Prosedur Perizinan Perseroan Terbatas

Setelah perseroan disahkan sebagai badan hukum, maka perseroan tersebut harus memenuhi asas publisitas, yaitu dengan mendaftarkan perseroan ke dalam daftar perseroan yang diterbitkan dan diselenggaraakn oleh menteri. Ketentuan daftar perseroan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini berhubungan dengan Undang –Undang Nomor 3 Tahun 1982 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indoensia Nomor 12MPPkep1998 tentang Penyelenggaraan Wajib Daftar Perusahaan. Kegiatan pendaftaran tersebut diadakanoleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan sekarang Menteri Perdagangan. Peraturan tersebut mensyaratkan setiap korporasi wajib mendaftarkan korporasinya berdasarkan akta –akta yang telah diotorisasi oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Otorisasi tersebut meliputi; Akta Pendirian sesuai denganpengesahan menteri kehakiman, akta perubahan anggaran dasar dan surat persetujuan menteri; atau akta perubahan anggaran dasar dan laporan kepada menteri. 74 Adapun tujuan dari pendaftaran perusahaan yang diatur dalam Undang – Undang Wajib Daftar Perusahaan ini adalah untuk mencatat bahan –bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu korporasi dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas korporasi yang tercantum di dalam daftar perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusahan. Oleh karena itu, setiap korporasi termasuk korporasi asing 74 Freedy harris dan Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas, cet. 1,hal. 27-28 yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Republik Indonesia dan memiliki izin, wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan. 75 Sebelum pendaftaran dilakukan, pemilik atau pengurus perusahaan ynag bersangkutan wajib memenuhi syarat –syarat yang diperlukan menurut undang– undang. 75 Freedy harris dan Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas, cet. 1, hal. 28

BAB IV MEKANISME PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PT. UMAT POWER

A. Peran dan Tanggung Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas PT.

Umat Power 1. Peran Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat Power Sejak lahirnaya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT, mulai saat itu pula tidak berlaku lagi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang dahulu awal mulanya Indonesia memiliki undang-undang khusus mengenai Perseroan Terbatas yang sebelumnya hanya diatur dengan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang KUHD, yang tentu saja sedikit banyak sudah tidak relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, terutama mengenai dunia usaha yang telah kian maju. Undang-Undang Perseroan Terbatas mewajibkan Akta Pendirian suatu Perseroan Terbatas dengan Akta Notaris. Yang kemudian diajukan permohonan Pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia oleh Notaris, UUPT tersebut secara spesifik mengatur tentang Perseroan Terbatas khususnya mengenai prosedur pendirian Perseroan Terbatas, pendirian suatu Perseroan harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu Pendirian, Anggaran Dasar dan Perubahan Anggaran Dasar, Daftar Perseroan dan Pengumuman. Syarat-syarat Pendirian Perseroan sebagaimana harus dipenuhi diatur dalam Pasal 7 UUPT: 76 1 Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan Akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia Yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara Asing atau badan hukum Indonesia atau Asing. Ketentuan dalam ayat ini menegaskan prinsip yang berlaku berdasarkan undang-undang ini bahwa pada dasarnya sebagai badan hukum, perseroan didirikan berdasarkan perjanjian, karena itu harus mempunyai lebih dari satu orang pemegang saham. Perjanjian tersebut harus dibuat dengan “Akta Notaris”, yang berarti bahwa perjanjian pendirian Perseroan tersebut tidak dapat dibuat dibawah tangan, tetapi harus dibuat oleh pejabat umum yang ditunjuk untuk membuat Akta Pendirian tersebut, yaitu Notaris dan dibuat “dalam bahasa Indonesia”, bukan dalam bahasa lainnya. Jika Akta pendirian tersebut, ingin dibuatkan dalam bahasa lainnya di luar bahasa Indonesia adalah sah saja, tetapi bukan menjadi dasar untuk dapat diajukan dalam rangka pengesahan Akta pendirian tersebut. Sedangkan ketentuan 2 dua orangpendiri atau lebih ini tidak berlaku bagi: a. Persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara, atau 76 Lihat jugaUndang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjammin, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pasar Modal. 2 Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Pendiri harus memiliki bukti kepemilikan atas perseroan dari harta perseroan yang berbentuk saham sehingga pada waktu perseroan didirikan, bagaimana saham dari pendiri ini wajib diambil oleh pendiri untuk berperan dalam mengambil keputusan pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Pada saat pendirian perseroan dalam Anggaran Dasar disebutkan jumlah modal dasar perseroan, yang kemudian dinyatakan dalam bentuk saham yang memiliki nilai nominal atas saham tersebut, yang sering disebut sebagai “harga pari” per value yang dinyatakan dalam bentuk rupiah. Setiap pendiri mendapatkan sejumlah saham yang sesuai dengan modal yang disertakan dalam perseroan tersebut. 3 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku dalam rangka peleburan. Dalam hal peleburan seluruh aktiva dan pasiva perseroan yang meleburkan diri, masuk menjadi modal perseroan hasil peleburan dan pendiri tidak mengambil bagian saham sehingga pendiri dari perseroan yang meleburkan diri dan nama pemegang saham dari perseroan hasil peleburan adalah nama pemegang saham dari perseroan yang meleburkan diri. 4 Perseroan memperoleh status badan hukum pada tangga diterbitkannya Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. Ketentuan ini menegaskan bahwa perbuatan hukum perseroan sebagai badan hukum mulai berlaku sejak tanggal diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. Dengan demikian, semua tindakan hukum sebelum pengesahan tersebut menjadi tangggung jawab setiap pendiri perseroan secara tanggung renteng, pengesahan ini dilakukan melalui jasa teknologi informasi Sistem Administrasi Badan Hukum secara elektronik oleh Menteri. Bahwa hal ini sebenarnya telah diatur sebelumnya dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Nomor C-24.HT.01.01 Tahun 2004 Tanggal 12 November 2004 tentang Petunjuk Teknik Sistem Admiinistrasi Hukum Umum. Sistem Administrasi Hukum Umum Sisminbakum merupakan suatu bentuk pelayanan kepada masyarakat yang diberikan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, khususnya Direktorat Administrasi Hukum Umum dalam hal pengesahan atau perseroan yang dilakukan secara online yang dapat diakses melalui website yang telah ditentukan oleh departemen tersebut. 5 Setelah perseroan memperoleh status badan hukum dan pemegang saham menjadi kurang dari 2 dua orang, dalam jangka waktu paling lama enam bulan terhitung sejak keadaan tersebut pemegang saham yang bersangkutan