Notaris Sebagai Pejabat Umum

2. Surat itu harus memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar suatu hak atau perikatan; dan 3. Surat itu diperuntukan sebagai alat bukti. Akta Notaris atau akta autentik, yaitu akta yang pembuatannya dari awal dimulai dari tindakan menghadap sampai pada akhir atau penandatanganan akta itu semuanya tunduk pada aturan-aturan hukum dalam hal ini tunduk pada Undang-Undang Jabatan Notaris. Sebagaimana disebutkan oleh ketentuan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Mengenai unsur-unsur dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan akta autentik dapat di lihat di dalam ketentuan Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dirumuskan sebagai berikut. 24 1. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang. Artinya jika bentuknya tidak ditentukan oleh undang-undang maka salah satu unsur akta autentik itu tidak terpenuhi dan jika tidak dipenuhi unsur dari padanya maka tidak pernah ada yang disebut dengan akta autentik. 2. Akta itu harus dibuat oleh seorang pejabat umum. 3. Bahwa akta itu dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk membuatnya di tempat dimana akta itu dibuat. Sepanjang mengenai akta para pihak yang dijamin keabsahannya sebagai akta autentik harus memuat syarat-syarat sebagai berikut. 25 24 Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 107 1. Tanggal dari akta itu 2. Tanda tangan yang ada dalam akta itu 3. Identitas dari orang yang hadir 4. Bahwa yang tercantum dalam akta itu adalah sesuai dengan apa yang diterangkan oleh para penghadap kepada Notaris untuk dicantumkan dalam bentuk akta itu, sedangkan kebenaran dari keterangan-keterangan itu sendiri hanya pasti antara pihak-pihak yang bersangkutan sendiri. Menurut pendapat yang umum mengenai keabsahan akta autentik, terdapat dua jenis akta autentik yaitu. 26 1. Akta pejabat ambtelijke acte atau akta relaas Akta pejabat merupakan akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi wewenang untuk itu dengan mana pejabat menerangkan apa yang dilihat serta apa yang dilakukannya, jadi inisiatif tidak berasal dari orang yang namanya diterangkan dalam akta, ciri khas yang tampak pada akta pejabat, yaitu tidak adanya komparisi dan Notaris bertanggung jawab penuh atas pembuatan akta ini. Notaris juga dilarang melakukan suatu justifikasi penilaian sepanjang pembuatan akta pejabat, contohnya adalah akta risalah rapat umum pemegang saham, akta penarikan undian. Pada akta ini, tanda tangan tidak merupakan keharusan bagi autentisitas dari akta. Apabila pihak yang hadir menolak untuk mendapatkan 25 G. H. S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, cet. 4, Jakarta: Erlangga, 1996, hal. 53 26 Sjaifurrahman,Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, cet. 1, hal. 109 akta, maka akta tetap merupakan akta autentik. Misalnya pada pembuatan akta berita acara rapat para pemegang saham dalam perseroan terbatas, para pihak yang hadir telah meninggalkan rapat sebelum menandatangani akta itu, maka yang menandatangani akta tersebut hanya saksi-saksi dan Notaris. Kebenaran isi dari akta pejabat ini tidak dapat digugat, kecuali dengan menuduh bahwa akta itu adalah palsu. 2. Akta pihak atau akta penghadap partic acte Akta yang dibuat dihadapan pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan akta itu dibuat atas permintaan pihak-pihak yang berkepentingan. Ciri khas akta dari akta ini adanya komparisi atas keterangan yang menyebutkan kewenangan para pihak dalam melakukan perbuatan hukum yang dimuat dalam akta, contoh akta jual beli, akta sewa menyewa, akta pendirian perseroan terbatas, akta pengakuan hutang dan lain sebagainya. Undang-undang mengharuskan bahwa akta partij, dengan diancam akan kehilangan autentisitasnya atau dikenakan denda, harus ditandatangani oleh para pihak yang bersangkutan atau setidak-tidaknya didalam akta itu diterangkan apa yang menjadi alasan tidak ditandatanganinya akta itu oleh pihak atau para pihak yang bersangkutan. Dalam kaitan dengan pembuktian sebaliknya terhadap isi akta, pada akta ini dapat digugat isinya, tanpa menuduh akan kepalsuannya, dengan jalan menyatakan bahwa keterangan dari para pihak yang bersangkutan ada diuraikan menurut sesungguhnya dalam akta itu, akan tetapi keterangan itu