ini penulis fokuskan adalah Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat Power yang dilakukan Pada Notaris PPAT Dradjat Darmadji dimana penulis
menjelaskan Peran dan Tanggung dimana penulis menjelaskan apa Jawab Notaris dalam Pendirian Perseroan Terbatas dan Upaya yang dapat dilakukan Notaris
untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan peran dan Tanggung Jawab sebagai Notaris.
E. Kerangka Teoritis dan Konseptual
Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan ini, maka penulis akan mencantumkan beberapa istilah yang sering digunakan atau dominan digunakan
dalam penelitian ini. Istilah yang dicantumkan dalam tinjauan pustaka ini juga dapat dijadikan sebagai konsepatau kerangka berpikir untuk memahami dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.
1. Kerangka Teoritis
Notaris merupakan profesi di bidang hukum yang terkait erat dengan pembuatan alat bukti berupa akta. Keberadaannya di nusantara sejak zaman
kolonial Belanda mendasarkan pada Reglement op Het Notaris Ambt in IndonesiaStb. 1860 Nomor 3. Peraturan kolonial Belanda ini berlangsung
hingga diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris
10
yang saat ini telah di ubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.
Notaris mempunyai tugas utama yang berat, karena harus memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Notaris melalui akta-akta
yang dibuat oleh atau dihadapannya, terkandung suatu beban dan tanggung jawab untuk menjamin kepastian hukum bagi para pihak. Untuk itu dieperlukan
suatu tanggung jawab baik individual maupun sosial, terutama ketaatan terhadap norma-norma hukum positif dan kesediaan untuk tunduk pada Kode
Etik Profesi, sehingga akan memperkuat norma hukum positif yang sudah ada. Seorang notaris harus menjunjung tinggi tugasnya serta melaksanakannya
dengan tepat dan jujur, yang berarti bertindak menurut kebenaran sesuai dengan sumpah jabatan notaris. Seorang notaris dalam memberikan pelayanan, harus
mempertahankan cita-cita luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati nurani.
11
Dalam Pasal 1 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut
perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham-saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksananya.
10
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, cet. 2, Yogyakarta: UII Press, 2010, hal. 101
11
Putri A.R, Perlindungan Hukum Terhadap Notaris, cet. 1, Jakarta: Softmedia, 2011, hal. 5
2. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris yaitu Kewenangan, Kewajiban, dan Larangan Notaris.
12
Tentang Pendirian Perseroan Terbatas seperti tertuang dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
13
F. Asumsi
Asumsi adalah anggapan tentang suatu masalah atau fakta yang sudah mengandung kebenaran tanpa melakukan pembuktian. Dengan kata lain masalah
yang dipaparkan dalam asumsi tidak perlu lagi diuji kebenarannya, hal ini sesuai denga
n pendapat yang mengatakan “Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang dipakai untuk
tempat berpijak dalam melaksanakan penelitiannya”. Anggapan dasar adalah suatu titik tolak pemikirannya diterima oleh penyelidik. Dalam penelitian yang berjudul
“Mekanisme Pendirian Perseroan Terbatas PT. Umat Power” penulis mengemukakan asumsi sebagai berikut:
12
Lihat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
13
Lihat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas