c. Moral merupakan pedoman hidup
Moral berkaitan dengan aturan – aturan dan ketentuan – ketentuan tentang
apa yang seharusnya dilakukan oleh orang dalam berinteraksi dengan orang lain. Moral selalu berpusat pada apa yang benar dan apa yang salah. Moral akan
menjadi pedoman hidup dalam kehidupan, karena moral mengatur standar aturan – aturan norma, yang berlaku pada individu di masyarakat. Moral sangat penting
untuk salah satu pedoman hidup manusia, karena mora merupakan tolak ukur dalam kehidupan manusia seperti pengalaman hidup. Moral penting sebab moral
akan membentuk pribadi baik dan berhati mulia. Moral sendiri memiliki fungsi untuk menjadi pedoman hidup, untuk
mengajarkan manusia mengenai baik buruknya perilaku yang mereka perbuat. Moral merupakan pedoman atau pegangan untuk mengatur perbuatan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Penilaian terhadap moral sendiri dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat, namun moral penting untuk remaja karena
mengatur pedoman – pedoman perbuatan tingkah laku atau ucapan seseorang
dalam menjalankan interaksi dengan masyarakat.
3. Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Remaja
Moral memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Perilaku manusia terutama remaja merupakan suatu hal yang
kompleks karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Sikap yang dimiliki masing –
masing individu berbeda karena sikap menggambarkan corak tingkah laku seseorang. Dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan dapat diduga
bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap
suatu masalah atau keadaa yang dihadapinya. Walaupun reaksi atau perilaku individu tidak selamanya konsisten dengan sikapnya, karena sangat tergantung
situasi dan kondisi dimana, pada waktu apa, individu itu berada pada suatu situasi yang bebas dari tekanan atau hambatan yang mengganggu eksperi sikanya, maka
akan diharapkan bahwa bentuk – bentuk perilakunya akan merupakan ekpresi
sikap yang sebenarnya. Sebaliknya jika individu mengalami atau merasakan ada hambatan, maka apa yang dilakukan individu mungkin bertentangan dengan hati
nuraninya dan bahkan bertentangan dengan apa yang dipengaruhi sebagai kepercayaan dan bahkan bertentangan dengan apa yang dipegangnya sebagai
kepercayaan.
Pentingnya pendidikan moral bukan hanya ditanamkan atau diajarkan di dalam sekolah saja tetapi juga pada lingkungan keluarga, karena keluarga
merupakan pondasi utama untuk membentuk moral yang baik pada remaja. Diketahui bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dimana masa
– masa itu individu mulai berubah baik secara fisik, perilaku, sikap dan juga pemikiran.
Apabila, individu tidak dibekali dengan pendidikan moral yang baik maka yang terjadi nantinya adalah masalah
– masalah sosial masyarakat. Masyarakat harus melindungi nilai
– nilai moral dan nilai – nilai sosialnya, dan tidak meninggalkan nilai
– nilai moral dan nilai – nilai sosialnya, dan tidak meninggalkannya demi kebebasan rasionalitas semata
– mata. Nilai – nilai seperti perlindungan terhadap kehidupan umat manusia, bentuk
– bentuk prosedural demokrasi dan penghargaan terhadap martabat manusia tidak dapat dipertimbangkan kalau ternyata memang
berdampak setiap orang dapat merasa bebas untuk memilih atau tidak memilih.
Petingnya pendidikan moral juga harus diajarkan di sekolah karena bukan hanya wawasan akademik yang didapatkan tetapi juga wawasan moral. Karena
wawasan moral penting dalam dunia profesional yang nantinya akan dihadapi. Durkheim juga mengemukakkan bahwa tiap
– tiap guru harus mampu mengembangkan cita
– cita moral yang ada dibalik sistem aturan yang telah dikembangkan, dan memberi peluang kepada generasi mendatang untuk
memenuhi tuntutan – tuntutan validitas yang baru, dalam artian mempunyai
otonomi yang lebih individual sifatnya. Idealisasi semacam ini harus direkonstruksikan oleh generasi baru dengan memperluas masing
– masing konsep moral sampai dapat diperoleh genelalisasinya. Dua hal yang harus
dipelajari : moralitas yang berkembang di masyarakat, yang kita sebut moral
consensus sittlichkelt,dan moralitas dari suatu idealisasi personal, yang biasa disebut
moral sense moralitat. Adalah satu hal yang cukup menggembirakan apabila idealisasi semacam itu terpancar dalam kewajiban
– kewajiban yang imperfect, sebagaimana yang biasa terpancar dalam kewajiban
– kewajiban yang perfect Haricahyono, 1995:203.
Akhirnya dilihat dari perspektif perkembangan, alasan mengapa pendidikan moral dan pendidikan nilai harus direalisasikan secara internasional dengan
terletak dalam asumsi bahwa tingkat yang tertinggi adalah tingkat yang terbaik, pengembangan empati yang lebih tinggi, dan merefleksikan rasa tanggung jawab
yang lebih dalam Haricahyono, 1995:203.
4. Karakteristik Moral Remaja