NE BIS IN IDEM PASAL 76

II.3. Tenggang waktu pengajuan pengaduan pasal 74 a. Bertempat tinggal di Indonesia 6 bulan sejak mengetahui b. Bertempat tinggal di luar Indonesia 9 bulan sejak mengetahui adanya kejahatan. II.4. Penarikan kembali aduan. Dibuatnya suatu pengaduan tidak dengan serta merta berarti bahwa ijin memberikan kewenangan penuntutan dilakukan secara final. Memang selayakanya pengaduan mencakup pelaporan aangifte dengan permohonan dilakukannya penuntutan verzoek tot vervolging. Bila pengaduan sudah disampaikan, pada dasarnya jaksa penuntut umum tak perlu menunggu lewatnya daluarsa menarik adauan, meskipun undang-undang memberikan jangka waktu 3 bulan pasal 75. Akan tetapi jika aduan tersebut ditarik kembali, maka kewenangan menuntut menjadi hapus.

B. NE BIS IN IDEM PASAL 76

Arti sebeanarnya dari neb is in idem ialah “tidak atau jangan dua kali yang sama”. Sering juga digunakan istilah “nemodebet bis vexari” tidak seorangpun atas perbuatnya dapat diganggu dibahayakan untuk kedua kalinya yang dalam literature Angka Saxon diterjemahkan menjadi “No one could be put twice in jeopardy for tha same offerice”. Dasar pikiran atau ratio dari azas ini ialah : a Untuk menjaga martabat pengadilan untuk tidak memerosotkan kewibawaan Negara; b Untuk rasa kepastian bagi terdakwa yang telah mendapat keputusan. Diakuinya azas Neb is in idem ini terlihat dalam rumusan pasal 76 KUHP yang berbunyi ayat 1 sub 1 sbb : “Kecuali dalam hal putusan haikm masih mungkin diulangi herzeining, orang tidak boleh dituntut dua kali karena perbuatan yang oleh hakim Indonesia terhadap dirinya telah diadili dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap”. Dengan demikian penuntutan terhadap seseorang dapat hapus berdasar neb is in idem, apabila dipenuhi syarat-syarat sbb :  Ada putusan yang berkekuatan hukum tetap;  Orang terhadap siap putusan itu dijatuhkan adalah sama;  Perbuatan yang dituntut kedua kali adalah sama dengan yang pernah diputus terdahulu itu. Dengan adanya syarat ini berarti terhadap putusan tersebut harus sudah tidak ada alat hukum upaya hukum rechtsmiddel yang dapat dipakai untuk merubah keputusan tersebut. Ada pendapat bahwa peninjauan kembali herzeining merupakan salah satu upaya hukum, sehingga pengecualian yang tersebut dalam pasal 76 itu yaitu adanya herzeining merupakan pengecualian terhadap azas ne bis in idem sebenarnya tidak perlu. Jadi menurut pendapat ini, dengan adanya herzeining berarti putusan itu memang belum berkelanjutan dari tuntutan hukum yang pertama, jadi bukan merupakan tuntutan hukum yang kedua kali. B.1. Adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap; Keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap yang dimaksud disini adalah keputusan terhadap perbuatan atau perkara ybs, yaitu yang dapat berupa :

I. Pembebasan vrijspraak pasal 191 1 KUHAP

dulu 313 RIB.