BAB IV TINJAUAN MENGENAI INTERVENSI PIHAK ASING ATAS KONFLIK
INTERNAL LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB
A. Latar Belakang Terjadinya Konflik di Libya
Libya merupakan Negara yang terletak di kawasan Afrika Utara, berbatasan dengan Laut Tengah, Mesir di sebelah timur, Sudan di sebelah tenggara, Chad dan
Nigeria di sebelah selatan, dan Aljazair serta Tunisia di sebelah barat. Ibukotanya adalah Tripoli.
Libya merupakan Negara yang masih didominasi secara kuat oleh suku-suku. Semula Libya adalah sebuah kerajaan yang didirikan pada 24 Desember 1951 yang
dipimpin oleh Raja Idris I yang awalnya menjadi bagian dari Imperium Otoman Turki. Kemudian Libya dijajah oleh Italia sampai Perang Dunia II.
Pada tahun 1969, setelah memimpin kudeta militer, Moammar Khadafi menjalankan sistem politik yang mengkombinasikan sosialisme dengan Islam yang
dilakukan melalui demokrasi langsung.
81
Khadafi menuangkan pikiran-pikirannya melalui buku yang berjudul The Green Book
82
81
Tidak ada pemisahan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif dengan segala kebijakan dan tindakan harus merupakan hasil arahan dan persetujuan komite revoluioner.
serta menghapuskan monarki dan konstitusi dan
82
The Green Book memuat lima hal dalam menjalankan Negara: Semua Undang-Undang yang ada dan pelaksanaan syariah, membersihkan Negara dari politik, penciptaan suatu milisi rakyat untuk melindungi revolusi,
admistrasi revolusi, dan revolusi budaya.
Universitas Sumatera Utara
memproklamirkan Republik Arab Libya baru dengan motto kebebasan, sosialisme, dan kesatuan.
83
Selama tahun 1980-an dan 1990-an, Khadafi secara terbuka mendukung terorisme internasional, yang menyebabkan kemunduran hubungan luar negeri Libya. Tidak hanya
melalui pendanaan, Libya juga mensuplai senjata dan melatih pejuang Islam Palestina. Karena alasan tersebut, Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan
84
Pada 27 Desember 1985, terjadi penyerangan pesawat El Al milik Israel oleh gerilyawan Palestina pimpinan Abu Nidal di bandara udara Roma Italia dan Wina
Austria. Tragedi tersebut menewaskan 19 orang, 5 orang diantaranya warga Amerika Serikat. Tindakan teror ini membuat Amerika Serikat bertindak tegas dengan
memberangkatkan pasukan militer ke Libya. Pada 14 April 1986, armada Amerika Serikat dengan kekuatan 45 kapal angkatan laut dan 200 pesawat tempur sudah bersiap di
Teluk Sidra. Gempuran ini mengakibatkan kurang lebih 226 orang terluka. menarik perwakilan
diplomatiknya dari Tripoli pada tahun 1981.
85
Di bulan Desember 1988, terorisme kembali muncul. Terjadi ledakan di pesawat Pan Am dengan nomor penerbangan 103. Menewaskan 259 orang di pesawat, 11 lainnya
meninggal setelah pendaratan. Pesawat yang berangkat dari London Inggris menuju New York Amerika Serikat tersebut meledak di atas Lockerbie Skotlandia
86
. Akibat tindakan itu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi serta sanksi untuk Libya.
87
83
“Sejarah Libya”, sumber: http:globaledge.msu.educountrieslibyahistory, diakes tanggal 26 Desember 2011.
84
Presiden Amerika Serikat ke-40 1981–1989
85
Agung D.H., Khadafi Anjing Gila dari Sahara, Yogyakarta:Penerbit Narasi, 2011,hal.33
86
Ibid, hal.35
87
Resolusi Dewan Keamanan PBB 748 dan 883 yang dikeluarkan pada tahun 1992 dan 1993.
Universitas Sumatera Utara
Pada bulan Januari 1989, Presiden Amerika serikat memberlakukan embargo ekonomi total AS di Libya. Ia pun menyerukan kepada lebih dari 1.000 warga Amerika
yang berada di Libya untuk segera meniggalkan Negara tersebut. Embargo ini hanya akan dicabut jika Libya menyerahkan dua pelaku peristiwa Lockerbie. Embargo total ini
ternyata berpengaruh bagi Libya. Pada tahun 1999, Khadafi akhirnya mengakui bertanggung jawab atas pemboman pesawat di Lockerbie. Kemudian pemerintah Libya
menyerahkan dua terdakwa peledakan pesawat untuk diadili di Belanda. Pemerintah Libya juga bersedia membayar ganti rugi kepada keluarga korban senilai 2,7 milyar
dollar AS pada tahun 2003. Hubungan internasional dengan Negara-negara barat yang buruk sejalan dengan
tidak stabilnya perekonomian dalam negeri Libya. Revolusi yang terjadi di kawasan Timur Tengah sejak Desember 2010 merupakan salah satu sebab mengapa terjadi
pemberontakan di Libya
88
. Suatu peristiwa dimulai dari suatu alasan untuk melakukannya. Demikian pula rakyat yang melakukan pemberontakan untuk
menumbangkan penguasa mereka. Ada beberapa hal yang menyebabkan mereka melakukan pemberontakan, yaitu
89
Pertama, rakyat di kawasan Timur Tengah memiliki kultur budaya yang hampir sama, yaitu bangsa Arab dan didominasi oleh kaum Muslimin yang dulunya memiliki
kejayaan di masa lampau. Sehingga meski terpecah-pecah dalam beberapa Negara, namun mereka merasa senasib sepenanggungan. Sebagai contoh: Revolusi Tunisia yang
berhasil menumbangkan Presiden Ben Ali, rakyat Mesir berhasil menumbangkan Presiden Hosni Mobarak.
:
88
David Akhmad Ricardo, Op.cit, hal.45
89
Apriadi Tamburaka, S.IP., Op cit, hal.12
Universitas Sumatera Utara
Kedua, mereka sama-sama merasakan pahitnya penjajahan kolonialisme selama beberapa decade meskipun pewaris selanjutnya adalah kaum generasi muda. Namun,
mereka juga merasakan penderitaan yang diwariskan pendahulu di masa lampau dan menyebabkan keterbelakangan mereka dalam segala hal.
Ketiga, pasca kemerdekaan dari kolonialisme mereka belum mengecap kemerdekaan dalam arti sebenarnya, baik ekonomi dan politik termasuk arti demokrasi.
Justru para penguasa menjadi diktator dan otoriter. Kondisi kemiskinan, pengangguran yang dirasakan sejak zaman kolonialisme
hingga sekarang masih dialami. Padahal Libya memiliki sumber daya alam minyak yang melimpah. Rata-rata pendapatan per kapita rakyat di Libya hanya 2 dolar per hari.
Kekayaan alam memang dikelola oleh Negara, namun dikuasai oleh segelintir orang yang dekat dengan keluarga Khadafi, termasuk aset-aset Negara yang berupa perusahaan dan
badan usaha. Sehingga kekayaan itu hanya menumpuk pada penguasa dan orang-orang yang dekat dengannya. Sehingga pemberontakan terjadi antara orang-orang yang
menginginkan Khadafi mundur dari pemerintahannya yang sudah berjalan selama 42 tahun dan orang-orang yang tetapberpihak pada pemerintahannya
90
.
B. Pelaksanaan Intervensi Pihak Asing ke Libya