BAB XI PENYERTAAN
A. BEBERAPA ISTILAH
1. Turut campur dalam peristiwa pidana Tresna.
2. Turut berbuat delik Karni. 3. Turut serta Utrecht.
4. Delneming Belanda; Complicity Inggris;
TeilnahmeTatermehrhaeit Jerman;
Participation Perancis.
B. BEBERAPA PANDANGAN TENTANG SIFAT PENYERTAAN
Filosofi dasar keberadaan lembaga penyertaan terdapat dua pandangan :
1. Sebagai Strafa sdehnungsgrund dasar
memperluas dapat dipidananya orang : - Penyertaan dipandang sebagai persoalan
pertanggung jawaban pidana - Penyertaan merupakan suatu delik, hanya
bentuknya tidak sempurna. - Penganut a.l : Simons, van Hattum,
Hazewinkel Suringa.
2. Sebagai Tatbestandausdehnungsgrund
dasar memperluas dapat dipidananya perbuatan :
- Penyertaan dipandang bentuk khusus dari tindak pidana.
- Penyertaan merupakan suatu delik, hanya bentuknya istimewa.
- Penganut a.l : Pompe, Moelyatno, Roeslsn Saleh.
Menurut Prof. Moelyatno pandangan yang pertama sesuai dengan alampandangan
individual karena yang diprimairkan adalah “strafbaarheid van de person” hal dapat
dipidananya orang, pandangan yang kedua sesuai dengan alam Indonesia karena yang
diutamakan adalah perbuatan yang tidak boleh dilakukan, jadi lebih ditekankan pada
strafbaarheid van het feit” hal dapat dipidananya perbuatan. Menurut Moelyatno,
pandangan pertama tidak dikenal dalam hukum adat.
C. PEMBAGIAN PENYERTAAN
1. Terbagi dua : a. Von Feuerbach membagi penyertaan
dalam dua bentuk : a.1. Urherber pembuat
a.2. Gehilfe pembantu
b. KUHP Belanda dan Indonesia : b.1. Dader Pembuat pasal 47
Belanda pasal 55 KUHP Indonesia.
b.2. Medeplichtige pembantu pasal 48 KUHP Belanda pasal 56 KUHP
Indonesia. c. Code Penal Perancis dan Belgia :
c.1. Autores. c.2. Complices.
d. Di Inggris : d.1. Principals peserta baku.
d.2. Accessories peserta pembantu. 2. Pembagian tiga :
2.a. Di Jerman : 2.a.1. Tater pembuat
2.a.2. Anstifter penganjur 2.a.3. Gehile pembantu
2.b. Di Jepang : 2.b.1. Co principals pembuat
2.b.2. Instigator penganjur 2.c.3. Accessories pembantu
3. Pembagian empat : Di Uni Sovyet :
3.1. Executive of crime 3.2. Organizer
3.3. Instigator 3.4. Accessory
D. PENYERTAAN MENURUT KUHP INDONESIA 1. Pembagian penyertaan menurut KUHP