BAB II PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS OLEH NOTARIS
A. PENGERTIAN NOTARIS
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dalam Pasal 1
angka 1 UUJN 2014 berbunyi; “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik
dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini atau berdasarkan undang-
undang lainnya”. Notaris adalah sebuah profesi yang dapat dilacak balik ke abad ke 2-3 pada
masa Roma kuno, dimana mereka dikenal sebagai scribae, tabellius atau notarius. Pada masa itu, mereka adalah golongan orang yang mencatat pidato. Istilah notaris
diambil dari nama pengabdinya, Notarius, yang kemudian menjadi istilahtitel bagi golongan orang penulis cepat atau stenografer. Notaris adalah salah satu cabang
dari profesi hukum yang tertua di dunia. Jabatan notaris ini tidak ditempatkan di lembaga eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif. Notaris diharapkan memiliki
posisi netral, sehingga apabila ditempatkan di salah satu dari ketiga badan negara tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap netral. Dengan posisi netral
tersebut, notaris diharapkan untuk memberikan penyuluhan hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan notaris atas permintaan kliennya. Dalam hal
melakukan tindakan hukum untuk kliennya, notaris juga tidak boleh memihak kliennya, karena tugas notaris ialah untuk mencegah terjadinya masalah.
16
B. TINJAUAN DALAM PELAKSANAAN JABATAN NOTARIS
Notaris merupakan profesi di bidang hukum yang terkait erat dengan pembuatan alat bukti berupa akta. Keberadaannya di nusantara sejak zaman
kolonial Belanda mendasarkan pada Reglement op Het Notaris Ambt in Indonesia Stb. 1860 Nomor 3. Peraturan kolonial Belanda ini berlangsung hingga
diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
17
yang saat ini telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.
Notaris mempunyai tugas utama yang berat, karena harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Notaris melalui akta-akta
yang dibuat oleh atau dihadapannya, terkandung suatu beban dan tanggung jawab untuk menjamin kepastian hukum bagi para pihak. Untuk itu diperlukan suatu
tanggung jawab baik individual maupun sosial, terutama ketaatan terhadap norma- norma hukum positif dan kesediaan untuk tunduk pada Kode Etik Profesi,
sehingga akan memperkuat norma hukum positif yang sudah ada. Seorang notaris harus menjunjung tinggi tugasnya serta melaksanakannya dengan tepat dan jujur,
yang berarti bertindak menurut kebenaran sesuai dengan sumpah jabatan notaris.
16
http:id.wikipedia.orgwikiNotaris diakses 6 April 2015 pukul 12.49
17
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, Yogyakarta: UII Press, 2010, hal. 101