1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komputer didefinisikan sebagai peralatan elektronik yang dapat merekam, mengolah, menampilkan dan menyimpan data. Kemampuannya
menangani data ini telah membuatnya dimanfaatkan untuk mendukung berbagai kegiatan manusia antara lain kegiatan bekerja, belajar, belanja, perang,
bahkan juga kegiatan kejahatan dan kegiatan yang sifatnya santai atau hiburan seperti permainan ketangkasan Rustiati, 1999.
Kebutuhan komunikasi antar komputer untuk saling menukar data telah menghasilkan pemikiran untuk menghubungkan komputer pada suatu jaringan
yang populer yang disebut internet, yaitu suatu jaringan komputer yang bersifat global. Dengan internet para pengguna dapat mengakses data maupun
melakukan komunikasi ke seluruh dunia. Dengan adanya akses ke internet yang bersifat global, pengaruh komputer terhadap aktivitas manusia semakin tinggi
terutama dalam hal berkomunikasi. Selain itu informasi kini dapat di transmisi, diakses dan diperbanyak dari jarak jauh secara lebih cepat dan mudah Rustiati,
1999. Komputer mulai digunakan sebagai alat pendukung di tempat kerja pada
tahun 1960, dan sejak itu pemakaiannya berkembang secara pesat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Amerika Utara pada tahun 1990 dilaporkan bahwa lebih dari 40 juta komputer digunakan di tempat kerja, 25 juta di rumah dimana
sekitar 7-8 juta diantaranya berupa komputer portabel Rustiati, 1999. Penggunaan komputer dewasa ini telah demikian luas di segala bidang,
baik diperkantoran maupun bagian dari kehidupan pribadi seseorang. Hampir semua petugas administrasi menggunakan komputer dalam pekerjaan sehari-
hari. Penggunaan komputer tidak terlepas dari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan Roestijawati, 2007.
Penggunaan komputer yang terlalu lama akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan pekerja. Pekerja yang dipaksa beradaptasi dengan
komputer sering mengalami gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer terlalu lama, oleh The American Optometric Association
dinamakan Computer Vision Syndrome CVS. CVS juga dikenal dengan nama kelelahan mata. Kelelahan mata adalah kumpulan gejala mata maupun non-
mata yang timbul setelah bekerja di depan layar komputer atau Video Display Terminal VDT Firdaus, 2013. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata
yang disebabkan oleh gangguan indra penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama yang
biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman Pheasant, 1991.
Kelelahan mata memiliki gejala-gejala atau keluhan seperti terdapat perasaan tegang atau sakit pada mata, mata merah, perasaan panas pada mata
disertai rasa berat pada dahi Ilyas, 1991. Kondisi demikian cenderung akan menurunkan ketelitian dan lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya
kesalahan, memperpanjang waktu kerja, menurunkan produksi, disamping itu juga dapat menurunkan kewaspadaan dan cenderung terjadinya kecelakaan
kerja atau menambah angka kecelakaan, serta mempengaruhi moral kerja Soeripto, 2008. Selain itu menurut Firdaus 2013 kelelahan mata dapat
menurunkan produktivitas kerja dikarenakan pekerja mengalami berbagai keluhan yang menyebabkan hilangnya konsentrasi dan menurunkan semangat
kerja. Pekerja yang terganggu kesehatannya akan menyebabkan kerugian pada perusahaan berupa biaya pengobatan dan perawatan karena Penyakit Akibat
Kerja PAK. Selain itu angka kehadiran akan menurun dan tidak
terselesaikannya pekerjaan karena ketidakbugaran jasmaninya.
Kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan komputer Pheasant, 1991. Dari hasil studi sebelumnya Carayon, 1995 dalam
Sundari, 2011 bahwa pengguna komputer apabila bekerja terlalu lama di depan komputer akan mengalami beberapa keluhan. Keluhan yang dapat ditimbulkan
karena pemakaian komputer adalah keluhan kelelahan mata sebanyak 75-90 dan keluhan muskuloskeletal porsinya hanya 22. NIOSH 1999 juga
mengatakan bahwa keluhan yang paling banyak dilaporkan oleh pengguna komputer adalah keluhan kelelahan mata. Karena pekerja harus bekerja dengan
titik mata melihat yang dekat dalam jangka waktu yang lama. Hal ini juga
selaras dengan pernyataan Hapsari 2012 bahwa keluhan yang paling sering dikemukakan oleh para pengguna komputer adalah keluhan pada penglihatan.
Menurut Occupational Safety and Health Administration OSHA di Amerika dilaporkan dari 40 juta pengguna VDT, 80 menderita CVS. Efek
jangka pendek biasanya pandangan kabur, nyeri kepala, pandangan ganda, dan lain sebagainya Roestijawati, 2007. Hal ini selaras dengan pernyataan
Pheasant 1991 dimana orang-orang yang bekerja dengan komputer umumnya menderita kelelahan mata. Prevalensi 70 -90 telah dilaporkan pada orang
yang melakukan entry data berulang-ulang dan layar berbasis tugas-tugas administrasi lainnya dibandingkan dengan 45 pada pekerja kantor umum
yang tidak menggunakan komputer. Di Indonesia keluhan kelelahan mata pada pekerja yang menggunakan
komputer sering ditemukan. Hasil penelitian Setiawan 2012 yang dilakukan terhadap pekerja yang menggunakan komputer di PT Surveyor Indonesia
menunjukan bahwa sebanyak 83,7 mengalami keluhan kelelahan mata. Hana 2008 dalam penelitiannya juga diketahui sebanyak 78,6 pekerja yang
menggunakan komputer di PT Bridgestone Tire Indonesia mengalami keluhan kelelahan mata.
Keluhan kelelahan mata dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut diantaranya adalah faktor karakteristik individu seperti usia, dan
kelainan refraksi Grandjean, 2003. Faktor pekerjaan seperti jarak penggunaan
komputer dan faktor lingkungan kerja seperti pencahayaan juga dapat mempengaruhi untuk terjadinya kelelahan mata OSHA, 1997.
PT Bank X adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan yang terletak di Jakarta. Untuk mendukung kegiatannya, PT Bank X
memerlukan informasi mengenai keadaan seluruh kegiatan perusahaan secara cepat dan dapat diandalkan. Informasi ini dikelola di Accounting Group PT
Bank X. Dalam melakukan pekerjaannya, pekerja di Accounting Group sangat bergantung pada komputer sebagai alat kerja untuk memudahkan pekerjaan
mereka. Sehingga mereka menggunakan komputer dengan pemakaian waktu yang lama yang memicu terjadinya gangguan kesehatan mata. Gangguan
kesehatan mata tersebut dapat berupa kelelahan mata yang berdampak pada produktivitas kerja.
Pekerja di Accounting Group memproses informasi-informasi seperti mengolah data, memasukkan data, memeriksa data ke dalam bentuk laporan-
laporan dan mengkomunikasikannya kepada pengambil keputusan. Sehingga diperlukan kualitas dan ketajaman penglihatan agar tidak terjadi kesalahan
laporan. Menurut Soeripto 2008 penglihatan merupakan fungsi pekerjaan yang sangat penting untuk dilaksanakan di dalam industri dan kemampuan
tenaga kerja untuk melihat apa yang sedang dikerjakan adalah langsung berhubungan dengan kecepatan dan ketelitian dengan apa yang dilakukannya
terhadap pekerjaanya.
Berdasarkan informasi dari kalangan perusahaan hingga saat ini belum pernah dilakukan suatu penelitian terhadap pekerja yang berhubungan dengan
keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di PT Bank X. Selain itu belum pernah dilakukan pemeriksaan fisik lingkungan kerja berupa tingkat
pencahayaan, dan belum pernah dilakukannya pemeriksaan terhadap kesehatan pekerja yang berhubungan dengan gangguan kesehatan mata di Accounting
Group PT Bank X. Padahal pekerjaan di Accounting Group merupakan pekerjaan vital PT Bank X dimana laporan dari seluruh cabang kantor di dalam
dan di luar negeri diolah di Accounting Group. Peneliti juga melakukan studi pendahuluan terhadap 15 pekerja dimana
berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, sebanyak 13 pekerja merasakan adanya keluhan kelelahan mata pada saat bekerja menggunakan
komputer. Keluhan kelelahan mata yang paling banyak dirasakan adalah sakit kepala sebanyak 46,67, mata terasa perih sebanyak 46,67 dan penglihatan
kabur sebanyak 40. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan kelelahan mata pada pengguna komputer di
Accounting Group PT Bank X agar risiko kejadian kelelahan mata dapat diminimalisasi.
1.2 Rumusan Masalah