Hubungan antara Kepemimpinan dengan Etika Kerja

Kerjasama dapat dilihat dari : a Kesediaan para pegawai untuk bekerjasama dengan sejawat dan atasan untuk mencapai tujuan bersama. b Kesediaan untuk saling membantu diantara rekan-rekan sejawat sehubungan dengan tugas-tugas yang dilakukan. c Adanya keaktifan dalam kegiatan organisasi.

1.5.2.3 Hubungan antara Kepemimpinan dengan Etika Kerja

Peran kepemimpinan yang berhasil dan efektif sangat berhubungan dengan pengharapan pegawai atas perilaku atasan yang diinginkan pegawai. Hersey dan Blanchard 1994:151 mengartikan harapan sebagai “persepsi seseorang tentang perilaku yang tepat bagi peranan atau posisi dirinya sendiri atau persepsi seseorang tentang peranan orang lain dalam organisasi”. Harapan orang- orang menentukan hal-hal yang harus mereka lakukan di berbagai keadaan dalam pekerjaan tertentu dan bagaimana orang lain, atasan, teman sejawat dan bawahan mereka, menurut mereka seharusnya berperilaku dalam hubungannya dengan posisi mereka. Dalam mempelajari peran kepemimpinan seseorang dan harapan pegawai, perlu dipahami salah satu karateristik kepemimpinan yaitu bahwa pemimpin memiliki kuasa power. Etzioni Hersey dan Blanchard, 1994:128 membedakan kuasa dalam dua bentuk, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Kuasa posisi position power, adalah kuasa pada seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan pekerjaan tertentu karena posisinya didalam organisasi dipandang memiliki kuasa posisi. 2. Kuasa pribadi personal power, adalah kuasa pada seseorang dimana para pengikut menghormati, merasa senang dan terikat dengan pemimpin mereka serta merasa bahwa tujuan mereka terpenuhi oleh tujuan pemimpin. Peran kepemimpinan seseorang dianggap effektif apabila gaya kepemimpinan atasan mengarah pada pengharapan pegawai dan pegawai melakukan pekerjaan tersebut karena ingin melakukannya dan merasa ada hasil yang diperolehnya, maka pimpinan dipandang tidak hanya memiliki kuasa posisi tetapi juga kuasa pribadi. Pegawai menghormati pimpinan dan mau bekerjasama dengannya, dengan menyadari bahwa permintaan pimpinan konsisten dengan tujuan pribadinya dan pegawai merasa tujuan pribadinya akan tercapai melalui aktifitas tersebut. Pada kenyataannya harapan seseorang tidak selamanya dapat terpenuhi, karena adanya pembatasan bondary dari aturan dan norma yang berlaku dilingkungan organisasi. Ketidaksesuaian antara kenyataan dan harapan itu akan menimbulkan kesenjangan, yang akhirnya menyebabkan pegawai bawahan menjadi tidak puas. Misalnya seorang bawahan yang mengharapkan atasannya mempunyai gayaperilaku kepemimpinan yang mementingkan tugas, maka kebutuhan seseorang akan harapan tersebut bertambah. Bila harapannya sesuai dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkan atasannya, maka akan menunjang Universitas Sumatera Utara tingkah laku bawahan mengarah pada etika kerja yang baik dan akan berakibat sebaliknya bila gayaperilaku kepemimpinan atasan tidak sesuai dengan harapannya. Bila harapan pegawai mengenai gaya kepemimpinan atasan yang diinginkan tinggi, tetapi pada kenyataannya atasan tidak bersikap seperti apa yang diharapkan maka etika kerja pegawai dalam melaksanakan tugas akan tidak baik.

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “Ada hubungan kepemimpinan camat dengan etika kerja pegawai di Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”

1.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social. Singarimbun, 1995:37 Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mendefenisikan konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut :. 1. Kepemimpinan adalah Kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara 2. Etika Kerja adalah sebagai tingkah laku atau kelakuan dari seseorang yang mendukung kaidah-kaidah atau ketentuan mengenai tingkah laku yang baik atau buruk.

1.8 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indicator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variable-variabel tersebut. singarimbun, 1995:46 Atas pengertian di atas, maka ditetapkan pengertian variabel sebagai berikut : 1. Variabel bebas Variabel X yaitu Kepemimpinan Camat meliputi indikator : A. Pengarahan Pemimpin memberikan pengarahan yang jelas dan dapat dimengerti oleh pegawai dalam melakukan pekerjaan. B. Komunikasi Komunikasi sebagai cara yang dilakukan dalam proses pekerjaan sehingga pegawai mau bekerjasama. C. Pengambilan keputusan memberikan wewenang dan tanggungjawab dalam pengambilan keputusan kepada pegawainya dalam menyelesaikan pekerjaan. D. Motivasi Universitas Sumatera Utara memberikan bimbingan, dorongan dan pengawasan kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan 2. Variabel terikat Variabel Y yaitu Etika kerja pegawai meliputi indikator : A. Disiplin, adapun tolak ukur dalam hal disiplin adalah meliputi: a.1 Menyelesaikan Tugas Tepat Waktu. a.2 Bekerja Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku. B. Produktivitas, adapun tolak ukur dalam hal produktivitas adalah: b.1 Pekerjaan Selesai Tepat Waktu. b.2 Efisiensi Waktu. C. Kerjasama, adapun tolak ukur dalam hal kerjasama adalah meliputi: c.1 Pencapaian Hasil Kerja yang Optimal. c.2 Pembagian Tugas dan Wewenang yang Jelas. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Menurut Moh. Nasir 1999:63metode deskriptif adalah mencari pengaruh antara variabel independen dan dependen, memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki dan diiringi dengan interprestasi yang akurat.

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.

2.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono 2002:57 populasi adalah “ Wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Nawawi 1995:141 mengungkapkan bahwa Universitas Sumatera Utara “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”. Keseluruhan unit dalam populasi penelitian akan dijadikan sebagai unit informasi yang diharapkan mampu menggambarkan secara lebih detil berkaitan dengan fenomena yang penulis pahami. Karena jumlah populasi penelitian adalah 21 orang pegawai di Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, maka seluruh jumlah populasi akan diteliti dalam penelitian ini. Dijelaskan pula oleh Arikunto 1998:120 bahwa “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnnya jika jumlah besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil sebagian dari populasi atau sampel antara10 – 25 ”.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,maka dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : A. Teknik pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang digunakan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

1. Kuesioner

Universitas Sumatera Utara Kuesioner yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan jalan membuat daftar pertanyaan. Kuesioner dapat bersifat tertutup, yakni kuesioner yang telah disediakan alternatif jawabannya, sehingga para responden hanya memilih salah satu dari alternatif-alternatif tersebut yang dianggap benar atau sesuai dengan responden. Arikunto 1996:139 berpendapat “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian dilokasi penelitian. B. Teknik pengumpulan data sekunder yaitu : 1. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber- sumber lain yang relevan dengan objek penelitian. 2. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian serta yang lainnya.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Tehnik pengukuran skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala likert untuk menilai jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden.Sugiono, 2005:107 Universitas Sumatera Utara Adapun skor dari setiap pertanyaan yang disebarkan melalui angket adalah sebagai berikut : Untuk jawaban alternatif “a” diberi skor 5 Untuk jawaban alternatif “b” diberi skor 4 Untuk jawaban alternatif “c” diberi skor 3 Untuk jawaban alternatif “d” diberi skor 2 Untuk jawaban alternatif “e” diberi skor 1 Untuk menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah maka terlebih dahulu ditetapkan kelas intervalnya. Berdasarkan alternatif jawaban dari masing-masing responden, ditentukan kelas intervalnya sebagai berikut : 8 , 5 1 5 = − = − = I I bilangan Banyaknya terendah Skor tertinggi Skor I Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing- masing variabel yaitu : Tabel Interval Untuk Menentukan Kategori Jawaban Responden No Skor Kategori 1 4,2 – 50 Sangat Tinggi Universitas Sumatera Utara 2 3,3 – 4,1 Tinggi 3 2,4 – 3,2 Sedang 4 1,5 – 2,3 Rendah 5 0,8 – 1,4 Sangat Rendah Untuk menentukan jawaban responden tersebut tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana : Sugiono, 2005: 214

2.6 Teknik Analisis Data

1. Penggunaan Koefisien Korelasi Penggunaan teknik korelasiseperti ini didasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong sangat kuat, kuat, sedang, rendah dan sangat rendah.Dalam supranto 2009: 62 dikatakan koefisien ialah suatu nilai untuk menggambarkan kuatnya hubungan korelasi antara variabel bebas X dan variabel terikat Y. Adapun rumus Koefisien Korelasi tersebut adalah : r= √Σx² √Σy² nΣxy Universitas Sumatera Utara Dimana : r = Koefisien Korelasi x = X – X deviasi y = Y – Y deviasi atau dapat digunakan rumus : r = Koefisien korelasi antara X dan Y, yaitu bilangan yang menunjukan besar kecilnya hubungan antara X dan Y X = Variabel Bebas Y = Variabel Terikat N = Jumlah Bilangan populasisampel Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas dapat menggunakan rumus diatas dapat memberikan tiga kemungkinan mengenai hubungan antara kedua variabel, yaitu: - Nilai r yang positif menunjukan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain Universitas Sumatera Utara - Nilai r yang negatif menunjukan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain - Nilai r yang sama dengan nol menunjukan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu meskipun yang lainnya berubah. Untuk menghitung adanya hubungan atau tinggi rendahnya tingkat hubungan kedua variabel berdasarkan nilai r koefisienan Koelasi digunakan penafsiran atau interprestasi dilihat dari angka-angka, dan sugiyono 2004: 149 menyatakan sebagai berikut: Pedoman Untuk Memberikan Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi r Tingkat Hubungan Antara 0,08 – 1,00 Antara 0,60 – 0,79 Antara 0,40 – 0,59 Antara 0,20 – 0,39 Antara 0,00 – 0,19 Sangat Kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah tidak berkorelasi Dengan nilai r koefisien Korelasi yang kita peroleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel koelasi yang menguji apakah nilai r Koefisien Korelasi yang kita peroleh tersbut berarti atau tidak, tabel korelasi ini Universitas Sumatera Utara mencantumkan batas-batas r Koefisien Korelasi yang signifikan tertentu, dalam hal ini signifikan, 5 bila nilai r Koefisien Korelasi tersebut signifikan yang berarti hipotesis dapat diterima. Contohnya : Misalkan nilai r adalah 0,3 jadi dihubungkan melalui tabel maka hasilnya adalah rendah.

2.7. Uji Signifikan

Uji signifikan adalah uji yang dilakukan untuk menentuka apakah hipotesa diteriam atau ditolak. Uji signifikan ini dilakukan terhadap hipotesa nilai Ho, yang berbunyi “tidak ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y”. Ho ditolak apabila t hitung lebih besar dari t-tabel t hitung t-tabel, dan dapat diterima apabila harga t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel t hitung t-tabel, dengan rumus sebagai berikut : t hitung : Nilai dari Uji Signifikan r : Indeks Koefisien Korelasi Product Moment n : Jumlah Responden

2.8. Penggunaan Koefisien Determinantlasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui barapa persen besarnya pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koofisien korelasi dan dikaitkan dengan 100. Universitas Sumatera Utara D = г² x 100 Dimana D = koefisien Determinan r = koefisien korelasi antara X dan Y Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Visi Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

Visi Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang dirumuskan dan ditetapkan sebagai berikut : ” Mewujudkan Kecamatan Batang Kuis yang Maju dan Sejahtera ” Penjelasan pengertian dari kata-kata yang terdapat dalam Visi ini adalah sebagai berikut : 1. Maju mengandung arti bahwa sudah mampu bekembang merubah pola kehidupan kea rah yang lebih baik dan dapat mengikuti perkembangan zaman kea rah yang positif. 2. Sejahtera mengandung arti bahwa sudah mampu memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan untuk kehidupan yang layak dan berkesinambungan.

3.3.4 Misi Kantor Camat Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang

Misi adalah suatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi sesuai visi yang ditetapkan, agar organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Universitas Sumatera Utara