67
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Faktor risiko yang diteliti sulit diukur secara akurat karena keterbatasan peneliti dan di lapangan, seperti :
a. Keluhan kelelahan mata yang diukur hanyalah keluhan secara subjektif yang dirasakan oleh pekerja. Untuk penelitian selanjutnya pengukuran keluhan
kelelahan mata dilakukan secara lengkap misalnya seperti pemeriksaan klinis.
b. Variabel kelainan refraksi yang diukur hanya dengan snellen chart oleh peneliti dan tidak dianalisis mengenai status refraksi. Untuk penelitian
selanjutnya pengukuran kelainan refraksi dapat dilakukan secara lengkap misalnya seperti pemeriksaan klinis oleh dokter mata.
6.2 Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Accounting Group
PT Bank X, Jakarta Tahun 2013
Kelelahan mata menurut Ilyas 1991 disebabkan oleh stres yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat
seseorang berupaya untuk melihat pada objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian, otot-otot mata akan
bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot-otot
pengakomodasi otot-otot siliar makin besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata, stres pada retina dapat
terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama.
Manifestasi kelelahan mata sebagian tergantung dari pemakaian kedua mata, sebagian dari kemampuan alat penglihatan dan sebagian lagi dari
kemampuan sesorang untuk mempertahankan usaha yang terus menerus tanpa menjadi lelah. Menurut Donders, kelelahan mata sendiri sebenarnya adalah
kelelahan otot, karena kelebihan beban pada otot siliar. Kemudian baru ditambahkan kelelahan dari saraf yang mengatur pergerakan bola mata untuk
mempertahankan konvergensi Ivone, 2004. Hasil penelitian yang dilakukan pada pengguna komputer di Accounting
Group PT Bank X, sebagian besar pengguna komputer mengalami keluhan kelelahan mata 72 sedangkan sebanyak 28 tidak mengeluhkan keluhan
kelelahan mata, hal ini mungkin disebabkan mata responden tidak mengalami kelainan refraksi dan tingkat pencahayaan yang sudah sesuai standar di meja
kerjanya. Selain itu bisa disebabkan karena pengguna responden kurang fokus dalam bekerja, sehingga otot mata nya tidak bekerja terlalu kuat. Jenis keluhan
yang paling banyak dialami adalah mata perih 77,8. Menurut Ilyas 1991 orang yang berusia 40 tahun atau lebih, akan memberikan keluhan berupa mata
yang sering terasa perih, mata berair dan mata lelah. Hal ini disebabkan karena dengan bertambahnya usia maka setiap lensa akan mengalami kemunduran
kemampuan untuk mencembung atau berkurangnya daya akomodasi. Pheasant 1991 juga mengungkapkan bahwa lensa menjadi lebih kaku dengan
berjalannya usia. Sehingga ketegangan otot mata yang lebih besar diperlukan untuk akomodasi.
Gangguan pada akomodasi mata akan menimbulkan keluhan kelelahan mata Ilyas, 1991. Dari hasil penelitian di Accounting Group PT Bank X
Jakarta diketahui bahwa responden yang mengalami kelainan refraksi dan mengalami keluhan kelelahan mata sebanyak 79,4.
Penggunaan komputer dalam jarak dekat juga mempengaruhi terjadinya keluhan kelelahan mata karena mata akan terus menerus berakomodasi.
Kenyamanan penglihatan dan postur yang baik tergantung pada jarak antara layar monitor dengan mata. Untuk bekerja dengan menggunakan komputer
jarak antara mata dengan layar komputer minimum adalah 50cm Pheasant, 2003. Hasil penelitian pada pengguna komputer di Accounting Group PT Bank
X menunjukkan bahwa responden sebagian besar bekerja dengan jarak monitor ≥ 50 cm. Responden yang bekerja dengan jarak layar monitor ≥ 50 cm atau
50 cm juga mengalami keluhan kelelahan mata. Menurut Soeripto 2008 kondisi lingkungan kerja yang suram atau
pencahayaan yang kurang dapat menyebabkan terjadinya ketegangan mata dan mempercepat terjadinya keluhan kelelahan mata karena tenaga kerja akan
berupaya melihat pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, dengan cara berakomodasi secara terus menerus. Hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pencahayaan dengan keluhan kelelahan mata. Untuk itu kondisi pencahayaan harus sesuai dengan
karakteristik pekerjaanya agar tidak menurunkan ketelitian, memperpanjang waktu kerja, menurunkan hasil produksi dan cenderung terjadinya kecelakaan
maupun terganggunya kesehatan kerja. Menurut Lipson 2008, untuk mengurangi dan mencegah terjadinya
kelelahan mata maka lakukanlah istirahat. Istirahatkanlah pendangan dari layar monitor 2
– 3 menit setiap 30 menit. Saat istirahat, fokuskan pandangan pada sesuatu di jarak yang jauh dan bila memungkinkan berjalanlah di sekitar tempat
kerja. Selain itu penggunaan antiglare pada layar monitor juga dapat meminimalisir kejadian keluhan kelelahan mata.
6.3 Hubungan antara Usia dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna