tidak ada kemajuan yang diperoleh pada saat itu karena persaingan Negara adidaya menghalangi upaya reformasi. Situasi berubah dengan berakhirnya Perang Dingin. 51 Pada saat yang bersamaan, isu kurang representatifnya Dewan Keamanan muncul kembali dan legitimasi Dewan Keamanan kembali dipertanyakan. Negara anggota PBB khususnya Negara berkembang menuding Dewan Keamanan tidak demokratis dan mempertanyakan hak veto karena bertentangan dengan prinsip kesetaraan. Tuntutan ini mendapat sambutan sehingga ada semacam konsensus bahwa Dewan Keamanan harus diperluas agar lebih representatif. Dewan Keamanan PBB tidak lagi menjadi arena persaingan Negara adidaya sehingga dapat menjalankan fungsinya menjaga perdamaian dan keamanan. Keberhasilan Dewan Keamanan mengakhiri perang Irak-Iran dan Krisis Teluk 1990-1991 memberikan harapan baru pada Dewan Keamanan yang aktif. 52 50 Tomas G. Weiss, The Illusion of UN Security Council Reform, The Washington Quarterly, Autumn 2004, Vol.26 No.4 51 Konflik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer, ideologi, psikologi, dan militer, industri, dan pengembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir dan persenjataan. 52 “Indonesia dan Reformasi dan Dewan Keamanan PBB”, sumber dari www.kemlu.go.id diakses tanggal 14 November 2011. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan ketentuan dalam Piagam PBB, semua Negara anggota PBB telah memberikan tanggung jawab yang utama kepada Dewan Keamanan PBB yaitu memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Mereka telah sepakat untuk menyetujui semua keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan itu, dan Dewan akan bertindak sesuai dengan tujuan serta asas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 24 Piagam PBB menetapkan bahwa untuk menjamin tindakan yang cepat dan efektif, maka Negara-negara anggota menyerahkan kepada Dewan Keamanan tanggung jawab yang utama yaitu memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan menyetujui pula bahwa Dewan Keamanan akan melaksanakan kewajibannya di bawah tanggung jawab ini. Dewan Keamanan akan bertindak atas nama mereka Negara-negara anggota. Dalam memenuhi kewajibannya itu Dewan Keamanan harus bertindak sesuai dengan asas dan tujuan PBB. Mengenai tanggung jawab utama Dewan Keamanan PBB di bidang perdamaian dan keamanan internasional ini, J.G. Starke menyebutkan: Dewan Keamanan diberi tanggung jawab utama menurut Piagam untuk memelihara perdamaian dan keamanan, dengan maksud agar sebagai badan eksekutif kecil dengan anggota inti permanen yang terdiri dari Negara-negara besar, ia dapat mengambil keputusan efektif untuk menjamin tindakan yang tepat oleh PBB. 53 Kemudian kekuasaan yang lebih luas lagi telah diberikan oleh Piagam PBB, agar Dewan Keamanan dapat menyelenggarakan kebijaksanaan PBB itu dengan cepat dan pasti. Dalam hal ini Dewan Keamanan dapat bertindak terhadap dua macam persengketaan: 53 J.G. Starke, Pengantar Hukum Internasional, Aksara Persada Indonesia, Jakarta, 1989, hal.333 Universitas Sumatera Utara 1. Persengketaan yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional, dan 2. Peristiwa yang mengancam perdamaian danatau agresi. Peranan Dewan Keamanan dalam hal pertama, termasuk dalam rangka Bab VI Piagam PBB. Inisiatif sebagian besar diserahkan kepada pihak yang bersengketa. Sedangkan peranan Dewan Keamanan dalam hal yang kedua termasuk dalam rangka pelaksanaan dari Bab VII Piagam PBB, yaitu bersifat mengambil keputusan dan tindakan, baik dengan kekerasan senjata, maupun tanpa senjata. 54 Dari ketentuan Pasal 24 Piagam PBB dapat diketahui bahwa tanggung jawab utama primary responsibility terhadap perdamaian dan keamanan internasional berada di pundak Dewan Keamanan. Ketentuan ini tidaklah berarti bahwa hanya Dewan Keamanan saja yang bertanggung jawab terhadap perdamaian dan keamanan internasional, karena Majelis Umum juga turut bertanggung jawab. Tanggung jawab Majelis Umum ini disebut dengan residual responsibility. Pasal 24 ayat 2 Piagam PBB menyebutkan bahwa: Dalam menjalankan kewajiban-kewajiban ini Dewan Keamanan akan bertindak sesuai dengan tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kekuasaan khusus yang diberikan kepada Dewan Keamanan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban ini tercantum dalam Bab VI, VII, VIII dan XII. Kekuasaan khusus yang diberikan kepada Dewan Keamanan sebagaimana yang tercantum diatas adalah: 1. Bab VI mengatur mengenai : Penyelesaian perselisihan secara damai. 2. Bab VII mengatur mengenai : Tindakan-tindakan yang berkaitan dengan ancaman- ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran terhadap perdamaian dan tindakan agresi. 54 Syahmin A.K, SH, Pokok-Pokok Hukum Organisasi Internasional, Binacipta, Bandung, 1985, hal.28 Universitas Sumatera Utara 3. Bab VII mengatur mengenai : Kesepakatan Kawasan regional arrangements. 4. Bab XII mengatur mengenai: Sistem Perwalian Internasional. Sehubungan dengan ketentuan Pasal 24 ayat 2 ini, maka dapat dilihat bahwa kekuasaan yang diberikan kepada Dewan Keamanan PBB tidak hanya terbatas pada apa yang ditentukan dalam empat Bab tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Goodrich Hambro: If the view as accepted for which there is undoubtelly support in the practice of the Security Council, that it has powers that it can exercise in the discharge of its responsibility under this Article beyond laid down in Chapters VI, VII, VIII and XII, it does not follow that this powers are unlimited. 55 Dari pendapat yang dikemukakan diatas terlihat bahwa keduanya beranggapan kewenangan Dewan Keamanan itu tidak hanya terbatas pada apa yang dicantumkan dalam empat bab tersebut. Namun harus selalu diingat bahwa kewenangan itu tidak tak terbatas. Khusus mengenai kewenangan Dewan Keamanan PBB dalam bidang yang berhubungan dengan keamanan dan perdamaian internasional, J.G. Starke berpendapat: Dilain pihak, dari satu segi, Dewan Keamanan mempunyai kekuasaan menolak demi pemeliharaan perdamaian dan keamanan, yang tidak terbatas hanya pada kekuasaan-kekuasaan khusus secara eksplisit, dalam Bab VI atau VII, sebab seperti organ internasional lainnya, ia mempunyai kekuasaan implisit bila diperlukan untuk memenuhi fungsi-fungsinya. 56 Dari pendapat Starke diatas dikemukakan bahwa apabila menghadapi masalah yang berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional, maka kewenangan 55 Goodrich, L.M., Hambro, E, Op.cit, hal.207 56 J.G. Starke, Op cit, hal.334 Universitas Sumatera Utara Dewan Keamanan tidak hanya terbatas pada apa yang ditentukan dalam Bab VI dan VII saja. Dewan dapat mengambil tindakan yang perlu untuk menghadapi masalah tersebut. Selanjutnya, kekuasaan dan fungsi utama Dewan Keamanan itu berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: 57 a menyelesaikan perselisihan-perselisihan internasional dengan jalan damai; b tindakan pencegahan atau pemaksaan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional; c badan-badan regional dan persetujuan-persetujuan regional; d pengontrolan dan pengawasan wilayah-wilayah perwalian yang digolongkan sebagai wilayah strategis; e menerima, menskors dan mengeluarkan anggota; f mengandamen Piagam; g memilih bersama dengan Majelis Umum, kelima belas anggota Mahkamah Internasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuasaan atau kewenangan yang diberikan kepada Dewan Keamanan PBB untuk melaksanakan fungsinya, terutama yang berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional, tidak terbatas pada apa yang dicantumkan dalam Pasal 24 ayat 2 saja, tetapi juga yang terdapat dalam bab-bab lain. Juga masih ada kewenangan dari Dewan Keamanan yang terdapat dalam Statuta Mahkamah Internasional. Oleh karena itu, statute tersebut merupakan bagian integral dari Piagam PBB. 57 Ibid Universitas Sumatera Utara Khusus mengenai kekuasaan dan fungsi Dewan Keamanan PBB yang berkaitan dengan tindakan pencegahan atau pemaksaan menurut Bab VII, Dewan Keamanan diberi kuasa untuk menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran terhadap perdamaian atau tindakan agresi, dan membuat rekomendasi untuk memutuskan tindakan pemaksaan apa yang akan diambil untuk memelihara atau memulihkan perdamaian dan keamanan. 58 Dewan Keamanan dapat meminta para pihak yang terlibat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sementara dan memperhatikan setiap kegagalan untuk mematuhinya. 59 Dalam hal mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional diserahkan kepada dewan keamanan, dengan syarat semua tindakan dewan keamanan tersebut harus selaras dengan tujuan dan azas-azas PBB, tugas dan kewajiban dewan keamanan dapat dibagi atas beberapa golongan, yaitu : 60 1. Menyelesaikan perselisihan dengan cara-cara damai, yaitu dengan cara yang didasarkan atas; persetujuan sukarela atau paksaan hukum dalam menjalankan persetujuan. 2. Mengambil tindakan-tindakan terhadap ancaman perdamaian dan perbuatan yang berarti penyerangan. Sedangkan fungsi Dewan Keamanan sebagai berikut: 1. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional selaras dengan azas-azas dan tujuan PBB. 58 Pasal 39 Piagam PBB 59 Pasal 40 Piagam PBB 60 “UN Security Council: Functions and Powers”, Sumber dari www.un.org diakses tanggal 14 November 2011. Universitas Sumatera Utara 2. Menyelidiki tiap-tiap persengketaan atau situasi yang dapat menimbulkan pergeseran internasional. 3. Mengusulkan metode-metode untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang demikian atau syarat penyelesaian. 4. Merumuskan rencana-rencana untuk menetapkan suatu sistem mengatur persenjataan. 5. Menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi dan mengusulkan tindakan apa yang harus diambil. 6. Menyerukan untuk mengadakan sanksi-sanksi ekonomi dan tindakan lain yang bukan perang untuk mencegah atau menghentikan agresor. 7. Mengadakan aksi militer terhadap seorang agresor. 8. Mengusulkan anggota-anggota baru dan syarat-syarat dengan negara-negara mana yang dapat menjadi pihak dalam status mahkamah internasional. 9. Melaksanakan fungsi-fungsi perwakilan PBB di daerah strategis. 10. Mengusulkan kepada majelis umum pengangkatan seorang sekretaris jendral, dan bersama–sama dengan majelis umum, pengangkatan para hakim dari mahkamah internasional. 11. Menyampaikan laporan tahunan kepada majelis umum

B. Kewenangan Dewan Keamanan PBB dalam Memutuskan Suatu Resolusi Mengenai

Dokumen yang terkait

Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Terhadap Negara-Negara Berkonflik (Kasus Invasi Irak Ke Kuwait 1990 Dan Perang Korea 1958 Ditinjau Dari Segi Hukum Internasional)

2 66 93

Pertanggungjawaban North Atlantic Treaty Organization (NATO) Terhadap Pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1973 Dalam Konflik Di Libya

4 102 110

KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 15

PENULISAN HUKUM / SKRIPSI KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 12

PENDAHULUAN KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 2 18

PENUTUP KEWENANGAN DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK NON-INTERNASIONAL DI LIBYA TAHUN 2011.

0 3 5

LEGALIBERDA LEGALITAS PELAKSANAAN INTERVENSI KEMANUSIAAN DI LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB NOMOR 1973 TAHUN 2011 DITINJAU DARI BAB VII PIAGAM PBB.

0 2 11

PENDAHULUAN LEGALITAS PELAKSANAAN INTERVENSI KEMANUSIAAN DI LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB NOMOR 1973 TAHUN 2011 DITINJAU DARI BAB VII PIAGAM PBB.

0 3 20

Efektivitas Resolusi Dewan Keamanan Terhadap Negara Anggota PBB Yang Melanggar Prinsip-prinsip Hukum Internasional Berdasarkan Pasal 2 Piagam PBB.

0 1 1

KONFLIK ISRAEL-PALESTINA (STUDI (STUDI KASUS KASUS KASUS RESOLUSI RESOLUSI RESOLUSI DEWAN DEWAN DEWAN KEAMANAN KEAMANAN KEAMANAN PBB PBB PBB NOMOR NOMOR NOMOR 1860 1860 1860 TAHUN TAHUN TAHUN 2009) 2009)

0 1 70