dititik beratkan untuk melihat tindakan intervensi yang dilakukan oleh pihak asing terhadap konflik internal Libya menurut hukum internasional serta peranan dari Resolusi
Dewan Keamanan PBB. Berdasarkan penelitian dan pemeriksaan terhadap inventarisasi skripsi di
Perpustakaan Fakultas Hukum USU yang dilakukan oleh Penulis, ada beberapa skripsi yang membahas mengenai lembaga intervensi, namun dengan redaksi judul yang berbeda
dan pendekatan sudut pandang yang berbeda pula, sehingga dengan kata lain judul ini belum pernah ditulis sebelumnya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah resolusi PBB yang ditetapkan lewat pemungutan suara oleh lima anggota tetap dan sepuluh anggota
tidak tetap dari Dewan Keamanan PBB dengan tanggung jawab utama bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Pasal 27 Piagam PBB
8
menetapkan bahwa konsep resolusi pada non-prosedural jika hal itu diadopsi Sembilan atau lebih dari lima
belas anggota Dewan Keamanan untuk memilih resolusi serta jika tidak dipergunakannya hak veto
9
Dewan Keamanan PBB sudah beberapa kali mengeluarkan resolusi untuk Libya. Hingga tahun 2011, Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi sebanyak
sebelas kali untuk Libya. Pertama kali pada tahun 1955, yaitu Resolusi Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa 109 yang merupakan instruksi dari Majelis Umum PBB untuk
oleh salah satu dari lima anggota tetap.
8
Ditanda tangani di San Fransisco pada 26 Juni 1945 dan mulai berlaku 24 Oktober 1945 setelah diratifikasi oleh lima anggota pendirinya, yaitu Republik Cina, Uni Soviet, Inggris, dan Amerika Serikat.
9
Hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang atau resolusi.
Dimiliki oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB: Amerika Serikat, Rusia, RRC, Inggris dan Perancis. Sumber dari www. id.shvoong.com diakses tanggal 13 November 2011.
Universitas Sumatera Utara
mempertimbangkan keanggotaan Albania, Yordania, Irlandia, Portugal, Hungaria, Italia, Austria, Rumania, Bulgaria, Finlandia, Srilanka, Nepal, Libya, Kamboja, Laos dan
Spanyol
10
. Terakhir adalah Resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 yang dikeluarkan pada tanggal 17 maret 2011 dan menjadi dasar dilakukannya intervensi militer oleh Negara
anggota PBB untuk menerapkan zona larangan terbang dan memerintahkan “semua tindakan yang diperlukan” untuk melindungi warga sipil
11
Presiden Cina, Hu Jintao berpendapat bahwa serangan udara yang dilakukan koalisi terhadap Libya bisa melanggar makna dari Resolusi Dewan Keamanan PBB jika
aksi itu sampai menyebabkan korban jiwa dari pihak sipil. Cina dan Rusia sebenarnya keberatan atas sikap Dewan Keamanan PBB dalam menangani krisis di Libya. Namun,
kedua Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu memilih abstain saat Dewan Keamanan mengesahkan resolusi tersebut
.
12
Ruang lingkup dari masalah intervensi ini terlihat dari beberapa dokumeninstrument internasional yang berkaitan dengan masalah ini, antara lain:
.
1. Piagam PBB
2. Konvensi Jenewa 1949 mengenai Perlindungan Korban Konflik Bersenjata
Internasional. 3.
Deklarasi Hak Asasi manusia Berbagai dokumeninstrument internasional itu juga dapat dilihat sebagai upaya
perlindungan hukum ditingkat Internasional. Berbagai dokumen internasional diatas jelas merupakan pedoman tentang intervensi yang dilakukan oleh pihak asing.
10
www.un.org
11
Kompas.com, 24 Maret 2011, “PBB Bukan Pemimpin Operasi Militer” oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Pasukan Penjaga Perdamaian, Alain Le Roy.
12
Liputan vivanews.com, tanggal 31 Maret 2011, “Cina:Aksi Koalisi Bisa Langgar Resolusi PBB”
Universitas Sumatera Utara
Secara konkrit, kepustakaan yang menjadi sumber acuan dan bacaan terdiri dari buku-buku, artikel-artikel, peraturan-peraturan baik berupa piagam, deklarasi dan lain-
lain, serta berupa kliping-kliping yang dikutip dari media cetak maupun media internet.
F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian